Angka Kekerasan pada Anak Meningkat

Selasa, 14 Juni 2011 – 00:34 WIB

PURWOKERTO - Angka kekerasan berbasis gender dan anak di Kabupaten Banyumas sejak 2008 hingga Mei 2011 meningkatMenurut rekapitulasi data Pusat Pelayanan Terpadu Penanganan dan Perlindungan Korban Kekerasan Berbasis gender dan Anak (PPT PKBGA) Kabupaten Banyumas, sampai bulan Mei terjadi 49 kasus dengan 9 bentuk kekerasan

BACA JUGA: Porprov Ditunda, Libur Sekolah Ikut Molor



"Tahun ini sampai bulan Mei sebanyak 49 kasus," kata Wahyu Budi Santoso, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana (Bapermas PKB) Kabupaten Banyumas
Menurut dia, saat ini Bapermas sedang menangani kasus yang dilaporkan

BACA JUGA: Rekomendasikan Hutan Lindung Kontu Dialihfungsikan

"Bisa jadi jumlah kasusnya berlipat-lipat karena ada yang tidak dilaporkan," lanjutnya.

Wahyu mengatakan jenis tindak kekerasan yang terjadi antara lain pencabulan dengan korban   11 orang, KDRT baik penelantaran, fisik serta psikis sebanyak 19 orang, kekarasan dalam pacaran 4 orang, traficking 3 orang, anak berhadapan dengan hukum (ABH) 7 orang, buruh migran 1 orang, kekerasan terhadap anak baik seksual maupun penculikan 2 orang, penemuan anak sebanyak 1 orang serta hak asuh anak sebanyak 1 orang.

Pada tahun 2008, terjadi lima jenis kekerasan dengan 121 kasus
sedangkan tahun 2009, ada 9 bentuk kekerasan dan 169 kasus

BACA JUGA: Rem Blong, Bus Tewaskan Lima Orang

Serta di tahun 2010 dari 10 bentuk kasus dengan 181 kasus, jika ditambahkan dengan kasus dari PPA Polres serta Unwiku.

Peningkatan kasus terhadap gender serta anak ini membuat Bapermas PKB melalui PPT PKBGA selalu melakukan berbagai upaya, seperti sosialisasiSelain melakukan sosialisasi, juga  melakukan mediasi kepada para korban serta pelaku agar bisa dicari permasalahan serta penyelesaiannya.

"Sekarang sudah banyak yang tidak malu untuk melaporkan kasusnya, sehingga membuat kami terbantu untuk bisa menolongnya," tandas Ambang Fitriyani, Kepala Sub Bidang Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan dan Anak (PKHPA), yang saat itu mendampingi Kepala Bapermas PKB

Pihaknya mengaku meningkatnya kasus tersebut dikarenakan memang belum ada sosialisasi terhadap anak sekolahPadahal para remaja serta anak-anak yang seharusnya menjadi sasaran utama dan sangat penting untuk mendapatkan sosialisasi tersebut"Belum ada sisoalissi kepada para siswa," tambahnya

Salah satu penyebabnya, karena minimnya anggaran yang diberikan sehingga membuat program tidak bisa dilakukan dengan menyeluruhTetapi, ada upaya lain yang dilakukan  Bapermas PKB dengan membentuk Forum Anak Banyumas (Fanmas)Forum yang diperuntukan bagi anak-anak usia 0-18 tahun ini dibentuk agar suara anak pun bisa didengar  orang dewasa"Selama ini, anak-anak yang menjadi aset bangsa suaranya belum didengar," tutur WahyuDengan adanya forum ini, diharapkan penanganan terhadap anak tidak keliru yang bisa menyebabkan kefatalanKarena anak-anak merupakan masa depan bangsa yang akan meneruskan pembangunan(ale/awa/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Telisik Perizinan Sawit dan Tambang, DPRD Kotim Bentuk Pansus


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler