Andre Garu Temui Wapres Terkait Wacana Penutupan Taman Nasional Komodo

Rabu, 20 Februari 2019 – 07:23 WIB
Senator atau anggota DPD RI dari Provinsi NTT Adrianus Garu menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta, Senin (18/2). Foto: Ist for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Senator atau anggota DPD RI dari Provinsi NTT Adrianus Garu menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta, Senin (18/2) lalu. Andre sapaan Adrianus bertemu Wapres Jusuf Kalla untuk meminta solusi terhadap kegiatan perekonomian masyarakat setempat jika Pulau Komodo jadi ditutup oleh pemerintah daerah setempat.

Menurut Andre, sebagian besar masyarakat sekitar Labuan Bajo ibu kota Kabupaten Manggarai Barat menggantungkan hidup dari kegiatan pariwisata di Pulau Komodo, sehingga jika Taman Nasional tersebut ditutup maka perekonomian setempat dapat terganggu.

BACA JUGA: Inilah Alasan Pulau Komodo Bakal Ditutup Sementara

“Penutupan itu harus bertahap, untuk pengembangan dan perbaikan sarana, kami dukung yang begitu. Tetapi harus ada solusi juga, sudah ada ‘homestay’-nya, yang jelas masyarakat di sana utang ke bank, utang ke koperasi, bagaimana ini solusi dari pemerintah,” kata Andre dalam keterangan persnya, Rabu (20/2).

BACA JUGA: Soal Wacana Penutupan TN Komodo, Anggota DPD: Jangan Bikin Warga Susah

BACA JUGA: Pulau Komodo Ditutup pada 2020 ?

Andre menjelaskan sebagian besar investasi di Labuan Bajo memang didominasi pihak swasta, sehingga dengan rencana penutupan Taman Nasional Pulau Komodo akan berpengaruh pada perekonomian setempat karena tidak ada kunjungan wisatawan ke sana.

Oleh karena itu, Andre Garu menemui Wapres JK yang ditunjuk sebagai Duta Besar Pulau Komodo, dengan harapan dapat dicapai solusi agar konservasi Pulau Komodo dapat berjalan seiring dengan upaya peningkatan jumlah wisatawan.

BACA JUGA: KLHK Bentuk Tim Terpadu Kaji Rencana Penutupan Pulau Komodo

“Karena beliau (Wapres JK) adalah Bapak Duta Komodo, sehingga kalau beliau mengeluarkan ‘statement’ tentang situasi masyarakat yang lagi resah dengan penutupan komodo, tentu ‘image’ baik masyarakat lokal maupun agen pariwisata akan pulih,” tambahnya.

Kondisi habitat komodo di Taman Nasional tersebut sudah semakin berkurang, ditambah dengan kondisi fisik komodo yang semakin kecil akibat berkurangnya rusa sebagai makanan komodo.

Hal itu yang mendorong pemerintah daerah setempat bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menutup sementara Pulau Komodo, agar konservasi hewan langka tersebut dapat optimal.

Andre juga menambahkan, Propinsi Nusa Tenggara Timur seharusnya bangga karena termasuk 10 destinasi wisata baru, terutama karena ikon komodo.

“Kita bangga NTT menjadi 10 destinasi baru, dimana komodo jadi iconnya. Ini hal penting biar istilah NTT yang sering disebut Nanti Tuhan Tolong kita ubah jadi Nasib Tergantung Tourism,” ujarnya semringah.

Sebelumnya, terkait rencana penutupan tersebut, Wapres JK mengatakan bahwa destinasi wisata tersebut seharusnya tetap dibuka meskipun dilakukan pemeliharaan terhadap hewan komodo.

“Jangan lupa, dikunjungi atau tidak dikunjungi, tetap saja (komodo) perlu makan,” kata JK di Jakarta pada Selasa (22/1).

Menurut JK, pengembangbiakan rusa dapat dilakukan di tempat lain, sehingga Pulau Komodo tidak perlu ditutup dan kegiatan pariwisata di sana dapat berjalan.

“Itu benar bahwa perlu makannya rusa, kambing itu lebih terkait. Kalau ada pertanyaan apa dikembangkan di tempat lain dulu lalu dibawa ke situ, itu bisa saja,” ujar Andre Garu.(fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... DPD RI Dorong Presiden Alokasikan Dana Kecamatan pada APBN 2020


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler