Anggota Raja Rimba Menyerah karena Ingat Pacar

Senin, 18 Januari 2016 – 07:58 WIB
SIPIL BERSENJATA MENYERAH: Kapolda Aceh Irjen Pol Husein Hamidi menyambut Nasrul Sulaiman alias Kleung (kanan), anggota Raja Rimba, pada saat menyerahkan diri di Mapolda Aceh, Minggu (17/1). Foto: Hendri/RAKYAT ACEH

jpnn.com - BANDA ACEH - Nasrul Sulaiman alias Kleung (30), seorang anggota kelompok bersenjata yang menamakan diri Raja Rimba, menyerahkan diri ke Polda Aceh.

Nasrul mengatakan, saat polisi mengejarnya karena dirinya ditetapkan sebagai DPO, ia tetap melakukan aktivitas seperti biasa di kawasan Aceh Utara, dengan berkerja sebagai petani, sempat juga ke Medan.

BACA JUGA: Lihat nih, Anggota Kelompok Bersenjata Raja Rimba Menyerahkan Diri

"Di dalam persembunyian saya berkerja sebagai petani, sebagai mana kehidupan di kampung, tetap takut. Saya bukan hanya takut sama polisi tapi juga sama anggota Raja Rimba. Karena saya lepaskan tahanan, dengan penuh hati dan was-was. Saya juga ingin berkeluarga. Ada pacar yang telah menunggu lama akan saya nikahi," sebut lajang 30 tahun ini.

Kelompok Raja Rimba merupakan kelompok bersenjata di Aceh yang kerap melakukan tindakan kriminal. Salah satu aksi terbesar mereka adalah penculikan warga negara Skotlandia, Malcom Primsore, (60), karyawan PT. Blade Energy, Sub Kontraktor PT. Medco Blok A di Aceh Timur, 2013 lalu. Nasrul mengaku dirinya yang menjaga sandera itu dan lantas melepaskannya.

BACA JUGA: BRAKKK! Dua Sepeda Motor Tabrakan, Hiii... Satu Orang Kepalanya Pecah

Diceritakan, penyerahan diri dilakukannya  setelah tertunda selama dua minggu. Sabtu (16/1) sekira pukul 9 pagi, ia d jemput oleh pihak kepolisian Polda Aceh, dipimpin langsung Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Pol T Saladin beserta Kepala Desa Berandang, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, M Malek Abdullah, tepatnya  di Jalan Cot Girek Km 12 Kabupaten Aceh Utara.

Dia menyerahkan diri, setelah turun dari  pegunungan antara perbatasan Aceh Utara dengan Aceh Timur. Baru kemudian Nasrul disambut oleh T Saladin beserta rombongan. Lantas langsung menuju kota Banda Aceh melalui jalur darat.

BACA JUGA: Ihihihi.. Kena Razia, Pasangan Kekasih Nangis di Kantor Polisi

"Alhamdulillah saya sampai di sini, setelah tadi malam tidur di rumah Bapak Kabid Humas, dibelikan pakaian,"sebutnya.

Pada kesempatan ini ia meminta maaf kepada semua masyarakat Aceh karena ulah mereka kedamaian Aceh ternodai. Dia mengatakan siap menjalani proses hukum yang berlaku.

Sementara itu Kabid Humas Polda Aceh,Kombes Pol T Saladin mengatakan, Nasrul Sulaiman sudah sejak dua minggu lalu hendak menyerahkan diri. Karena dia merasa apa yang dilakukan selama ini melanggar hukum, dengan kesadarannya ini menyerahkan diri bersama dengan satu granat nanas.

"Dia minta saya yang menjemput langsung, karena saya lagi ada tugas di luar daerah, baru kemarin sempat saya jemput,” ungkap Kombes Pol T Saladin.

Kata T Saladin, Nasrul tidak membawa senjata saat turun menyerahkan diri, karena dia memang tidak memiliki senjata api. Hanya ada satu granat nanas peninggalan masa konflik yang disimpan di desa Seumerah Jaya, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur.

 “Lalu tim Jihandak langsung yang mengambil granat tersebut kira-kira 30 Km dari jalan raya ke desa tersebut. Desa itu juga tempat tinggal orang tua Nasrul,” jelasnya. (ibi/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Sudi Dijodohkan dengan Pria 34 Tahun, Gadis Belia Minum Baygon


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler