Anindito Respati Giyardani Penemu Tongkat Narsis alias Tongsis

Bermodal Rp 1 Juta, Kini Dipatenkan di Amerika

Selasa, 08 Juli 2014 – 15:21 WIB
Penemu tongsis Anindito Respati Giyardani (kanan). FOTO: Batam Pos

jpnn.com - Fenomena selfie seolah tak terbendung. Bahkan, kini tongkat "pembantu" agar selfie bisa diambil dari jarak jauh banyak dijual bebas. Tak banyak yang tau, tongkat yang disebut tongsis itu adalah hasil inovasi pemuda Indonesia. Dia adalah Anindito Respati Giyardani. Semboyannya: narsis atau mati.

FATIH MUFTIH - Singapura.

BACA JUGA: Wishnutama Kusubandio, CEO PT NET Mediatama Indonesia

RABU (11/6) malam, sekitar pukul 21.00 waktu setempat, cuaca Singapura begitu panas. Lantaran tak betah berdiam diri di hotel, wartawan media ini memilih berjalan-jalan. Kebetulan seorang teman di kamar sebelah, juga sedang ingin menikmati suasana malam di negeri singa. 

Dengan mengendarai moda transportasi Mass Rapid Transit (MRT), kami menuju kawasan Orchard. Tak sampai 10 menit dari stasiun Dhoby Ghaut. Kata teman media koran ini, kami akan menemui seseorang yang dianggapnya sebagai hantu di dunia jejaring sosial. 

BACA JUGA: Nuklir Digambarkan Bahan Kimia yang Meledak

Bertempat di Oriole cafe di kawasan Somerset, kami menjumpai hantu jejaring sosial itu. Perawakannya justru berbanding terbalik dengan hantu. Kepalanya memang plontos, tapi bukan tuyul. Badannya tegap tinggi dengan perut yang sedikit buncit. "Gue Babab," katanya, mengenalkan diri. 

Babab merupakan nama populernya di dunia maya. Di blognya, ia menulis, Babab bukan berarti singkatan dari buang air besar agak banyak. Tapi, itu merupakan panggilan kesayangan yang diucapkan anaknya. "Tapi terbawa sampai sekarang. Jadi teman gue juga manggil Babab," ujarnya. 

BACA JUGA: Jualan Es Jus, Istri Minta Cerai, Akhirnya Dideportasi

Sepintas, tak ada yang spesial dari laki-laki yang bekerja di sebuah provider ternama ini. Namun, kesan spesial itu seketika berpendar kala ia mengeluarkan sebuah peranti dari tas selempangnya. 

Voila! Babab mengeluarkan tongkat dengan panjang sejengkal. Namun, ketika dipanjangkan, bisa mencapai 1,3 meter. Kemudian, Babab menyelipkan ponsel di bagian ujung tongkat itu. "Cheeersss..." cetusnya. Mendengar itu, sontak kami bergaya. 

Ya, peranti yang Babab keluarkan itu bukan sesuatu yang asing akhir-akhir ini. Itu tongsis alias tongkat narsis. Babab adalah sang kreator tongkat yang semula diberi nama tongkat ajaib ini. "Terpaksa gue ganti namanya biar lebih familiar dan nge-brand," terang pemilik akun twitter @bababdito ini. 

Tak ada Babab maka tak pernah ada tongsis. Ide gila ini bermula dari kegilaan juga. Dulunya, di era-era tenarnya pelbagai aplikasi jejaring sosial, Babab mengaku bisa menghabiskan waktunya 10 jam tiap harinya, hanya sekadar menatap layar ponselnya. "Pokoknya, saat itu, gue nggak bisa lepas dari socmed (social media, red)," ungkap penyandang gelar sarjana hukum ini. 

Setelah memiliki beragam akun jejaring sosial, mulai tercetus di benak Babab untuk menciptakan peranti yang memudahkan setiap orang mengambil potret dirinya sendiri tanpa harus meminta tolong orang lain, atau yang marak disebut selfie. Ide itu kemudian tersambung lewat monopod yang dimilikinya. Kemudian, iseng-iseng ia sambungkan dengan pengikat ponsel yang biasa dipakai sekadar untuk memajang ponsel di etalase. 

Setelah menemukan bentuk idealnya, Babab membawa peranti rancangannya itu pada temu komunitas iphonesia, pengguna ponsel iphone, di Labuhan Bajo. Di situ, sembari ketawa-ketiwi ia sibuk selfie di tepi kapal. "Temen-temen gue pada nanyain, alat apaan ini? Ya, gue jelasin ini tongkat ajaib. Elo bisa selfie dengan high-angel," tutur Babab. 

Akhirnya, satu demi satu teman sesama iphonesia mulai mengorder peranti yang kemudian beralih nama menjadi tongsis itu. Puncak kepopuleran tongsis dua tahun lalu, ketika ibu negara Ani Yudhoyono, yang hobi fotografi, dihadiahi tongsis oleh anak-anak iphonesia. "Habis foto tongsis yang dipakai Bu Ani terpublish di social media, rame banget deh orderan," kelakarnya. Sayangnya, Babab enggan menyebutkan orderan tongsis yang telah diproduksinya selama ini. "Ada deh," ucapnya seraya tertawa. 

Babab mengaku, tak pernah menyangka ide yang bermula dari hobi selfie-nya ini justru mendatangkan pundi-pundi rupiah. "Lha gue aja modalnya cuma sejuta. Itu pun pakai kredit," ungkapnya. Dari uang sejuta itu, tongsis mulai mendunia. 

Ada beberapa negara yang menjadi pemasok setia tongsis buatan Babab. Seperti sejumlah negara Asia Tenggara, hingga merambah ke Korea Selatan, Jepang, dan Cina. "Kemarin ada beberapa pemasok dari London yang juga sempat ngorder," tambah Babab. 

Seiring ketenaran tongsis, marak pula kreator tandingan. Melihat kondisi ini, Babab merasa kecolongan. "Gue pikir yang beginian (tongsis, red) gak bisa dipatenin," katanya. Namun, setelah bersua Yoris Sebastian, pengusaha yang bergerak di bidang industri kreatif, Babab baru tahu, kreasinya ini bisa dipatenkan. 

Enggan kecolongan lebih lama, dibantu Yoris Sebastian, Babab kemudian mendaftarkan tongsis agar memiliki hak paten. Tidak tanggung-tanggung. Pada 20 September 2012 silam, temuan tongsis ini dipatenkan hingga ke Amerika Serikat. "Yoris yang banyak bantu gue soal pencarian hak paten ini," ujarnya. Hanya saja Babab menyayangkan, meski sudah dua tahun didaftarkan, sertifikat hak paten tongsis belum juga keluar. "Kalau sertifikatnya udah keluar, ya orang kalau mau beli tongsis ya harus ke gue," harapnya. 

Saat ini, sembari menunggu sertifikat hak paten itu sampai di tangannya, Babab tak berdiam diri. Di sela-sela kesibukannya bekerja, Babab masih meluangkan waktunya untuk meningkatkan mutu dan kualitas tongsis. 

Impiannya, ia ingin tongsis hanya dirakit di Indonesia. "Barang bakunya boleh dari mana aja, asal tetap di Indonesia buat merakitnya," ujarnya. Kemudian, sambungnya, Babab sekarang sedang mengutak-atik tongsis yang coba dipadukan dengan kekayaan khazanah Indonesia. "Gue pengin monopod tongsis itu bisa customize. Misalnya, yang udah gue buat nih, gua lukis tongkatnya itu dengan motif batik," ujarnya. 

Sedangkan proyek yang lebih gilanya, Babab ingin memodifikasi bentuk fisik tongsis. Ia menyadari, makin hari, orang makin malas membawa peranti tongkat sepanjang jengkal tangan dewasa ini. Tapi, Babab tak kehabisan akal. "Orang boleh malas bawa tongsis, tapi orang nggak pernah malas bawa powerbank kan kemana-mana. Kenapa? Karena bentuknya yang simpel. Tongsis kan nggak mungkin dikantongin," cetusnya. Sehingga, Babab sedang merancang tongsis dengan bentuk ceper, menyerupai power bank, tanpa mengesampingkan fungsi utama tongsis sebagai peranti pendukung selfie dan daya tahannya. "Itu yang lagi gue pikirin," ujarnya. 

Selain promo jor-joran lewat jejaring sosial, Babab kini juga sudah punya website resmi untuk memesan tongsis. "Elo bisa akses tongsis.net buat tahu lebih banyak tongsis," selorohnya. Dari situ pula, tongsis kini sudah tersebar dari Sabang sampai Merauke. 

Apa Babab tak takut bila suatu hari tongsisnya ini tak lagi digemari orang? Mendengar pertanyaan ini, Babab tergelak. "Gue yakin, urusan narsis, orang Indonesia juaranya," kelakarnya. (*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggap Cucu, Tiap Pekan Tetap Disambangi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler