Anas Yakin Tidak Pengaruhi Kredibilitas SBY

Bocoran Wikileaks yang Dibeber 2 Koran Australia

Minggu, 13 Maret 2011 – 23:14 WIB

JAKARTA - Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum meyakini berita di harian The Age dan Sidney Morning Herald yang mengangkat penyalahgunaan kekuasaan oleh SBY tidak akan mempengaruhi kredibilitas PresidenMenurutnya, rakyat Indonesia bisa memilah mana berita yang sifatnya sensasi, gosip dan obrolan di warung yang tidak berbasis fakta.

"Rakyat Indonesia lebih tahu siapa presiden, rakyat Indonesia lebih tahu kredibilitas pemimpinnya

BACA JUGA: Arogansi Kada Perburuk Layanan Publik di Daerah

Karena itu saya yakin berita sensasional itu tidak akan menggangu kredibilitas presiden, kredibilitas ibu negara, kredibilitas negara
Oleh karena itu akan tetap konsentrasi untuk bekerja mengurus pemerintahan dan rakyat," kata Anas di sela-sela pelantikan biro-biro DPD Demokrat DKI Jakarta, di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, Minggu (13/3)

BACA JUGA: Bencana di Jepang, ARF DiRex Tetap Berlangsung



Menurut Anas, data-data yang dibeberkan dua harian media yang berpengaruh di Australia itu memiliki akurasi yang sangat rendah
Karenanya, kewibawaan Presiden di mata rakyat Indonesia tetap akan terjaga dan tidak memberikan efek

BACA JUGA: Presiden SBY Kembali Dicap Bohong



Apalagi kata Anas, Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta sudah menyampaikan permintaan maaf dan menyesalkan sensasi berita yang didasarkan pada data wikileaks"Menurut saya yang penting adalah bahwa bagaimana berita yang hanya sekedar gosip ini tidak mempengaruhi kredibilitas pemerintah Indonesia dan Presiden," katanya

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, sumber laporan The Age dan Sydney Morning Herald adalah kawat diplomatik Kedutaan Besar AS di Jakarta yang dibocorkan WikileaksDalam berita itu disebutkan bahwa korupsi yang diminta untuk ditutup itu melibatkan Taufik Kiemas, politisi PDI Perjuangan yang juga suami mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputri.

The Age edisi Jumat (11/3), menurunkan berita utama berjudul Yudhoyono "abused power" yang memuat bahwa pada bulan Desember 2004, Kedubes AS di Jakarta melaporkan bahwa satu dari sejumlah informan politik yang paling bernilai, yaitu penasehat Presiden, TB Silalahi, meminta Hendarman Supandji yang saat itu menjadi Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) untuk mengumpulkan bukti korupsi yang melibatkan Taufik Kiemas,

The Age menulis, tak berselang lama setelah terpilih menjadi Presiden menggantikan Megawati, SBY mengintervensi kasus korupsi yang melibatkan Taufik KiemasFigur penting di PDI Perjuangan yang kini menjadi Ketua MPR RI itu dilaporkan telah menggunakan kekuatannya untuk mengontrol PDIP yang menjadi partai peraih suara terbanyak pada Pemilu 1999, untuk menjadi makelar kasusDiplomat AS menyebutnya sebagai "kasus korupsi yang melegenda di masa kekuasaan Megawati."

Istri dan kerabat SBY pun turut disebut dalam bocoran itu sebagai pihak yang memperkaya diri sendiri melalui koneksi-koneksi politikAni Yudhoyono dan kerabatnya disebut menggunakan posisi sebagai first lady untuk mengeruk kekayaan dari posisi politik yang berpengaruhDi awal 2006, diplomat AS dalam laporannya menyebut Kristiani Herawati mencari keuntungan pribadi dengan menjadi makelar jabatan dan makelar proyek(awa/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ibas Didoakan Segera Dapat Jodoh


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler