jpnn.com - JAKARTA - Duet Joko Widodo-Jusuf Kalla yang akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI pada 20 Oktober nanti diminta betul-betul cermat memilih para calon pembantu di kabinet. Harapannya, jangan sampai duet yang dikenal dengan sebutan Jokowi-JK itu termakan lobi kelompok tertentu yang hendak memasukkan figur lama jadi menteri lagi.
Peringatan itu disampaikan aktivisi Indonesian Human Rights Commission for Social Justice (IHCS), Ridwan Darmawan, seiring semakin santernya nama-nama lama yang mulai meramaikan bursa calon menteri. Menurutnya, lebih baik Jokowi-JK memilih figur yang benar-benar segar dan tidak tersandera persoalan masa lalu demi mewujudkan harapan ratusan juta rakyat Indonesia.
BACA JUGA: Pelindo II Telusuri Pembuat Spanduk Lino Incar Jabatan Menteri
"Untuk apa ya muka-muka lama itu? Apa tidak ada lagi yang lebih muda dan energik serta membawa paradigma baru dalam pemerintahan ke depan?” kata Ridwan di Jakarta, Senin (6/10).
Lebih lanjut Ridwan mencontohan nama mantan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani yang kini disebut-sebut sebagai salah satu calon menteri. Menurut Ridwan, perempuan yang kini menjadi direktur pelaksana di Bank Dunia itu bahkan mulai santer disuarakan untuk kembali menduduki kursi menkeu lagi.
BACA JUGA: Ini Janji Calon Pimpinan MPR dari DPD
Padahal, lanjut Ridwan, selama ini Sri Mulyani tersandera kasus dugaan korupsi pemberian dana talangan untuk Bank Century. “Dari seratusan juta rakyat Indonesia, apakah tidak ada yang lebih baik?" ujar Ridwan.
Ridwan menambahkan, penunjukan figur menteri yang tak tepat justru akan menjauhkan upaya Jokowi-JK mewujudkan cita-cita Trisakti tentang kemandirian di bidang ekonomi, kedaulatan di bidang politik dan berkepribadian di bidang budaya. Sementara figur semacam Sri Mulyani, kata Ridwan, dikenal sebagai penyokong ekonomi liberal yang memanjakan pasar.
BACA JUGA: Mutasi tak Prosedural Rentan Gugatan
"Saya yakin takkan ada nilai tambah positif untuk pemerintahan ke depan yang bisa dibawa muka-muka lama itu. Terbukti kaum mereka justru membuat Indonesia seperti sekarang ini, jauh dari kondisi ideal konsep Trisakti,” pungkasnya.(rmo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Siapkan Pengamanan BDF, TNI Gelar Apel Pasukan
Redaktur : Tim Redaksi