Animo Membayar Zakat Relatif Kecil

Minggu, 20 Juli 2014 – 01:03 WIB

jpnn.com - MAKASSAR -- Tingkat keinginan masyarakat dalam membayar zakat di Sulawesi Selatan terbilang masih sedikit. Jika dihitung potensinya, baik itu zakat profesi, harta, maupun zakat fitra, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) seharusnya memeroleh pemasukan zakat sampai lebih dari Rp 200 triliun secara nasional.

Sekretaris Baznas Provinsi Sulsel, HM Abduh Halid, menjelaskan, zakat yang terkumpul sampai saat ini, baik dari pegawai negeri sipil, dinas, maupun Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, dan instansi usaha, baik itu BUMN dan BUMD baru berkisar 40 persen.

BACA JUGA: Antisipasi Lonjakan Mudik, Daya Tampung Pelabuhan Ditingkatkan

"Setiap tahunnya, pendapatan zakat Sulsel itu cuma berkisar 400-500 juta. Jumlah ini, masih sangat sedikit dibandingkan potensi zakat dari berbagi instansi yang bisa mencapai miliyaran rupiah," jelas Abduh seperti yang dilansir FAJAR (Grup JPNN.com), Minggu (20/7).

Untuk itu tahun ini, kata dia, pihaknya telah menyusun rencana pembentukan Unit Pengumpul Zakat (UPZ) di berbagai instansi pemerintah dan usaha yang ada. Ini, jelasnya, sabagai langkah agar jumlah zakat yang semestinya terkumpul bisa lebih maksimal. Lanjutnya, regulasi ini memang baru diturunkan, sehingga pendataan serta pengumpulannya masih belum maksimal.

BACA JUGA: 876 Tenaga Medis dan Paramedis Terima Jasa BPJS

"Sementara kami baru mendata jumlah pegawai serta unit usaha yang ada di Sulsel. Dari situlah kami bisa tau berapa rupiah zakat yang terkumpul jika ini dimaksimalkan," jelasnya saat dihubungi Fajar, Sabtu 19 Juli.

Halid menjelaskan, untuk zakat profesi jumlahnya yakni 1 nisab, yang nilainya sama dengan harga 90 gram emas. Ini berdasarkan akumulasi jumlah harta atau pendapatan pertahun per individu tiap tahun. Jika dalam satu keluarga ibu dan ayah bekerja, kata dia, maka zakat profesinya disatukan atau ditanggung oleh kepala keluarga.

BACA JUGA: Asal Bersedia di Pedalaman, Dokter Digaji Rp 75 Juta Setahun

"Zakat ini nantinya akan disalurkan ke panti asuhan dan tempat pengajian Al Quran. Selain itu kita salurkan dalam bentuuk sembako serta bantuan pendidikan bagi kaum dhuafa," jelasnya.

Sementara, Kepala Sekretariat Baznas Sulsel, Rasmuddin, menjelaskan, tahun 2013 lalu, Baznas Sulsel mencatat jumlah zakat mal yang masuk dari masyarakat mencapai sekitar 700 juta. Menurut dia, masih banyak masyarakat yang kurang memahami tentang makna zakat, khususnya bagi zakat profesi seperti pegawai negeri sipil serta para karyawan swasta.

Beberapa waktu lalu, kata dia, ada 11 SKPD se-Sulsel menyerahkan zakat profesi yang nilainya sekitar Rp100 juta. "Ini baru sebelas SKPD di Pemrov. Bagaiamana kalau hal serupa juga dilakukan di kantor pemerintahan lainnya. Kalau di pemprov kita sudah sipkan lembaga pengumpul zakat," ungkapnya.

Untuk pengalokasian dana zakat tahun ini, kata dia, akan di salurkan ke fakir miskin di Makassar dalam bentuk sembako. Baz Sulsel menyiapkan 690 paket sembako berupa beras sebanyak 10 kg dan satu dus mi instan.

"Jumlah ini turun dari tahun sebelumnya yakni 1000 paket. Bukan hanya fakir miskin, kami juga menyalurkan bantuan kepada 20 TPA serta Panti asuhan di Makassar. Bantuan itu dalam bentuk dana sebanyak satu juta untuk tiap TPA dan panti," tutur Rasmudin.

Sedangakan untuk wilayah kabupaten/kota, jelas dia, menjadi tanggung jawab Baz daerah. Namun mereka tetap melakukan koordinasi dengan Baz Sulsel untuk jumlah pengeluaran zakat kali ini.

Rasmuddin berharap tahun ini terjadi peningkaan signifikan dari masyarakat yang ingin membayar zakat. Dirinya berkeinginan bagi masyarakat yang membayar zakat seperti halnya ketika mereka membayar pajak.

"Kalau kita lihat orang bayar pajak, mereka itu terus berdesak desakan. Saya juga ingin umat islam yang bayar zakat di Makassar juga seperti itu," pungkasnya. (mp7-sbi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Desa Kabun-Aliantan Bentrok, Satu Tewas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler