Anak Terpapar COVID-19, Ortu Sebaiknya Dengar Dulu Penjelasan Dokter ini

Minggu, 25 Juli 2021 – 16:07 WIB
Ilustrasi - Seorang anak bermain di antara lukisan tiga dimensi yang dibuat warga RT.03/RW.19 Perumahan Bojong Depok Baru 1, Bojonggede, Bogor, Jawa Barat. Foto: Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Para orang tua yang anaknya terpapar COVID-19 penting mendengar penjelasan dokter spesialis kesehatan anak Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr. Nina Dwi Putri.

Dia mengatakan anak yang tidak bergejala dan bergejala ringan COVID-19 tidak memerlukan antivirus.

BACA JUGA: Cara Sederhana Mendeteksi Penyakit Jantung Bawaan pada Anak

"Bagi anak-anak yang tidak bergejala dan bergejala ringan tidak membutuhkan antivirus, kecuali pertimbangan khusus (dari dokter) anak-anak risiko tinggi untuk (bergejala) berat karena komorbiditas," ujar dokter Nina dalam seminar daring Heartology Cardiovascular Center, dikutip pada Minggu (25/7).

Komorbiditas atau penyakit penyerta anak yang akan berisiko lebih besar untuk terpapar COVID-19 adalah pasien dengan gangguan sistem imun seperti kanker.

BACA JUGA: Kenali Gejala Stres Pada Anak Sejak Dini, Jangan Abai

Kemudian, gagal ginjal, autoimun dan HIV. Kemudian kelainan jantung bawaan, penyakit paru kronik, asma, diabetes melitus, obesitas dan kelainan saraf.

Menurut dr. Nina, pemberian antivirus ditentukan oleh dokter sesuai dengan keadaan pasien.

BACA JUGA: Orang tua Penting Antisipasi 3 Masalah Kesehatan Pada Anak di Masa Pandemi

"Dokter akan menentukan sesuai keadaan pasien. Anak sesak dan gejala berat dirawat inap dan diberikan antivirus," katanya.

Dia juga menegaskan antibiotik bukan obat COVID-19.

Hal ini menyusul beredarnya narasi dan pesan yang berisi resep obat untuk COVID-19 di media sosial yang berisi saran penggunaan beberapa jenis obat.

Seperti azithromycin, favipiravir dan dexamethasone untuk mengobati COVID-19.

Antibiotik ini umumnya mudah dan murah didapat di apotek secara luring maupun daring.

"Apa perlu antivirus dan antibiotik? Sebagian besar anak akan sembuh sendiri, tidak memerlukan antivirus atau antibiotik (kecuali bergejala berat dan dirawat di rumah sakit," tuturnya.

Dokter lulusan Universitas Indonesia ini juga mengingatkan pentingnya orang tua memastikan semua orang yang berada di rumah tidak bergejala atau bergejala ringan, jika melakukan isolasi mandiri di rumah dengan anak.

Selanjutnya, memastikan lingkungan rumah memadai, memiliki ruangan terpisah dengan ventilasi yang baik.

Sementara untuk pengobatan dan pemantauan di rumah, dokter Nina mengatakan orang tua sebaiknya aktif memantau suhu, saturasi oksigen dua kali sehari, laju napas, gejala asupan makanan, aktivitas anak dan tanda-tanda dehidrasi.

"Untuk pengobatan sendiri, sifatnya hanya untuk membuat anak nyaman."

"Misalnya, jika anak demam lalu aktivitas terganggu, dapat diberikan obat demam."

"Jangan lupa untuk memberikan asupan makanan bergizi tinggi dan bervitamin," pungkas dokter Nina.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler