Ancaman Pancasila Itu Ketimpangan Ekonomi dan Ketidakadilan

Senin, 24 September 2018 – 06:12 WIB
Senator asal Provinsi DKI Jakarta, Fahira Idris. Dok. DPD RI

jpnn.com, JAKARTA - Sebagai ideologi dan falsafah negara, sudah sepatutnya segenap rakyat bangga akan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Walau membumikan nilai-nilai Pancasila masih terus menjadi upaya yang terus berproses, tetapi seluruh rakyat Indonesia sepenuhnya menyadari bahwa sejatinya Pancasila-lah yang mengikat hati individu-individu di negeri sehingga melihat perbedaan sebagai keniscayaan, bukan potensi konflik apalagi perpecahan.

Anggota DPD RI Fahira Idris mengingatkan para pemimpin dan pengambil kebijakan di negeri ini bahwa ketahanan Pancasila terus mendapat ujian. Namun, saat ini terjadi salah kaprah mengidentifikasikan ancaman terhadap Pancasila.

BACA JUGA: Penolakan Dakwah UAS Sudah Kelewatan

Salah kaprah ini ditandai dengan getolnya kelompok tertentu yang melebali kelompok lain yang berbeda pendapat sebagai radikal, tidak nasionalis dan antipancasila.

“Padahal, ketimpangan ekonomi yang menganga dan ketidakadilan sosial yang semakin meruncing adalah ancaman nyata bagi Pancasila dan negeri ini. Tetapi anehnya ancaman nyata ini dianggap angin lalu. Jika di sebuah negeri terjadi ketimpangan luar biasa antara kaya dan miskin maka perbedaan sekecil apapun sangat berpotensi menjadi konflik dan perpecahan,” tukas Fahira Idris di sela-sela Sosialisasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, Bhineka Tunggal Ika di Universitas Muhammadiyah Jakarta belum lama ini.

BACA JUGA: Asian Games Lancar, Fahira Puji Kerja Cerdas Anies Baswedan

Menurut Fahira, sila keadilan sosial dalam Pancasila memerintah pemegang tampuk kekuasaan, siapapun itu, untuk mengangkat derajat orang miskin. Jika orang miskin tidak diangkat derajat dan kesejahteraannya maka pasti melahirkan ketidakstabilan di masyarakat dan ini menjadi ancaman serius bagi negeri ini.

“Contoh nyata saja, ketimpangan kepemilikan lahan karena penguasaan lahan oleh segelintir orang sudah melahirkan konflik agraria di banyak tempat. Semua ini terjadi karena ada ketidakadilan,” papar Anggota DPD RI DKI Jakarta yang mencalonkan diri kembali pada Pemilu 2019 ini.

BACA JUGA: Jika Berstatus Bencana Nasional, NTB Segera Bangkit

Keadilan sosial, sambung Fahira, adalah akar persatuan Indonesia sebagai sebuah bangsa yang akan kuat dan menumbuhkan pohon-pohon ketahanan bangsa jika dirasakan rakyat. Itulah kenapa Pancasila ditutup dengan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.(fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pada 17 Agustus 1966, Bung Karno bercerita…


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler