"Pada tahun 2009 lalu, anggaran kita mencapai Rp 30,3 miliar
BACA JUGA: Staf Khusus Presiden Bikin Masalah jadi Rumit
Sedangkan untuk tahun ini hanya Rp 19,1 miliarBACA JUGA: Jamaah Haji Diminta Waspadai Penyakit Musim Dingin
Sisanya lagi, untuk pengadaan cadangan obat," ungkap Sri Indrawaty kepada wartawan, di Gedung Kemenkes, Jakarta, Jumat (24/9).Dikatakannya, dalam menentukan besaran anggaran pengadaan obat bagi jamaah haji ini, telah didahului dengan estimasi kondisi di Arab Saudi dan menggunakan data laporan sisa stok obat tahun 2009
BACA JUGA: 20 Persen Daerah Tak Ajukan Honorer
Maka dari itu, untuk tahun ini dalam penetapan besaran anggaran ini, berdasarkan (pada) harga obat generikSehingga lebih rendah dan kita dapat lebih menghemat biaya," tukasnya.Lantas, bagaimana dengan kondisi sisa stok obat tahun 2009 lalu? Sri menjawab bahwa kondisi sisa stok obat tahun 2009 masih dalam keadaan baik, serta masih layak dikonsumsiPenetapan layak konsumsi tersebut, terang Sri pula, tentunya melalui evaluasi yang dilakukan setelah pelaksanaan haji tahun lalu dan menjelang pelaksanaan haji tahun ini.
"(Dari) hasil evaluasi yang telah kita lakukan, kita mengetahui bahwa sisa stok obat-obatan yang ada masih bisa dikonsumsi, dan ada sebanyak 247 item (jenis) obat," sebutnya.
Lebih lanjut, Sri menambahkan bahwa proses pendistribusian obat-obatan haji ini, juga akan dilakukan dalam tiga tahapMasing-masing yakni tahap Pra Arafah-Mina (Armina), Armina, serta Pasca Armina"Kenapa dibagi ke dalam tiga tahap? Karena kami ingin mendekatkan obat kepada jamaahSehingga selalu siaga," imbuhnya.
Adapun untuk alur pendistribusian obat-obatan pada saat di Arafah dan Mina, kata Sri pula, ada Depo Farmasi Daerah Kerja di Makkah yang akan menyalurkan kepada apotek BPIH dan sektorKemudian distribusi obat-obatan itu akan dilanjutkan ke sektor, kloter, dan terakhir sampai pada jamaah haji Indonesia(cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pasca Keputusan MK, Presiden Harus Perbaiki Keadaan
Redaktur : Tim Redaksi