jpnn.com, JAKARTA - Platform startup Bunker baru saja meluncurkan software yang mampu memberikan solusi dalam meningkatkan visibilitas keuangan secara cepat dan akurat.
Software ini diklaim dapat menemukan deretan transaksi yang seringkali terlewat dalam data akuntansi perusahaan atau Enterprise Resource Planning (ERP).
BACA JUGA: Konsisten Jaga Laporan Keuangan Haji, BPKH Raih Opini WTP 5 Kali Berturut-turut
Software rancangan Bunker ini disebut bisa dengan mudah menelusuri dan menganalisis data melalui pemindaian ribuan baris transaksi.
CEO dan Co-Founder Bunker Shivom Sinha mengatakan para petinggi perusahaan sering kali memiliki standar besar dalam mengatur strategi keuangan.
BACA JUGA: DPRD Curigai Laporan Keuangan PT AMGM, Beban Penyusutan dan Kantor Jadi Sorotan
Namun, proses perencanaan dan analisis laporan keuangan yang dangkal dan lambat, kerap menjadi permasalahan setiap bulannya.
Proses pembongkaran dan pengolahan data dinilai sangat melelahkan.
BACA JUGA: BPK Apresiasi Upaya Kemensos Kelola Laporan Keuangan Hingga Meraih Predikat WTP
Oleh karena itu, tak jarang ditemukan kelalaian selama proses, yang menyebabkan cash flow maupun penganggaran buruk.
Bunker pun hadir dengan inovasi software yang dapat membantu berbagai masalah tersebut.
Shivom Sinha menjelaskan para klien Bunker telah membuktikan penghematan biaya minimal sebesar 10 persen dari OpEX selama penggunaan pertama.
"Bunker hadir, secara efisien menjembatani kesenjangan tersebut sehingga pemimpin dapat merencanakan dan menjalankan bisnis dengan tepat," kata Shivom Sinha, Selasa (1/8).
Layanan Bunker mencakup laporan PDF bulanan yang terdiri dari poin-poin, grafik dan tabel dalam bahasa yang mudah dipahami, serta menghadirkan kolaborasi strategis lintas fungsi.
Bunker juga telah terintegrasi dengan software seperti Xero, NetSuite, QuickBooks, Jurnal, Accurate, SAP dan lainnya.
Tidak seperti perangkat lunak intelijen bisnis di pasaran, Bunker hanya memerlukan waktu hitungan hari untuk diimplementasikan.
Software ini juga dirancang tanpa pemasangan atau pelatihan yang rumit bagi pengguna. (mcr31/jpnn)
Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Romaida Uswatun Hasanah