Andreea Rusu, Warga Rumania yang Getol Kenalkan Budaya Indonesia

Cari Utang untuk Datangkan Seniman Batak

Senin, 04 Mei 2015 – 02:29 WIB
DUTA BUDAYA: Andreea Rusu (kanan) saat menceritakan lembaga yang didirikannya kepada Taufik Kurniawan di Terminal VIP Bandara Internasional Henri Coanda, Bucharest. Foto: Gunawan Sutanto/Jawa Pos

jpnn.com - Pengalaman mendapat beasiswa dari pemerintah Indonesia membekas di hati Andreea Rusu. Ikatan emosional yang begitu kuat mendorongnya melakukan ”balas budi”. Caranya, mengenalkan budaya Indonesia di negaranya.

Laporan Gunawan Sutanto , Rumania

BACA JUGA: Muhammad Rizky Habibi Pembuat Aplikasi ABK

SEORANG bule perempuan terlibat perbincangan serius dengan Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan yang tengah memimpin rombongan DPR RI berkunjung ke Rumania. Saat itu rombongan hendak meninggalkan Rumania dan tengah menunggu penerbangan di Bandara Internasional Henri Coanda, Bucharest.

Perempuan tersebut adalah Andreea Rusu, warga asli Rumania. Meski begitu, bahasa Indonesia Andreea sangat fasih. Hampir tidak ada bedanya dengan warga Indonesia asli.

BACA JUGA: Melihat Warga Harapan Baru Menghukum Para Pasangan Mesum

Malam itu (22/4) Andreea menemui Taufik Kurniawan untuk meminta dukungan agar politikus Partai Amanat Nasional (PAN) itu bersedia menyebarluaskan kegiatan lembaganya di Indonesia. Lembaga tersebut bernama Centrul Cultural Indonezianatau Pusat Budaya Indonesia. ”Selama ini saya berusaha sendiri mencari dukungan agar bisa menyelenggarakan kegiatan-kegiatan Indonesia di Rumania,” ujar ibu satu orang anak itu.

Sebelum mendirikan LSM tentang kebudayaan Indonesia tersebut pada 2013, Andreea sebenarnya telah lama membuat kegiatan yang bertujuan mengenalkan budaya Indonesia di Rumania. Bahkan, dia sampai rela merogoh kocek sendiri, ditambah meminjam uang dari sejumlah temannya untuk mendatangkan seniman musik asal Batak Tongam Sirait.

BACA JUGA: Pamerkan Foto Bemo Sampai Wali Kota Zaman PKI

Ceritanya, akhir 2012 Andreea yang kesengsem lagu-lagu Batak ingin memboyong Tongam ke Rumania. Dia ingin menggelar konser budaya Indonesia-Rumania di Bucharest. ”Saat itu modalnya nekat. Saya pakai uang sendiri dan pinjam dari teman untuk membelikan tiket serta ngurus visa dan akomodasi untuk Pak Tongam selama di Rumania,” kenangnya.

Usaha perempuan kelahiran Bucharest itu tak sia-sia. Acara budaya yang menghadirkan Tongam berlangsung sukses. Andreea sempat menunjukkan dokumentasi konser tersebut dari situs sharing video.

Dalam rekaman terlihat Tongam dengan kain ulosnya tampil bersama dua artis Rumania di sebuah gedung pertunjukan. Penonton terlihat cukup banyak dan suasananya riuh. Tepuk tangan penonton bergemuruh setiap Tongam menyelesaikan satu lagu.

Berkat diplomasi budaya Andreea, sebuah lagu Tongam yang berjudul Mekkel Nama Ahu masuk dalam album rekaman salah satu band terkenal di Rumania, Voltaj. ”Oleh band Voltaj, lagu Pak Tongam dibuat versi bahasa Rumania dan masuk dalam album mereka,” jelas Andreea.

Melalui fanspage Facebook yang dibuatnya, Andreea menunjukan betapa antusiasnya masyarakat Rumania dengan penampilan Tongam. Ada beberapa komentar yang ditulis netizen dalam bahasa Rumania. Dia menerjemahkannya dalam bahasa Indonesia untuk dibaca koran ini.

Dari pengalamannya sukses mendatangkan Tongam itulah, Andreea akhirnya memutuskan untuk mendirikan NGO (non-governmental organization). Dia ingin bisa mendapatkan badan hukum yang dapat meyakinkan orang yang ingin memberi donasi. ”Saya juga ingin memberikan pertanggungjawaban yang jelas kepada si pemberi donasi,” ujar perempuan kelahiran 6 Oktober 1977 tersebut.

Sebelum mendatangkan Tongam, Andreea melakukan banyak kegiatan dalam rangka mengenalkan budaya Indonesia di negerinya. Dia pernah mengadakan kelas belajar tari poco-poco dan karaoke menyanyikan musik Indonesia kepada anak muda di Bucharest.

”Saya juga pernah mengajak grup band Rumania manggung di Universitas Babes Bolyai di Kota Cluj-Napoca. Tujuannya adalah mempromosikan beasiswa Darmasiswa kepada para mahasiswa,” ungkap Andreea.

Beasiswa Darmasiswa itulah yang membuat Andreea tak bisa melupakan Indonesia. Sebab, dia pernah mendapatkannya. Dari beasiswa tersebut, dia banyak mengenal Indonesia. ”Sebenarnya saya sudah tahu Indonesia ketika ayah saya bekerja di sana,” ceritanya.

Selepas revolusi Rumania yang menumbangkan pemerintahan komunis, negeri itu memang sempat terpuruk. Hal tersebut kemudian dimanfaatkan banyak perusahan asing, terutama dari Asia-Australia. Banyak warga Rumania –yang memiliki skill– yang ditawari pekerjaan, termasuk ayah Andreea.

Saat itu ada anggapan bahwa menggaji orang Rumania dan negara-negara komunis yang tengah dilanda krisis lebih menguntungkan daripada mendatangkan mereka yang berasal dari Eropa Barat. Sebab, tenaga kerja dari negara yang sedang krisis itu bisa digaji lebih rendah daripada tenaga kerja dari Eropa Barat. Padahal dengan kemampuan yang tidak jauh berbeda.

”Saya datang ke Indonesia kali pertama pada 2001. Saat itu perusahaan ayah mendatangkan keluarga saya,” kenang Andreea. Meski hanya sejenak di Jakarta, Andreea langsung jatuh hati pada budaya dan alam Indonesia.

Sepulang mengunjungi ayahnya, Andreea mencari banyak informasi tentang Indonesia. Mampirlah dia ke KBRI Rumania-Republik Moldova. Dia begitu excited menceritakan pengalamannya berkunjung ke Jakarta kepada orang-orang di KBRI.

Dari staf di KBRI, Andreea makin sering menggali informasi tentang Indonesia, mulai budaya sampai bahasanya. Ketertarikan Andreea dengan Indonesia itulah yang membuat KBRI menawarinya mendaftar beasiswa Darmasiswa.

Singkat kata, Andreea dinyatakan lolos seleksi beasiswa. ”Bayangkan, saya bukan anak dari keluarga mampu. Tapi, saya bisa mendapatkan kesempatan belajar ke luar negeri, ke negara yang saya ingin datangi,” ungkapnya.

Pada 2003 terbanglah Andreea untuk kali kedua ke Indonesia. Dia mendapat beasiswa belajar bahasa Indonesia program satu tahun di Fakultas Sastra Universitas Udayana Bali. Meskipun hanya satu tahun, Andreea begitu menikmati belajar tentang Indonesia. Segala kegiatan kampus diikutinya. Termasuk sebuah program sosialisasi di fakultas sastra yang sempat diadakan di Pasar Klewer, Solo. ”Di Pasar Klewer saya belajar tawar-menawar barang,” ujarnya.

Andreea juga aktif di kegiatan kemahasiswaan seperti belajar gamelan. Sampai sekarang dia mengaku masih bisa menggamel gending Jawa. ”Saya juga bisa menari Bali dan bikin sesaji untuk sembahyangan di pura loh,” ucapnya.

Meski dari beasiswa itu hanya mendapatkan biaya hidup 70 dolar AS per bulan, Andreea bisa menikmatinya. Agar uang bulanan tersebut cukup, Andreea memilih sharing kamar dengan teman kos. ”Yang tak biasa saya lakukan di Rumania saya kerjakan di Bali. Misalnya mandi dengan gayung, makan nasi bungkus, dan minum teh botol,” kelakarnya.

Andreea mengaku cocok dengan apa pun makanan khas Indonesia, kecuali soto. Meskipun serba terbatas, Andreea bangga bisa belajar di Bali, tempat banyak orang ingin berwisata.

Selepas kuliah, Andreea kembali ke tanah kelahiran dan mulai aktif mengenalkan Indonesia ke negaranya. Pada 2009 KBRI membuka lowongan staf lokal dan Andreea lolos seleksi. Prestasinya yang baik mengantarkannya pada posisi yang terus meningkat. Kini dia dipercaya sebagai sekretaris KBRI.

”Saya bersyukur bisa bekerja di KBRI. Karena bisa sering ke Indonesia,” ujar peraih gelar magister hubungan internasional itu.

Kecintaannya kepada Indonesia juga membawa hati Andreea tertambat pada laki-laki keturunan Batak. Dia bercerita tentang awal pertemuannya dengan suami yang seorang konsultan bisnis di Jakarta tersebut. Namun, Andreea meminta cerita pribadinya itu tak disebutkan di koran.

Kini, setelah sekian tahun aktif mengenalkan budaya Indonesia, ada sejumlah keinginan yang belum bisa diwujudkan Andreea. Salah satunya, dia ingin bisa membeli sendiri seperangkat gamelan. Tujuannya, dia bisa mudah mengajarkan alat musik tradisional itu ke anak-anak Rumania.

Andreea menganggap ada beberapa kesamaan antara Indonesia dan Rumania yang membuat dirinya mencintai keduanya. Dua negara itu, menurut dia, memiliki masyarakat yang sama-sama ramah dan terbuka. ”Meski negeri kami dikenal dengan drakula, orangnya ramah-ramah loh,” candanya. (*/c9/ari)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nasib KPK...Dulu Dicintai SBY, Sekarang Dicuekin Jokowi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler