Andi Saputra Mengaku Anggota Polda Sumsel, Peras TKW di Singapura, Begini Modusnya

Sabtu, 28 Januari 2023 – 09:51 WIB
KTA pelaku yang mengaku anggota Polda Sumsel. Foto: Dokumen Polda Sumsel for JPNN

jpnn.com, PALEMBANG - Seorang pria yang mengaku anggota Polda Sumsel melakukan pemerasan terhadap Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Singapura lewat video call (VC).

Tak hanya memeras, pria yang mengaku berseragam Polri dengan pangkat Brigadir Polisi (Brigpol) tersebut juga mengancam akan menyebarluaskan foto atau video tidak senonoh wanita itu.

BACA JUGA: 6 Oknum LSM Diduga Terlibat Kasus Pemerasan, Kombes Iqbal Bilang Begini

Pelaku yang bernama Andi Saputra itu juga memiliki kartu tanda anggota (KTA) Polri untuk mengelabui korban. 

Kabid Humas Kombes Supriadi mengungkapkan pihaknya mendapatkan laporan dari warga Lumajang yang berprofesi sebagai TKW di Singapura, adanya pemerasan disertai pengancaman yang dilakukan oleh pelaku terhadap korban.

BACA JUGA: Tony Sutrisno Adukan Kasus Pemerasan oleh Oknum Polisi ke Komisi III DPR

"Kami mendapatkan laporan dari korban, kalau dia diperas dan diancam pelaku yang mengaku berdinas di Polda Sumsel," ungkap Kombes Pol Supriadi, Sabu (28/1).

Supriadi mengatakan bahwa anggotanya di bagian SDM telah melakukan pengecekan data pelaku baik Nama dan NRP. 

BACA JUGA: Kompolnas Minta Propam Polri Dalami Keterangan Tony Sutrisno soal Pemerasan

"Setelah dilakukan pencarian, kami dapatkan pelaku bukan anggota Polda Sumsel, karena tidak ditemukan data pelaku. Namun, untuk NRP pelaku terdapat kecocokan tetapi nama yang berbeda yaitu di Polda Sulsel," kata Supriadi.

Supriadi mengatakan untuk kronologinya sendiri berawal dari korban dan pelaku berkenalan di media sosial (medsos). 

Seiring berjalannya waktu, korban dan pelaku sering berkomunikasi.

Suatu saat korban diminta mengirimkan foto atau video tidak senonoh kepada pelaku.

Kemudian pelaku memeras korban dengan ancaman bila tidak diberikan akan menyebarluaskan foto atau video tidak senonoh tersebut.

"Dari informasi yang kami dapatkan sesuai laporan korban di nomor bantuan polisi (Banpol), korban mengirimkan uang kepada keluarga di Jawa Timur, selanjutnya di transfer ke rekening pelaku," tambah Supriadi.

Dari kejadian tersebut, Supriadi mengimbau kepada masyarakat secara luas agar berhati-hati dengan berbagai modus yang dilakukan, khususnya berkenalan di medsos.

"Kita harus waspada jangan terlalu percaya dengan seseorang yang baru dikenal, kita harus mencari tahu terlebih dahulu orang tersebut hingga tidak terjebak dan menjadi korban kejahatan," pungkas Supriadi. (mcr35/jpnn)


Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Cuci Hati

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler