Anggap Survei LSI Pasca-Pilpres Bentuk Provokasi

Kamis, 14 Agustus 2014 – 18:51 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Pengumuman hasil survei pasca penyelenggaraan Pemilu Presiden 2014 yang dirilis oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) dinilai mengandung problematika secara akademik dan tidak etis. Menurut Direktur Index Indonesia, A Agung Prihatna, survei itu merupakan tindakan provokatif untuk mempengaruhi opini publik sekaligs sebagai upaya  menjatuhkan mental tim pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

"Itu hanya provokasi politik dan penggiringan opini masyarakat untuk mempercayai hasil rekapitulasi suara yang sudah ditetapkan KPU. Apalagi sudah menjadi pengetahuan umum bahwa lembaga ini (LSI, red) menjadi bagian dari tim pemenangan pasangan Jokowi-JK," kata Agung di Jakarta, Kamis (15/8).

BACA JUGA: Bawaslu Anggap Sistem Noken di Papua Bermasalah

Karena itu, Agung mengingatkan publik harus berhati-hati membaca hasil survei pasca-pemilu. Sebab, katanya, pada umumnya hasil survei pasca-pemilu mengalami bias akibat faktor keadaan sosial yang dianggap baik. Responden survei umumnya memberikan jawaban mengacu pihak yang dinyatakan menang dalam pemilihan dan cenderung tidak ingin dianggap melawan ketetapan pihak yang berwenang (authority holders).

Lebih lanjut Agung mengatakan, survei terletak pada metodologi, teknis pengumpulan data dan teknik pengambilan sampel yang sering dimainkan oleh lembagai survei. "Sampel-sampel di daerah terpencil dan sulit dijangkau, biasanya ditinggalkan karena masalah efisiensi, akibat komersialisasi dan bias," ujarnya.

BACA JUGA: Istri Nazaruddin Beber Pembelian Toyota Harrier untuk Anas

Agung juga mengatakan, dalam berbagai referensi sahih, survei pasca-pilpres tidak dimaksudkan untuk melihat elektabilitas para kandidat, melainkan untuk melakukan evaluasi proses pemilihan dan melihat kecenderungan perilaku pemilih (voters behaviour). “Karena para pollster (pengumpul jajak pendapat, red) tahu betul menampilkan nilai elektabilitas untuk dibandingkan dengan hasil rekapitulasi penyelenggara pemilu tidak berguna karena problem bias," katanya.(fas/jpnn)

BACA JUGA: Sebut KPU Jatim Diskriminatif di Pilpres

BACA ARTIKEL LAINNYA... Saksi Prabowo-Hatta Ungkap Upaya Pembakaran Surat Suara


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler