JAKARTA - Wakil Ketua DPR Pramono Anung menegaskan membaiknya pertumbuhan ekonomi secara makro bukan karena hasil kerja pemerintahan sekarangPertumbuhan ekonomi Indonesia secara makro itu, kata Pramono, lebih karena imbas membaiknya pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia.
"Pertumbuhan makro ekonomi kita ini menjadi baik bukan karena kerja keras pemerintahan yang ada, tetapi justru karena faktor geliat pertumbuhan ekonomi Asia yang sedang luar biasa," kata Pramono Anung, di gedung DPR, Senayan Jakarta, Rabu (13/10), menjawab pertanyaan pers menjelang satu tahun pemerintahan SBY-Boediono.
Penilaian tersebut, lanjut mantan Sekjen PDI-P itu, bukan karena posisi partai dan dirinya sebagai pihak penyeimbang
BACA JUGA: Akbar Desak Marzuki Dievaluasi
Itu penilaian objektif, sama halnya dengan penilaian para pakar ekonomi yang berada di luar institusi partai politikBukti bahwa pertumbuhan ekonomi makro Indonesia hanya efek dari pertumbuhan ekonomi Asia, ujar Pram, bisa dilihat dari capaian pertumbuhan ekonomi makro yang diraih oleh sejumlah negara di Asia
BACA JUGA: Skenario Aklamasi Pilih Timur
"Pertumbuhan China 10,3 persen, Singapura itu sudah di atas 12 persen, India juga mendekati 9 persen dan Indonesia 6 persen yang menurut saya ini prestasi dunia usaha, prestasi rakyat kita untuk bisa menjaga pertumbuhanSelain menilai pertumbuhan makro ekonomi Indonesia hanya sebagai efek, Pramono juga mengkritisi makin tidak amannya masyarakat
BACA JUGA: Komisi III DPR: Timur Bersih
"Satu tahun pertama pemerintahan ini dibanding satu tahun pertama pemerintahan SBY-JK harus kita akui secara jujur ini mengalami penurunan yang luar biasa.""Pada pemerintahan SBY-JK, pada waktu itu Pak JK berani untuk tampil di depan mengambil resiko," imbuh Pram.
Hal lain adalah soal menyikapi berbagai perkembangan sosial politik akhir-akhir ini"Pemerintah ataupun orang-orang yang ada dalam jajaran pemerintah terlalu reaktif menyikapi perkembangan sosial politik yang ada," imbuh Pram.
Terakhir reaksi yang berlebihan pemerintah seorang menteri koordinator mengatakan akan ada upaya menggulingkan pemerintahan"Menurut saya, seperti yang saya katakan secara terbuka bahwa ini seperti orang yang tidak tidur tapi bermimpi di siang bolong," jelas Pram.
Pemerintah terkesan tidak lagi percaya pada aturan dalam hal menurunkan presiden di negara demokrasi"Dan saya yang termasuk berpandangan bahwa dalam negara demokrasi, pergantian pemerintahan itu, ya melalui PemiluDan hukuman kepada pemerintahan yang tidak berhasil adalah partai dan calon presidennya tidak dipilih," tegas Pram(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Demokrat Siapkan Kader untuk Reshuffle
Redaktur : Tim Redaksi