Salah satu universitas terbaik di Australia, Australian National University (ANU) menolak sebuah tawaran yang hendak mendanai jurusan Peradaban Barat karena organisasi yang menawarkan pendanaan itu ingin mengontrol ketat muatan yang diajarkan.

Ramsay Center for Western Civilisation atau Pusat Peradaban Barat Ramsay – sebuah lembaga yang diketuai oleh mantan Perdana Menteri John Howard dan bekerja untuk mempromosikan pendidikan peradaban Barat - menawarkan untuk membiayai sebuah program di ANU tapi, setelah enam bulan perundingan, perguruan tinggi itu memutuskan menolak kesepakatan tersebut pada awal bulan ini.

BACA JUGA: Polisi Tetapkan 4 Tersangka Kasus Kapal Tenggelam Di Danau Toba

Rektor ANU, Prof Brian Schmidt mengatakan Ramsay Center ingin mengawasi dengan ketat kualitas dari apa-apa yang diajarkan dalam program tersebut, yang digambarkannya seperti "pemeriksaan kesehatan", dimana menghendaki perwakilan dari lembaga itu untuk ikut menghadiri perkuliahan.

"Kami tidak dimaksudkan untuk dipengaruhi, kita tidak dimaksudkan untuk dipaksa, kita tidak dimaksudkan untuk mengadopsi sudut pandang eksternal," kata Brian Schmidt.

BACA JUGA: Perbandingan Penggunaan Narkoba di Australia dan Indonesia

"Kami dimaksudkan untuk secara internal menjalani dan melakukan apa yang kami percayai paling baik - yang merupakan pusat dari otonomi akademik.

"Dengan hadirnya sebuah kelompok yang datang dan sebenar-benarnya mengawasi kinerja anggota staf, masuk dan melihat bagaimana perkuliahan dalam program itu dilakukan benar-benar bertentangan dengan otonomi akademik."

BACA JUGA: Cara Terbaik Membantu Orang Tunawisma di Australia

Photo: Brian Schmidt menjelaskan mengapa ANU keluar dari kesepakatan dengan Ramsay Centre. (ABC News: Alkira Reinfrank)

Poin 'kebebasan akademik' di MOU

Ramsay Center didirikan pada Maret 2017 untuk mendanai sebuah program bergelar sarjana dalam bidang studi peradaban Barat, yang digambarkan disitus program itu sebagai "program studi yang paling tidak membosankan yang akan anda tekuni”.

Situs tersebut mengatakan gelar yang diusulkan akan didirikan dalam "kemitraan" dengan universitas.

"Kami menekankan 'kemitraan' karena program studi ini tidak dapat dikembangkan sampai universitas sepakat mengikuti proses internal mereka sendiri," kata situs web itu.

Brian Schmidt mengatakan Ramsay Center menginginkan kata-kata "kebebasan akademik" dihapus dari daftar nilai-nilai bersama yang tercantum dalam Memorandum Kesepakatan setebal 70 halaman diantara kedua lembaga itu.

Schmidt mengatakan permintaan untuk menghapus kata-kata itu "tidak dapat dijelaskan" kepadanya, meskipun itu tidak dengan sendirinya menjadi satu-satunya faktor yang membatalkan kesepakatan tersebut.

"Itu adalah kesimpulan dari semua pertimbangan secara keseluruhan, tetapi itu adalah contoh dari hal-hal yang kita hadapi," kata Brian Schmidt.

Pada bulan April, mantan perdana menteri dan anggota dewan Ramsay Center, Tony Abbott, menulis dalam majalah konservatif versi online Quadrant kalau kemitraan yang diusulkan tidak hanya tentang mengajarkan soal Peradaban Barat; tapi itu adalah "untuk" peradaban Barat.

"Komite manajemen termasuk CEO Ramsay dan juga direktur akademisnya akan membuat keputusan kepegawaian dan kurikulum," tulis Abbott. Photo: Mantan Perdana Menteri Tony Abbott, bersama dengan John Howard, masuk dalam jajaran di Ramsay Centre. (AAP: Alan Porritt, file photo)

Pekan lalu Direktur Eksekutif Ramsay Center Simon Haines mengatakan pihaknya sangat menyayangkan artikel Quadrant dan Tony Abbott telah salah diartikan ketika dia mengatakan Ramsay Center akan memutuskan tentang staf dan kurikulum.

Brian Schmidt mengatakan setelah makalah itu diterbitkan Australian National University (ANU) telah meminta klarifikasi publik dari Ramsay Center yang menyatakan otonomi dari ANU.

"Mereka mengatakan 'oh, ya, ya,' tetapi itu tidak pernah terjadi dan itu belum terjadi hingga hari ini," kata Brian Schmidt.

Brian Schmidt mengatakan universitas senang bekerjasama dengan "segala pihak " jika mereka menghormati otonomi universitas, termasuk Ramsay Center.

"Kami tidak menyimpan dendam ... jika Ramsay Center siap untuk sepenuhnya memikirkan kembali bagaimana pendekatan mereka terkait kerjasama ini, tentu saja kami bersedia membahasnya bersama," katanya.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Huawei Paling Banyak Sponsori Studi Banding Politisi Australia

Berita Terkait