Anies Pakai Bahasa Isyarat saat Debat Capres, Ternyata Ini Maknanya

Minggu, 04 Februari 2024 – 20:29 WIB
Anies Baswedan saat debat capres di halaman kantor KPU, Jakarta, Selasa (12/12). Foto/arsip: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan membuka debat capres dengan memaparkan visi misinya terkait Kesejahteraan Sosial, Kebudayaan, Pendidikan, Teknologi Informasi, Kesehatan, Ketenagakerjaan, Sumber Daya Manusia, dan Inklusi.

Ketika membuka pemaparan visi misi, Anies membuat gerakan atau bahasa isyarat dengan tangannya.

BACA JUGA: Akademisi Disebut Tak Perlu Berpolitik, Anies Singgung Fakta Sejarah

Anies terlihat menunjuk jam tangan yang digunakannya pada tangan kiri. Lalua dia seolah mengikat sesuatu dari depan ke belakang.

Setelah ditelusuri, makna bahasa isyarat tersebut adalah “waktunya perubahan” seperti yang selalu digaungkan oleh Anies-Muhaimin Islandar.

BACA JUGA: 5 Poin Sikap HMI Komisariat Hukum Universitas Brawijaya, Singgung Cawe-Cawe Jokowi

Setelah itu, Anies memulai paparan visi misinya dengan menyebutkan bahwa persoalan terbesar bangsa Indonesia hari ini adalah ketimpangan, ketidaksetaraan, ketidakadilan.

Dia menyebutkan ada ketimpangan antara Jakarta-luar Jakarta, Jawa-luar Jawa, kaya-miskin, desa-kota, pendidikan umum-pendidikan agama, pendidikan kejuruan dan pendidikan teknis.

BACA JUGA: Debat Pilpres, Ganjar-Mahfud Tampil Stylish dengan Jaket Varsity Karya Anak Bangsa

“Ini semua adalah ketimpangan di republik ini menjadi fenomena berbahaya bagi republik ini, bahkan di bidang perekonomian segelintir menguasai sebagian besar ekonomi kita,” ucap Anies dalam debat kelima di JCC Senayan, Minggu (4/2).

Eks gubernur DKI Jakarta itu juga menyebutkan bahwa masalah di Indonesia saat ini adanya 45 juta orang belum bekerja dengan layak.

Kemudian, dia juga menyebutkan bahwa sebanyak 70 juta orang Indonesia tidak memiliki jaminan sosial.

“Bicara pendidikan, jauh dari kota, terpencil, masa depan jadi suram, kemampuan tinggi kesempatan tidak ada, sangat frustrasi melihatnya,” tuturnya.

Dia bahkan menyinggung masalah kesehatan mental dan kekerasan seksual yang membuat 15 juta orang menjadi korban.

“Ini problem problem yang tidak menjadi kepedulian segelintir elite, ini adalah kepedulian rakyat kebanyakan,” tambah Anies. (mcr4/jpnn.com)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hasto Terima Laporan, Ada Paket Bansos Ditumpuk di Kantor Golkar Yogyakarta 


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler