Analisis Andi Arief soal BPN Prabowo Pindah Markas ke Jateng

Selasa, 11 Desember 2018 – 04:14 WIB
Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief. Foto: Twitter/AndiArief_

jpnn.com, JOGJA - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat (PD) Andi Arief menilai rencana pemindahan markas Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto - Sandiaga S Uno (BPN Prabowo - Sandi) dari Jakarta ke Jawa Tengah (Jateng) merupakan langkah beralasan. Menurutnya, wilayah Jateng dan Jawa Timur (Jatim) akan menjadi penentu pemenang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Andi mengatakan, persaingan Joko Widodo - KH Ma’ruf Amin (Jokowi - Ma’ruf) dengan Prabowo - Sandi di Sumatera dan Indonesia bagian timur cukup ketat. Dalam analisianya, Jokowi - Ma’ruf unggul di Indonesia bagian timur, sedangkan Prabowo - Sandi memimpin di wilayah Sumatera.

BACA JUGA: Relawan Jokowi Bersatu Bakal Ladeni BPN Prabowo di Jateng

“Kami anggap zero-zero (kosong-kosong, red). Jadi siapa yang menang di Jawa Timur dan Jawa Tengah ini yang akan memenangi pemilu kita," katanya ditemui di Angkringan Jaman Edan, Jalan Margo Utomo, Jogja, Senin (10/12) malam.

Karena itu Andi menilai pemindahan markas BPN Prabowo - Sandi dari Jakarta ke Solo merupakan taktik yang tepat. Sebab, wilayah Solo, Boyolali, Klaten, Karanganyar dan Sragen merupakan basis kuat pendukung Jokowi pada Pilpres 2014.

BACA JUGA: Alasan PAN Kalsel Alihkan Dukungan ke Jokowi-Maruf Amin

Karena itu BPN Prabowo - Sandi menyasar wilayah Solo Raya. "Bukan masuk ke tengah, Demak, Pati, Semarang dan sebagainya," katanya.

Merujuk survei internal PD, Andi mengatakan bahwa suara pendukung Jokowi - Ma’ruf di Brebes, Kebumen dan Banyumas terus tergerus. Tapi, kata mantan aktivis mahasiswa itu, Jokowi masih punya lumbung suara di wilayah Solo Raya hingga Pacitan.

BACA JUGA: PT LIB: Liga 1 2019 Bakal Dimulai Setelah Pilpres Selesai

”Boyolali, Solo, Klaten, Karanganyar, Sragen sampai Magetan, Pacitan masih daerah pertempuran. Kita lihat saja nanti apakah berhasil atau tidak, tapi sebagai taktik (pemindahan markas BPN, red) harus dilakukan," katanya.

Andi mengatakan, kalaupun Prabowo -Sandi tidak bisa menang di Jateng, paling tidak bisa mengibangi suara Jokowi - Ma’ruf. Sebab, katanya, elektabilitas Jokowi di Jateng masih di atas 60 persen.

“Di Jawa Timur di atas 55 persen. Di Jawa Barat Pak Prabowo sudah di atas 55 persen," katanya.

Andi menambahkan, survei internal PD juga masih seperti hasil jajak pendapat lembaga lain. Jokowi masih unggul di atas 55 persen, sementara Prabowo-Sandi stagnan kisaran 32 persen. "Tapi masih belum bisa dikatakan siapa yang menang," katanya.

Namun, Andi menegaskan bahwa ada tren penurunan suara Jokowi. Sebab, bisa saja yang terjadi seperti di Malaysia.

“Apakah akan meniru karakter pemilu Malaysia di mana petahana terus unggul dan di hari terakhir rakyat memutuskan tidak,” ujarnya. “Kita baru bisa melihat (siapa pemenang Pilpres) pada akhir Maret nanti," ucapnya.(dho/JPC)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PAN Kalsel Ogah Dukung Prabowo, TKD Melapor ke Kiai Maruf


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler