Antre Pendaftaran PPDB, Emak – emak: Kamu Baru Datang Mau Nyelonong!

Sabtu, 22 Juni 2019 – 00:06 WIB
Antre pendaftaran PPDB 2019 jalur zonasi, beberapa orangtua calon siswa salat Subuh berjemaah di trotoar depan SMPN 2 Purworejo, Senin (17/6). Foto: Budi Agung/Radar Jogja

jpnn.com - Demi anak agar bisa lulus PPDB (penerimaan peserta didik baru) jalur zonasi tingkat SMP, beberapa orangtua rela antre lama di depan gerbang pintu sekolah. Beberapa di antaranya sudah tiba di depan sekolah sejak pukul 03.00, Rabu (19/6).

Seperti yang dilakukan Yustikarin, warga Kelurahan Mlati Norowito, Kecamatan Kota, Kudus, Jateng. Demi mendapatkan antrean PPDB lebih awal di SMP 2 Kudus, dia rela menunggu di pintu gerbang, meski gerbang masih tertutup.

BACA JUGA: Ketum Ikatan Guru Tuding Pemda Sumber Kisruh PPDB

”Saya bersama suami sebenarnya mulai pukul 21.00 Selasa (18/6) malam sudah memantau situasi (di SMPN 2 Kudus). Ternyata masih sepi. Kemudian pukul 24.00 (kembali lagi memantau SMPN 2 Kudus). Kondisinya masih sama. Baru pukul 03.00 saya putuskan untuk menunggu di gerbang sekolah. Ya belum ada orang, baru saya yang datang,” terangnya.

Yustikarin mengaku tidak sia-sia antre sejak pukul 03.00. Dia dapat antrean nomor 1. Benar saja, karena gerbang sekolah baru dibuka sekitar pukul 05.00.

BACA JUGA: Jokowi Perintahkan Mendikbud Evaluasi Sistem Zonasi

Hal yang sama dilakukan Gofar, wali murid yang merupakan warga Desa Janggalan, Kecamatan Kota. Dia mengatakan, pukul 02.00 sudah datang ke SMPN 2 Kudus. Tapi masih sepi. Ia putuskan pulang lagi, dan setelah subuh sekitar pukul 05.00 kembali lagi ke sekolah.

BACA JUGA: Ketum Ikatan Guru Tuding Pemda Sumber Kisruh PPDB

BACA JUGA: Pengumuman Penting soal PPDB: Permendikbud Nomor 51 Tahun 2018 Direvisi

”Ya informasi yang saya terima, selain zona terdekat kecepatan mendaftar menjadi pertimbangan. Demi anak saya rela datang lebih awal. Ternyata pikiran saya sama seperti yang lain. Kalau posisi waktu pendaftaran lebih awal nanti dapat nomor urut setidaknya aman. Tapi, tetap saya pantau perkembangannya,” ungkapnya.

Dari pantauan Jawa Pos Radar Kudus, di SMPN 2 Kudus Rabu, menginjak pukul 06.00 antrean mulai bejubel. Pihak sekolah menggunakan sistem antrean yang baru datang harus berada di urutan paling akhir untuk mendapat nomor antrean.

Ada hal yang menarik saat antrean ini. Pada saat antre, ada bapak-bapak yang mau nyelonong di urutan depan untuk meminta nomor antrean. Seketika dia menuai protes para emak-emak yang sudah antre panjang.

”Pak... Pak... yang pakai baju kotak-kotak antre sesuai urutan dong... Kami saja sejak pagi, kamu yang baru datang malah mau nyelonong,” celetuk salah satu ibu di barisan belakang untuk mengambil antrean PPDB. Protes ini disambut protes dari para ibu-ibu lainnya.

Setelah mendapatkan nomor antrean, siswa pendaftar diarahkan masuk kelas berdasarkan urutan nomor pendaftaran. Di SMPN 2 Kudus dibuka delapan kelas dan isinya ada 30 siswa untuk melakukan verifikasi pemberkasan. Sementara orangtua tidak diperkenankan mendampingi di dalam kelas.

Pada saat verifikasi pemberkasan, banyak terjadi kendala pada kartu keluarga (KK) baru yang tidak dilampirkan surat keterangan dari desa. Surat keterangan itu, sebagai pernyataan jangka waktu pendaftar tinggal di desa tersebut.

Setelah menunggu cukup lama, namun kurang lebih satu jam, verifikasi berkas secara manual, baru siswa diarahkan menuju pendaftaran online. Sistem antrean masuk ruangan maksimal 10 anak dan disesuaikan nomor urut antrean.

Pada saat menunggu giliran online, banyak orang tua yang gelisah. Terutama yang jarak zonasinya lebih dari satu kilometer. Mereka pun mengeluarkan celetukan-celetukan yang beragam.

”Dari wilayah Bae saja berani daftar. Apalagi wilayah Loram Wetan, optimis masuk lah,” celetuk salah satu orang tuasiswa.

Kedatangan orang tua siswa pagi buta juga terjadi di SMPN 1 Kudus. Orang tua pendaftar datang paling pagi sekitar pukul 04.30. Salah satunya Okta warga Desa Purwosari. Dia datang lebih pagi dengan harapan mendapatkan nomor antrean awal.

”Dilihat dari jarak (rumah) lebih dekat di SMP 1 Kudus. Saya (anaknya, Red) juga mencoba lewat jalur prestasi, tapi tidak berhasil. Mudah-mudahan yang jalur zonasi ini diterima. Jarak Purwosari (rumahnya, Red) ke SMP 1 Kudus 2,5 kilometer. Dari sekolah lainnya lebih jauh jaraknya, ada yang tiga kilometer,” ungkapnya.

Terkait dengan PPDB SMP dengan sistem zonasi ini, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikpora) Jepara Agus Tri Harjono mengatakan, tujuan dari penerapan zonasi ini untuk pemerataan kualitas sekolah. Karena itu, masyarakat diharapkan untuk tidak keliru dalam mengartikan sistem zonasi dalam PPDB.

BACA JUGA: Pernyataan Keras Pengamat Diarahkan ke Penolak PPDB Sistem Zonasi

”Harapannya nanti semua sekolah bisa melakukan manajemen yang baik, agar sekolahnya berkualitas meski tidak bisa memilih input siswa sebagaimana tahun-tahun sebelumnya," harapnya.

Sementara itu, saat ini proses PPDB masih berlanjut. Analisa penyusunan peringkat akan dilakukan hari ini. Sedangkan pengumuman hasil seleksi akhir untuk sekolah dengan pendaftaran sistem online dilakukan besok pagi (21/6). (san/emy/lin)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PPDB 2019: Jalur Zonasi Dikurangi, Prestasi jadi 15 Persen


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler