Antri Zakat Berujung Tragedi

21 Tewas Karena Kesulitan Bernafas

Selasa, 16 September 2008 – 11:36 WIB
PASURUAN – Acara pembagian zakat oleh pengusaha Kota Pasuruan H Syaikhon Fikri,  55, Senin (15/9) berubah jadi ladang kematianRibuan orang mengantre, berdesakan  hingga sulit bernapas, bahkan injak-injakan

BACA JUGA: Surat Suara untuk Tuna Netra baru Dipikirkan KPU

Akibatnya, 21 orang tewas, seorang kritis,  dan dua belas lainnya sempat pingsan hingga harus mendapat perawatan di RSUD dr Soedarsono Kota Pasuruan
Semua korban adalah perempuan

BACA JUGA: PDIP-PDS Tolak RUU Pornografi



Pembagian zakat keluarga Syaikhon kemarin tak kalah dengan pembagian dana bantuan langsung tunai (BLT) versi pemerintah
Ribuan orang memadati arena pembagian zakat yang dipusatkan di musala Al Raudatul Jannah di Gg Pepaya Jl Dr Wahidin Sudirohusodo (selatan)

BACA JUGA: Pekan Depan, KPK Panggil Condro

Sejak sekitar pukul 05.00, calon penerima zakat sudah berdatanganTerutama mereka yang berasal dari luar Kota PasuruanPukul 07.00 massa semakin bertumpuk.
 
Keluarga Syaikhon sebenarnya sudah mengantisipasi membludaknya massaGapura depan Gang Pepaya sejak pagi itu sudah ditutupi dengan gedhek (anyaman bambu)Saat hari makin siang, lama jumlah massa yang datang semakin bertambahMusala Al Raudatul Jannah di tengah-tengah gang menjadi pusat konsentrasi massaDi musala itulah semua massa yang berdatangan akan menerima santunan zakat sebesar Rp 30 ribu

Sekitar pukul 08.00, Syaikhon dan putranya, Vivin, 30, dan Faruq, 28 terlihat sibuk menata pembagian zakatKeduanya menata pagar untuk jalan akses penerima zakat di dalam musalaBeberapa saat kemudian, terlihat istri Syaikhon, Ny Hanifa, 50Ia berjalan memakai tongkat sambil dituntun beberapa keluarganya menuju musala.

Mulai sekitar pukul 09.00, pintu musala sebelah utara akhirnya dibuka panitia pemberian zakat“Masuknya satu satuJangan dorong-dorongan,” ucap seorang panitia kepada massa yang berkumpul di depan musalaWalau aksi pembagian zakat berada di dalam musala, namun jumlah massa yang berada di luar musala diperkirakan ada sekitar empat ribu orang

Panitia yang bertugas membagikan zakat membuka pagar yang berukuran dua meter tersebutBukaan pintu pagar dibuka hanya cukup untuk satu orang yang masuk ke dalam musalaPanitia pun membatasi orang yang masuk ke dalam musala sebanyak lima orang sampai sepuluh orangJika yang di dalam telah menerima dan keluar lewat pintu selatan, barulah panitia membuka pintu pagar depan kembaliBegitu seterusnya

Bagi orang yang telah menerima zakat sebesar rp 30 ribu, orang tersebut harus diberi sumba yang diletakkan di pintu keluar sebelah Selatan musalaDua orang panitia zakat bertugas mencelupkan jari tangan massa yang telah mendapatkan uang.    Sembari Ny Hanifa membagikan zakat, terlihat H Syaikhon berlalu lalng mengawasi pembagian zakatSambil mengenakan baju hitam, lelaki tersebut memegang ponselnyaNamun ia lebih sering keluar dari dalam musala melalui pintu keluar.

Memasuki pukul 09.15, hampir sekitar lima puluh orang telah menerima zakatUsaha mereka berlomba terbilang cukup semangat untuk memasuki pintu masuk musalaSebab, mereka harus berdesak-desakan dengan sesama penerimaAda pula massa yang kebingungan dengan anak yang digendongnya“Mas, tolong anakku bawa ke dalamAku nggak kuat,” ucap Surti sambil mendorong ke atas anaknya melalui celah pagarTak pelak massa lain yang membawa anaknya ikut meminta tolong para wartawan yang meliput dari dalam musala

Lama-kelamaan pun aksi dorong massa semakin brutalMereka ingin cepat-cepat mendapatkan santunan zakatHingga akhirnya barisan depan yang berada di pintu musala semakin terhimpitAda yang menjerit kesakitan dan banyak juga yang menangis histeris“Mas..mas mbokku (ibuku) pingsan!” teriak salah satu dari mereka

Tak pelak para panitia turun menolong massayang pingsan tersebutTerlihat pula putra Syaikhon, Faruq, turun langsung di tengah kerumunan massa untuk membawa beberapa orang yang mulai jatuh pingsanPanitia yang lain sibuk menyiram air dari selang kran musala untuk membuyarkan massa yang menumpuk

Awalnya pertolongan dari pantia memang efektifSiraman air dari panitia bisa sedikit melonggarkan udara dan hawa panasBanyak dari mereka yang memanfaakan siraman air tersebut untuk minum.

Namun, sekitar pukul 09.30 aksi dorong-dorongan massa semakin hebatBanyak kumpulan orang yang jatuh tergeletak ke tanah hingga akhirnya terinjak massa yang lain“Yo’opo iki (bagaimana ini)Jangan dorong-dorongan, kasian yang jatuh,” ucap seorang panitia

Sayang, penertiban panitia tidak membuahkan hasilJustru massa semakin menjorok ke pintu masuk musalaSuasana kacauMassa yang berada di pintu depan musala benar-benar terjebak dan terhimpit pagar

Jeritan-jeritan histeris menyeruak, bercampur aduk dengan suara orang mengaduh-aduhMereka yang sadar dalam kondisi bahaya, berusaha menyelamatkan diriTapi, itu tidak mudah bagi yang sudah berada di tengah kerumunanTarik menarik demi penyelamatan diri terjadiAda wanita yang sampai bajunya robek di tengah tarik menarik itu

Suasana semakin tak terkendaliBeberapa orang yang terjepit, terinjak, kehabisan napas, berjatuhanBahkan sebagian dari mereka ada yang terlihat digotong kedalam musala dalam keadaan meninggal dunia

Korban yang meninggal tersebut akhirnya dirujuk ke rumah sakitWartawan pun jadi ikut sibuk membantu mengevakuasi korbanJatuh satu korban jiwa tak membuat kegiatan itu bubarDengan adanya satu korban yang meninggal tidak menyurutkan massa menghentikan aksi dorong-mendorongMereka semua justru bingung tidak bisa menemukan jalan keluar karena jalan dari depan gang Pepaya ditutup

Kontan aksi dorong tersebut semakin menambah jumlah korbanSatu persatu pula korban berjatuhanPara korban tewas di tempat kejadian lalu dikumpulkan begitu saja di jalan gangSampai pukul pukul 10.15, sudah ada enam orang tewasItu belum termasuk mereka yang kritis hingga harus dilarikan ke RSUD dr Soedarsono Kota Pasuruan (RSUD Purut)

Kondisi massa baru dapat dikendalikan ketika petugas Polsek Purworejo dan Polresta Pasuruan datang ke lokasi sekitar pukul 10.55Sejumlah anggota yang datang dengan mobil patroli langsung mengamankan kerumunan massaKerumunan tersebut baru dapat dibubarkan sekitar pukul 11.10.  Bubaran kumpulan massa tersebut tidak serta merta mengatasi masalahSebab, ternyata korban meninggal dunia terus bertambahPetugas pun langsung mengevakuasi para korban baik yang sudah meninggal maupun kritis dengan mobil patroli polisi dan kendaraan ala kadarnya macam pikap bak terbuka.  

Satu persatu korban mulai dievakuasiSebagian dari mereka terlihat ada yang sekarat karena kehabisan nafasAda juga yang cedera akbiat injakan massaSembari membawa korban, petugas lalu mencari pihak keluarga H Syaikhon untuk dilakukan pemeriksaanIstri Syaikhon, Ny Hanafi terlihat menangis sesenggukan“Kok jadi begini ya,” katanya

Kapolresta Pasuruan AKBP Herry Sitompul mengatakan sampai saat ini Polresta masih menyelidiki kasus ini“Kami masih mengumpulkan  keterangan dari saksi-saksi,” katanya

Ia menyebutkan sampai saat ini belum bisa menetapkan terangkaTermasuk pemeriksaan keluarga Syaikhon dan beberapa keluarganya, Kapolres hanya menyebutkan  proses penyelidikan masih dalam pemeriksaan saksi-saksi.  “Kami tidak boleh gegabah dalam menetapkan tersangkaKami harus menyelidiki dahulu apakah kejadian ini musibah atau ada unsur lain,” tutur Kapolres(fun/via)


Nama Para Korban Tewas
1.    Suliatin, Kepel, Bugulkidul, Kota Pasuruan
2.    Ngatemi, 50, JlHang Tuah, RT 3, RW 3 Tambakan, Gadingrejo Kota Pasuruan
3.    Faridah, 35, RT I, RW 4 Tambakan, Gadingrejo Kota Pasuruan
4.    Yanti, 48, Kebonjaya, Purworejo, Kota Pasuruan
5.    Salamah, RT I RW 3 Tambakan Kelurahan Gadingrejo Kota Pasuruan
6.    Chodijah, 45, JlHalmahera Gadingrejo Kota Pasuruan 
7.    Satuki, 67, Ngemplakrejo, Purworejo Kota Pasuruan 
8.    Aliyah, JlHangtuah I/ RW 4 Gadingrejo Kota Pasuruan
9.    Siti Khodijah, 42, Rejoso Kidul Kabupaten Pasuruan
10.    Chanifah, JlHalmahera Gadingrejo Kota Pasuruan
11.    Syafaati, Wonojati Gondangwetan Kabupaten Pasuruan
12.    Sunarsih, RT 3/ RW I Krapyakrejo, Gadingrejo Kota Pasuruan
13.    Saminah, 50, Kepel Bugulkidul, Kota Pasuruan
14.    Nanik, 30, JlJambangan Kelurahan/Kecamatan Purworejo Kota Pasuruan
15.    Tumiati, Patebon Lor Saar, Pasrepan Kabupaten Pasuruan
16.    Aminah, Wonojati Gondangwetan Kabupaten Pasuruan
17.    Rianah, JlMTHaryono Mandaran, Bugulkidul Kota Pasuruan
18.    Mak Ti, 60, Sungiwetan Pohjentrek Kabupaten Pasuruan   
19.    Raket, 53, RT II, RW IV Ngemplakrejo Purworejo Kota Pasuruan
20.    Murniati, JlSulawesi, Sawahan Gadingrejo Kota Pasuruan
21.    Hayumi, Jl Bendungan Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan 

Korban Kritis
1.    Waginah, 50, Kedung Gambir, Bugulkidul Kota Pasuruan

Korban Pingsan dan Sesak Napas
1.    Supriyatin, 20, Kepel, Bugulkidul Kota Pasuruan  
2.    Sukarni, 50, Purutrejo, Purworejo Kota Pasuruan
3.    Maria Ulfah, 26, Jogorepo, Gondangwetan Kabupaten Pasuruan
4.    Liana, 38, Sekargadung, Bugulkidul Kota Pasuruan
5.    Lina, 20, Ngemplakrejo, Purworejo Kota Pasuruan
6.    Sayuna, 40, Ngemplakrejo, Purworejo Kota Pasuruan
7.    Sumirah, 52, Ngemplakrejo, Purworejo Kota Pasuruan 
8.    Mbok Su, 70, Pasrepan Kabupaten Pasuruan
9.    Lusiana, 30, Mandaranrejo, Bugulkidul Kota Pasuruan 
10.    Nur Amsani, 50, Gadingrejo, Kota Pasuruan 
11.    Muinah, 47, Kedung Gambir, Bugulkidul Kota Pasuruan
12.    Khayumi, 49, Pasaringin, Mancilan, Purworejo Kota Pasuruan


Kronologi Kejadian

05.00 – 07.00
: Calon penerima zakat sudah berdatanganBerebut mendapat tempat terdepan

07.00 – 09.00
: Tumpukan masa diperkirakan sudah mencapai lima ribu orang

09.00 – 10.00
: Zakat mulai dibagikanTerjadi desakan dari belakangUyel-uyelan kacau, dan kepanikan massa mulai terjadiPanitia sempat menyiramkan air untuk mendinginkan massa

10.15 – 10.30
: Tragedi terjadiKorban mulai berjatuhan karena banyak yang Terinjak, dan kehabisan nafas

10.30 – 11.00
: Korban yang tewas dibiarkan tergeletak di tengah kerumunan karena proses evakuasi berjalan lambat

11.00 – 11.30
: Korban mulai dievakuasi dan dilarikan ke rumah sakit dr Soedarsono Kota Pasuruan

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cagub Jangan Jual Isu Pemekaran


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler