Ansor dan Santri Siap Bersihkan Anak Muda Dari Ancaman Radikalisme

Jumat, 21 Oktober 2016 – 23:34 WIB
Ilustrasi. Foto: JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Satu lagi aksi terorisme terjadi di Indonesia. Kamis (20/10) pagi, empat orang polisi yang tengah mengatur lalu lintas di Cipondoh, Tangerang, diserang menggunakan senjata tajam dan dua bom pipa oleh simpatisan ISIS, Sultan Aziansyah.

Aksi lone wolf (aksi tunggal) dilakukan tersangka setelah ia direkrut ISIS melalui dunia maya (cyber).

BACA JUGA: Densus Telusuri Jejak Penyerang Kapolsek Tangerang di Medsos

Fakta ini membuktikan 'virus' radikalisme dan terorisme melalui dunia siber ini sudah sangat membahayakan.

Tidak hanya dari sisi keamanan, keberadaan terselubung simpatisan-simpatisan ISIS ini bisa mengancam persatuan dan kesatuan NKRI.

BACA JUGA: Direktur LKPP Akui Sudah Minta Proyek E-KTP Dihentikan, tapi...

Untuk memberantas propaganda radikalisme terorisme di dunia maya itu, bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tapi seluruh bangsa Indonesia.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) GP Ansor Abdul Rochman mengakui radikalisasi melalui dunia maya sangat berbahaya.

BACA JUGA: KPK Jebloskan Pengusaha Penyuap Pejabat Kebumen ke Sel

Karena itu, GP Ansor dengan menggandeng berbagai elemen, khususnya generasi muda islam, untuk melakukan perlawanan dengan membanjiri dunia maya dengan konten dan tulisan tentang islam moderat yaitu islam rahmatan lil alamin.

Dalam hal ini, Ansor banyak melibatkan para santri di seluruh penjuru nusantara.

"Ancaman radikalisme dan terorisme sudah menjadi tantangan bersama. Pemerintah dan lembaga masyarakat yang ada harus benar-benar konsentrasi dan fokus, bersama generasi muda, dalam hal ini santri, untuk menjaga bangsa ini dari radikalisme dan terorisme, terutama radikalisasi melalui dunia maya," ungkap Abdul di Jakarta, Jumat (21/10).

Kemajuan informasi dan teknologi (IT), diakui Adung, panggilan karib Abdul Rochman, tidak mungkin dihindari. Untuk itu, Ansor dan santri di Indonesia juga wajib melakukan reorganisasi untuk mengikuti perkembangan zaman.

Ia juga mengimbau para santri untuk lebih aktif mendalami IT dan sosial media untuk meredam sekaligus meluruskan propaganda radikalisme dan terorisme.

Sejauh ini, lanjut Adung, Ansor sudah cukup aktif dalam menangkal paham radikalisme terorisme di dunia maya dengan membentuk Banser Cyber.

Mereka aktif di media sosial untuk mensosialisasikan islam nusantara, islam moderat, dan terus menerus berikhtiar menjaga NKRI dan Pancasila, serta menangkal radikalisme dan terorisme.

"Kami rutin melakukan sosialisasi dan kaderisasi sampai ke tingkat desa dan pesantren. Di forum itu, kita mendorong mereka aktif mengikuti perkembangan zaman sehingga bisa bergerak bersama-sama dalam menangkal faham radikalisme dan terorisme melalui cyber," kata Adung.

Adung menilai, pelibatan santri dalam menangkal paham radikalisme dan terorisme melalui dunia maya akan memasifkan upaya pencegahan terorisme di Indonesia.

Pasalnya, santri memiliki kelebihan di mana mereka telah belajar agama islam dalam waktu yang panjang sehingga ilmu agama dan pemahaman islam rahmatan lil alamin cukup dalam.

Dengan aspek kekuatan pengetahuan ini, santri akan sangat kuat dalam mementahkan propaganda kelompok radikal yang banyak memutarbalikkan makna ayat-ayat Al Quran dan Al Hadits.

"Mereka bisa memberikan argumen kuat dalam setiap ayat, hadits, atau dalil yang dibelokkan oleh kelompok radikalisme. Sekarang tinggal bagaimana mendorong mereka untuk lebih aktif berdakwah dan berkomunikasi di dunia maya dan medsos," terang Adung.

Adung berharap, pemerintah, dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), serta lembaga-lembaga terkait lainnya, untuk memberikan dukungan yang lebih besar lagi dalam pelibatan santri dalam pencegahan terorisme melalui dunia maya.

Ia yakin, dengan jumlah santri yang sangat banyak di Indonesia, ditambah potensi pengetahuan agama dan NKRI, mereka bisa menjadi duta dalam mengkampanyekan gagasan yang baik dalam membendung propaganda radikalisme dan terorisme di dunia maya.

"Ansor dan santri siap membersihkan anak muda Indonesia dari propaganda radikalisme dan terorisme," pungkas Adung. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menarik, Inilah Analisis Pak JK atas Persidangan Jessica


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler