Anies Didukung FPI, Pakar Khawatir Konser Musik Terancam

Rabu, 03 Januari 2024 – 23:18 WIB
Ilustrasi, seorang demonstran dari Front Pembela Islam atau FPI beraksi, sebelum oraganisasi tersebut dilarang. Foto: ANTARA/Dhoni Setiawan

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat Kebijakan Publik, Trubus Rahadiansyah mengkritisi dukungan forum ijtimak ulama yang turut mendapatkan lampu hijau dari FPI kepada pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) d. Ia khawatir kebiasaan lama FPI yang penuh kontroversi akan kembali muncul jika AMIN menang.

Kebiasaan lama yang dimaksud adalah seperti melakukan razia di tempat hiburan malam hingga menolak konser dengan alasan bertentangan dengan syariat islam. Cara ini disebut Trubus merupakan identitas FPI yang sebenarnya.

BACA JUGA: Jika Menang Pilpres, AMIN Tak Akan Halangi FPI Ajukan Peninjauan Ulang

Kegiatan FPI yang menuai kontroversi itu belakangan tak pernah dilakukan lantaran ditentang oleh pemerintah saat ini. Hingga akhirnya, FPI dibubarkan lantaran tak diperpanjang izinnya.

"Ya kalau lihat rohnya atau jiwanya dari FPI itu sendiri yang sangat ketat dalam syariat Islam bisa jadi. Itu sangat mungkin. karena itu sudah menjadi identitas dari FPI sendiri," ujar Trubus saat dihubungi, Rabu (3/1).

BACA JUGA: Anies dan Ijtima Ulama Sudah Sehati, FPI Berpeluang Hidup Lagi

"Jadi sejenis konser-konser itu pasti dilarang karena itu bagian dari kemaksiatan dari adanya perilaku maksiat yang bertentangan dengan nilai-nilai agama, itu menurut pemahaman mereka," ucapnya menambahkan.

Tak hanya itu, ia mengaku khawatir nantinya jika FPI mulai menggunakan cara lama ini maka akan muncul polarisasi di tengah umat islam. Sebab, banyak juga umat islam yang tak setuju dengan cara FPI ini.

BACA JUGA: Munarman Bebas Hari Ini, FPI Siap Menjemput

"Karena itu, kalau pak Anies menang akan sangat berbahaya karena itu (cara lama FPI) akan munculnya polarisiasi Islam sendiri," tuturnya.

Lebih lanjut, Trubus pun menyarankan adanya minimalisir potensi ini jika AMIN menang. Apalagi, saat ini Arab Saudi yang merupakan acuan negara islam sendiri sudah lebih sekuler dan menerima budaya luar.

"Jadi apakah dengan kondisi di induknya sudah berubah apakah mereka mssih menerapkan itu jadi pertanyaan," pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama sekaligus Co-captain Timnas Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN), Yusuf Martak menyebut pihaknya bakal terbuka dengan peninjauan ulang segala peristiwa janggal yang terjadi di masa sekarang. Menurutnya hal ini merupakan bagian dari visi perubahan yang dibawa AMIN.

Hal itu menanggapi pernyataan Pengamat Politik Adi Prayitno yang menyebut bahwa bila AMIN terpilih, ormas Islam yang sudah resmi dilarang bakal dihidupkan kembali.

Ia menyebut pasangan calon (paslon) Pemilihan Presiden (Pilpres) nomor urut 1 itu tak akan bertindak sewenang-wenang bila terpilih sebagai Presiden-Wakil Presiden pada 2024.

"Pola-pola dan cara-cara yang dipakai oleh rezim sebelumnya yang tidak baik pasti akan diubah, tapi yang baik pasti akan diteruskan karena ini kan pemerintahan bukan pemerintahan sewenang-sewenang, kan. Tapi harus jalan estafet karena ini sebuah negara besar," ujar Yusuf kepada wartawan, Selasa (19/12).  (dil/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler