jpnn.com - JAKARTA - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari Provinsi Riau, Instiawati Ayus meminta dua calon presiden, Prabowo Subianto dan Joko Widodo, bisa lebih membeberkan konsep, atau visinya soal batas daerah Indonesia.
"Dua pasang calon presiden yang akan bertarung di pilpres 2014. Entah karena alasan apa, tidak satu pun yang berani menyatakan sikapnya yang lebih berpihak untuk kepentingan NKRI," kata Instiawati, saat dialog kenegaraan, di Gedung DPD, Komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Rabu (25/6).
BACA JUGA: Diplomasi Ekonomi Dinilai Lebih Penting Ketimbang Militer
Konsep ketanahairan, lanjut Instiawati, hendaknya bisa menyeluruh, bukan secara terkotak-kotak atau memecah konsep itu dengan pendekatan daerah terluar, terdepan atau terdalam.
"Jika cara pandang yang terkotak-kotak itu masih tetap dipertahankan. Maka kemakmuran itu hanya ada di negeri seberang."
BACA JUGA: Dua Caleg Terpilih Golkar Terancam Dicoret
Menurut dia, semenjak kemerdekaan diproklamirkan perbatasan NKRI dengan negara lain, paradigmanya masih sebagai halaman belakang.
Akibatnya ujar Instiawati, mulai dari camat hingga presiden tidak ada yang peduli dengan perbatasan.
"Lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan jangan dipandang itu hanya sebagai tumpukan tanah di tengah laut. Di dua pulau tersebut ada kedaulatan bangsa yang selama ini diduduki Malaysia," ujar Instiawati.
BACA JUGA: KPK Minta Keterangan Daniel Sparingga
Menurutnya, Indonesia hanya tinggal menghitung berapa pulau lagi yang akan lepas dari pangkuan ibu pertiwi.
"Di perbatasan NKRI-Johor ada dua pulau milik Indonesia, berdiri 114 pabrik yang memproduksi arang, yang bahan bakunya diambil dari pohon bakau di sekitar pulau-pulau," beber Instiawati.
"Arang itu diekspor ke Eropa sebagai produk Malaysia. Tidak ada satu pun dokumen negara yang bisa jadi bukti bahwa dua pulau dimaksud milik Indonesia. Ini jadi tantangan para pemimpin bangsa ke depan," pungkasnya. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelaksanaan Debat Capres Salahi Aturan, KPU Minta Pendapat Bawaslu
Redaktur : Tim Redaksi