Anhar: Jangan Lupa yang di Bawah juga Berperan tetapi Tak Pernah Dibicarakan

Rabu, 09 Agustus 2023 – 18:54 WIB
Sejarawan Anhar Gonggong mengatakan jangan lupa bahwa pejuang yang di bawah juga berperan tetapi tak pernah dibicarakan. Dia mengatakan hal itu pada diskusi yang digelar Divisi Humas Polri. Foto: Ist.

jpnn.com - JAKARTA - Sejarawan Prof. Anhar Gonggong mengajak semua elemen masyarakat tetap mengingat jasa para pahlawan, baik yang memiliki nama besar, maupun para pejuang yang tidak dikenal atau pejuang yang berada di lapisan terbawah.

Pasalnya, semua para pejuang memiliki peran masing-masing dalam kemerdekaan Indonesia, tidak hanya mereka yang punya nama besar.

BACA JUGA: Mabes Polri Siap Hadapi Praperadilan Dua Tersangka Kasus Penggelapan Saham Ini

Anhar mengatakan hal tersebut dalam diskusi yang diselenggarakan Divisi Humas Polri di Grand Dhika Hotel, Jakarta, Rabu (9/8).

"Jangan lupa, (pejuang) yang di bawah juga berperan tetapi tidak pernah dibicarakan," ujar Anhar.

BACA JUGA: Brigjen Ramadhan Ungkap Info Terbaru Kasus Pencucian Uang Panjio Gumilang

Dia menyatakan hal tersebut menanggapi pernyataan Karopenmas Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan yang menyatakan profil Polri yang digandrungi publik dan tercatat dalam sejarah adalah mereka yang berjuang tanpa pamrih.

Brigjen Ramadhan menyatakan hal tersebut dalam sambutannya mewakili Kadiv Humas Polri Irjen Pol. Sandi Nugroho pada diskusi mengangkat tema 'Polri dan Semangat Kemerdekaan Menuju Indonesia Maju'.

BACA JUGA: Hasil Autopsi Bripda IDF Tewas Tertembak Senpi Rekan Sendiri, Ini Fakta

Brigjen Ramadhan lantas menyebut nama tiga tokoh Polri yang dinilai mencerminkan nilai-nilai tersebut.

Yakni, R. Said Soekanto (Kapolri 1945-1959), Hoegeng Iman Santoso (Kapolri 1968 - 1971) dan Komjen M. Jasin (pendiri Brimob).

Dalam pemaparannya sejarawan Anhar Gonggong juga mengingatkan Polri agar berupaya menciptakan pemimpin dengan kepemimpinan sebagaimana yang terkandung dalam Tribrata.

"Ingat, ketika berbicara Tribrata maka jangan melupakan keadilan dan kemanusiaan," katanya.

Sementara itu anggota Komisi III DPR Supriansa mengatakan polisi dibenci sekaligus dicinta oleh masyarakat.

Dibenci saat menilang, dibutuhkan saat masyarakat memiliki masalah seperti sengketa.

Supriansa lantas mengingatkan bahwa bersama Kejaksaan Agung, Polri menjadi harapan masyarakat dalam menjadikan Indonesia sebagai negara hukum.

"Jangan tumpul ke teman tetapi tajam ke orang yang tidak dikenal," katanya.

Sementara Ketua Komite Pengembangan Produksi dan Komoditi Kadin Handoko Santoso mengajak masyarakat mensyukuri stabilitas politik dan keamanan di Indonesia, sehingga ekonomi bisa tumbuh 5,17 persen.

Dia berharap pemerintah terus berupaya menciptakan kondisi ramah investasi untuk terus mendongkrak pertumbuhan ekonomi.

"Pertumbuhan ekonomi saat ini masih mengandalkan konsumsi rumah tangga (2,77 persen atau 53,57 persen dari total pertumbuhan). De depan harus digeser dengan investasi," katanya.

Dalam dialog kali ini Kasubdit Litbangrah Pusjarah Polri AKBP Edy Purnama menyampaikan peran Polri dalam sejarah perjuangan Indonesia. (gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bripda IDF Tewas Ditembak, Brigjen Ahmad Ramadhan: Dua Polisi Ditangkap


Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler