Anas: PT Bukan Pembunuh Parpol

Jumat, 17 Desember 2010 – 20:34 WIB
JAKARTA - Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, membantah anggapan bahwa peningkatan parliamentary threshold (PT) sengaja dilakukan oleh partai politik (parpol) yang mapan, untuk memasung partai politik kecilMenurutnya, pemberlakuan PT yang diinginkan Partai Demokrat sebesar 4 persen bukan untuk 'membunuh', tetapi sebagai manajemen demokrasi agar parpol lebih tertata.

"Parliamentary threshold ini bukan pemasungan atau pembunuhan parpol, (atau) melawan kebebasan politik

BACA JUGA: Dukung Penetapan Sultan, Paripurna DPD Hujan Interupsi

Ini manajemen demokrasi, supaya lebih tertata dan mapan
Sehingga demokrasi yang diterapkan bisa produktif," kata Anas kepada wartawan, usai membuka workshop bertajuk "Menata Kembali UU Politik Menuju 2014" di Hotel Twin Plaza, Jalan S Parman, Jakarta, Jumat (17/12).

Menurut Anas, jika PT tidak dinaikkan, maka pemilu di Indonesia hanya akan bergulat dengan soal penghitungan kursi dan perebutan suara, tidak sampai kepada peningkatan produktivitas dari pemilu

BACA JUGA: Demokrat Ingin PT Dinaikkan 4 Persen

"Pemilu kita hanya bergulat (di situ) terus, sehingga produktifitas menjadi nomor ke-sekian
Butuh pengaturan yang demokratis, dengan semangat kebebasan," katanya.

Pemberlakukan PT (lebih tinggi), kata Anas pula, juga dalam rangka menguji keseriusan partai-partai untuk lebih berprestasi

BACA JUGA: Delapan Pilkada di Sulut, Tujuh ke MK

"Memberikan semangat kepada partai untuk sungguh-sungguh, sehingga bisa melampaui batas minimal, untuk berprestasiTermasuk mendorong partai tanpa terkecuali, untuk bekerja keras kepada rakyat(Jadi) idenya bukan menyingkirkan atau membunuh partai baru," tukasnya.

Sementara itu, pengamat politik dari Center for Strategic and International Studies (CSIS), J Kristiadi, punya pandangan yang
berbedaMenurutnya, pemberlakukan PT itu berhubungan langsung dengan peningkatan produktivitas hasil Pemilu"Saya sendiri kurang percaya bahwa itu (dengan PT yang tinggi) akan memperbaiki keadaan," katanya.

Yang harus dibenahi untuk meningkatkan kualitas Pemilu, kata J Kristiadi, adalah sistem internal kepartaianMenurutnya, pengkaderan partai harus jelas, dan rekrutmen yang dilakukan parpol transparan, termasuk melakukan pendalaman terhadap nilai, sehingga para kader punya pemahaman politik yang mulia"Yang tak kalah penting adalah komitmen," tukasnya.

J Kristiadi pun menjelaskan, untuk Pemilu 2014, belum saatnya PT dinaikkanPartai-partai kecil menurutnya, perlu diberi kesempatan agar persaingan lebih sehat"Tapi itu pilihan (berlakukan PT)Kita ini juga pernah milihKepala daerah dipilih DPRD, kemudian pemilihan langsung, (kemudian) kembali DPRDTidak ada yang salah, karena ini pilihan," katanya.

Sehubungan dengan itu, kalaupun PT nantinya akan disepakati dinaikkan, maka menurutnya masih ada jalan terakhir bagi parpol yang tidak sepakatYakni dengan melakukan uji materi (judicial review) ke Mahkamah Konstitusi (MK)"Kalau memang itu tidak disepakati, maka akan bisa nanti di-judicial review di MKBerikanlah kesempatan kepada partai lima tahun lagi untuk memberlakukan 2,5 persen dulu, supaya ada pertarungan yang lebih sehat," pungkasnya(awa/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Soal RUUK, Setgab-Pemerintah Satu Suara


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler