Ancaman Boikot Pelantikan Tak Halangi Jokowi-JK Bangun Rekonsiliasi

Senin, 28 Juli 2014 – 20:41 WIB

JAKARTA - Ancaman yang dilontarkan partai pengusung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa untuk memboikot pelantikan Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI 2014-2019 dalam Sidang Umum MPR RI tak membuat kubu duet yang dikenal dengan sebutan Jokowi-JK itu surut langkah. Sebab, Jokowi-JK merasa sudah mendapat mandat rakyat untuk memimpin Indonesia dalam 5 tahun ke depan sehingga ancaman boikot dianggap bukan hal yang harus dikhawatirkan.

Pendapat itu disampaikan Hasto Kristiyanto selaku Juru Bicara Tim Pemenangan Jokowi-JK guna menanggapi ancaman dari anggota Fraksi PKS DPR RI, Gamari Sutrisno. Sebelumnya Gamari menyatakan, Jokowi-JK bisa gagal dilantik jika partai pengusung Prabowo-Hatta yang menguasai mayoritas kursi di parlemen memboikot SU MPR pada 20 Oktober nanti.

BACA JUGA: Kubu Jokowi-JK Bantah Bahas Kabinet di Rumah Mega

Menurut Hasto, jika memang konsisten dengan hukum dan demokrasi maka siapapun harus mengakui Presiden-Wakil Presiden RI 2014-2019 hasil pemilu presiden yang digelar 9 Juli lalu. “Ancaman itu tentu patut disayangkan, karena ketika kedaulatan rakyat telah disuarakan justru masih muncul berbagai ganjalan akibat ketidakpuasan,” kata Hasto melalui layanan BlackBerry Messenger, Senin (28/7).

Wakil Sekjen PDI Perjuangan itu menegaskan, menghadang pelantikan Jokowi-JK sama saja melawan suara rakyat yang telah menggunakan hak pilihnya di pilpres lalu. Hasto melihat upaya mengganjal Jokowi-JK yang sudah ditetapkan oleh KPU sebagai pemenang pilpres dan menjadi Presiden-Wakil Presiden RI terpilih periode 2014-2019 masih terus berlangsung.

BACA JUGA: Keluarga Tak Boleh Besuk, Akil Ngamuk

Meski demikian Hasto juga mengatakan bahwa Jokowi-JK justru memilih fokus pada upaya membangun rekonsiliasi demi perjalanan Indonesia ke depan.  Hari Raya Idul Fitri pun dianggap sebagai momentum tepat untuk membangun rekonsiliasi dengan mengedepankan kebaikan masing-masing pihak dan menjujung tinggi nilai-nilai moral.

“Bisa dikatakan bahwa proses pilpres berlangsung saat Ramadan yang penuh rahmat. Rakyat telah memilih pemimpin nasional yang merakyat dan mau melayani. Rekonsiliasi nasional melalui salam tiga jaripun harus terus menerus kita bumikan agar bangsa ini menjadi satu,” pungkasnya.(ara/jpnn)

BACA JUGA: Hatta: Hubungan Dengan Jokowi-JK Tetap Baik

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ngambek, 13 Tahanan KPK Tidak Salat Id


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler