“Tingginya angka ekspor Indonesia di awal tahun 2010 ini adalah hasil dari diversifikasi pasar yang telah dilakukan oleh pemerintah,” ujar Mahendra ketika ditemui di Gedung Kementerian Perdagangan RI, Rabu (10/3).
Menurutnya, Saat ini memang terjadi pergeseran pasar tujuan ekspor Indonesia dari negara tradisional ke negara non tradisional
BACA JUGA: Januari, Ekspor Non-migas Tembus Target
"Namun untuk dominasi pangsa pasar ekspor ke beberapa negara anggota Uni Eropa (Belanda, Italia dan Spanyol), Amerika Serikat dan Jepang mulai berkurang dan bergeser ke China, India dan negara-negara lainnya,” ungkapnya.Dijelaskan, pada bulan Januari 2010 pangsa pasar nonmigas ke Belanda, Italia, Spanyol dan AS masing-masing mengalami penurunan menjadi 4 persen, 2 persen, 2 persen dan 12 persen dari Januari 2009 yang mencapai 5 persen, 3 persen, 3 persen dan 12 persen
Selain itu Mahendra juga mengungkapkan bahwa dengan dilakukannya diversifikasi pasar ekspor, Indonesia akan lebih mampu melakukan penetrasi pasar yang lebih luas sehingga pergolakan ekonomi di sejumlah negara akan mampu diseimbangkan
BACA JUGA: Produk Indonesia Masih Berpeluang di Pasar China
BACA JUGA: Kinerja Ekspor Lewati Prakrisis
"Keuntungan lainnya adalah, pasar ekspor Indonesia akan smekain lebih luas," lanjutnya.Seperti diketahui, beberapa waktu sebelumnya Menteri Perdagangan RI Mari Elka Pangestu juga sempat mengatakan bahwa selain berusaha mengembalikan pasar tradisional ekspor di Jepang, Amerika dan Eropa, industri Indonesia juga berusaha mempertahankan pasar alternatif yang terbentuk selama krisis seperti China, Korea Selatan, Asean dan India serta mengejar pasar baru di Timur Tengah dan Rusia.
”Belajar dari anjloknya permintaan ekspor pasar tradisional di masa krisis , maka menyatakan industri Indonesia tidak akan lagi mengandalkan satu pasar secara absolut,” tegasnya. (cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menkeu: Ekonomi Tumbuh di Atas 5 Persen
Redaktur : Antoni