Anti Batu, Mampu Rekam Demo dari Jarak 500 Meter

Sabtu, 22 Mei 2010 – 01:19 WIB
PENGINTAI - Kabareskrim Polri Komjen (Pol) Ito Sumardi menunjukkan mobil pengintai milik Bareskrim, Jumat (21/5), di Jakarta. Foto: Agus Srimudin/JPNN.
Bareskrim Mabes Polri melengkapi diri dengan mobil pengintai demo-demo besar atau aksi yang berpotensi anarkisKendaraan itu dilengkapi alat-alat perekam suara dan gambar yang bisa merekam dari jarak 500 meter

BACA JUGA: Anak-Anak Muslim Komunitas Punk Berdakwah lewat Punkajian

Seperangkat alat perekam berupa satelit itu, diklaim lebih canggih dari alat yang dimiliki wartawan
Seperti apa?

Laporan AGUS SRIMUDIN, Jakarta

MATAHARI
hampir berada di atas kepala

BACA JUGA: Lebih Legit, Rasanya Seperti Durian Campur Susu

Sejumlah kendaraan operasional Polri dibariskan di halaman depan Bareskrim, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Sebagian lagi, kendaraan dijajarkan di depan gedung utama Mabes Polri, tempat Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri berkantor.

"Ini mobil pengintai milik Bareskrim

BACA JUGA: Meramalkan, Tahun 2012 Gelap !

Kalau ada demo besar, tim langsung ke lapanganProses merekam dan mengintai tak perlu terlalu dekat dengan peserta demo," ujar Kabareskrim Mabes Polri, Komjen (Pol) Ito Sumardi, tanpa pengeras suara memberikan penjelasan kepada Tim Independen Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan & RB) yang meninjau fasilitas milik polisi itu, Jumat (21/5) siang.

Mengenakan setelan kemeja cokelat, Ito mengajak tamunya berkeliling ke sejumlah mobil milik PolriDi antara mobil itu, ada yang bernopol Polri, namun ada pula yang berplat kendaraan berwarna hitam layaknya mobil pribadi biasaPintu belakang mobil-mobil itu sengaja dibukaTampak sejumlah peralatan yang menempel di dinding dan bagian atas kendaraan pengintai itu, seperti alat perekam berupa satelitBentuknya bulat berkaca-kaca dan berwarna hitam kemerah-merahanLalu, ada pula alat yang bertuliskan CCTV, handycam, audio dan DVR (digital video recording).

Saat dicoba mendekat ke dinding mobil dan menempelkan mata ke kaca untuk melongok ke dalam, tak tampak apa-apaYa, dari luar kaca bermerk Serena yang dibuat gelap itu, memang tidak tampak alat-alat apapun di dalam mobil tersebut"Kalau kaca belakang ditutup, maka makin gelapSulit melihat apa saja yang ada di dalam mobil, termasuk operator yang merekam dan mengedit hasil rekaman audio dan suaraKaca itu tidak pecah dilempar dengan batu," ujar seorang petugas tegap berpakaian sipil, menjelaskan sosok kendaraan pengintai tersebut.

Namun dari pintunya, di dalam mobil itu tampak pula sejumlah kursiDi depan, ada kursi supir dan samping sopirDi belakang, ada tempat duduk untuk 2-3 orangKursi sandaran itu dijejer menghadap ke depan"Biasanya, satu tim ada empat orangTerdiri dari dua orang penyidik, satu orang operator alat-alat perekam, mengedit dan memfoto, serta seorang lagi driverKeempatnya adalah anggota Polri," terang pria yang mengaku supir dari mobil berplat hitam tersebut.

Disebutkan, mobil pengintai seperti itu jumlahnya ada 23 unitKendaraan yang dilengkapi berbagai alat itu diadakan pada awal 2010, saat Kabareskrim masih dijabat Komjen (Pol) Susno DuadjiKini, mobil itu sebagian biasa standby di Bareskrim, sedangkan sebagian lagi diberikan ke Polda Metro Jaya, Polda Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, serta Polda Sumatera UtaraKe depan rencananya, semua Polda akan dilengkapi dengan mobil seperti itu.

"Alat-alat yang ada di dalam mobil ini memang ditujukan untuk mengintai demonstrasi dan kerusuhanKalau ada demo besar, semua peristiwa bisa direkam secara audio dan gambarAlat (dari satelit)-nya bisa merekam dari segala arah, ada juga foto dan suaranyaHasil rekaman bisa dijadikan BB (barang bukti)Begitu pula, kalau ada petugas yang bertindak di luar ketentuan, akan diketahui lewat alat ituKami juga punya bukti untuk membela diri kalau diserang soal pelanggaran HAMAlat itu akan merekam semua peristiwa dalam aksi-aksi, tapi utamanya aksi-aksi yang besarYa, aksi sekelas Bareskrim-lah," kata sang petugas yang tak mau namanya ditulis itu.

Ditekankan lagi, proses identifikasi, penyamaran dan pengintaian dengan mobil itu, memang akan sulit diketahui pengunjuk rasa"Sekilas, mobil itu seperti kendaraan pribadi biasaKadang-kadang mengintai orang di dalam rumah, cukup parkir di dekat rumahnyaOrang kadang tidak tahu kalau itu mobil pengintaiPaling dikira mobil tamu," katanya pula.

Sementara terlepas dari itu, di kesempatan terpisah saat jumpa pers di pressroom Mabes Polri, Wakil Kepala Divisi Humas Kombes (Pol) Zainuri Lubis, memberikan penjelasan soal kedatangan Tim Independen Kemenpan & RB yang meninjau peralatan milik Mabes Polri itu"Hari ini, Mabes Polri mendapat kunjungan dari Tim Independen Kementerian PAN & RB yang diketuai Dr Kunia TohaMereka ada 11 orang, termasuk pakar ekonomi dan pakar hukum," ungkapnya.

Kedatangan tim tersebut, menurut Zainuri mempunyai sasaran khusus, termasuk guna mengecek apakah reformasi Polri sudah memenuhi target atau belum"Salah satu keberhasilan Polri yang menjadi penilaian dari Tim Birokrasi Nasional, yaitu penilaian sejak 2005, 2006, 2007 dan 2008, nilainya disclaimer (tidak pasti atau sangkalan), sehingga susah dinilai karena patokan tidak adaKalau rapor, bisa dikatakan merah," tuturnya.

"Alhamdulillah, laporan dari Irwasum Polri kepada Presiden melalui Menkeu, hasil pemeriksaan (kemudian) mendapat lonjakan yang sangat positifDari disclaimer, lalu wajar dengan pengawasan, sekarang wajar tanpa pengawasanKalau dulu nomor 50 ke atas dari seluruh instansi pemerintah, atau sekitar 60, sekarang dapat wajar tanpa pengawasanMudah-mudahan Polri berada di 10 besarUntuk kebenarannya, silakan cek ke BPK (Badan Pemeriksa Keuangan)," beber Zainuri pula sambil tersenyum.

Sementara, penilaian lain yang dilakukan tim yang berkunjung itu, masih menurut Zainuri, adalah soal rekrutmen bintara, Akpol dan Perwira di Polri"Paparannya (saat itu, Red) masih berlangsungTapi, penilaiannya cukup bagusPolri (disebutkan) adalah lembaga publik yang paling siap menghadapi (Undang-undang) Keterbukaan Informasi Publik (KIP)," tambahnya(gus)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Legenda Liverpool Ian Rush Tiga Hari di Jakarta


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler