APBN-P: Harga Minyak USD61 per Barel

Penerimaan Migas Capai Rp124 Triliun

Senin, 09 November 2009 – 11:50 WIB
JAKARTA- Pemerintah tetap optimis dengan harga minyak yang ditetapkan sebelumnyaDalam membahas perkembangan harga minyak Indonesia Crude Price (ICP) sesuai dengan APBN-P 2009, Menteri Sumber Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh mematok bahwa harga ICP sekitar USD61 per barel.

"Dengan asumsi nilai ICP tersebut, maka dengan kenaikan harga minyak saat ini bisa dikatakan bahwa masih ada ruang untuk mengadaptasi kenaikan harga minyak sampai dengan akhir tahun ini," ungkapnya di dalama rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI, Senin (9/11).

Disebutkan, harga ICP  hingga 31 Oktober 2009 yakni sebesar USD72,53 per barel, sedangkan harga rata-rata ICP pada periode bulan Desember 2008-Oktober 2009 sebesar USD58,86 per barel.

Selain itu, mengenai perkembangan harga minyak saat ini, Darwin pun menjelaskan bahwa harga minyak akan mempengaruhi penerimaan minyak dan gas bumi serta subsidi energi.

Perkembangan penerimaan migas sampai dengan bulan Oktober 2009, terang dia, mencapai Rp124 triliun atau sebesar 67 persen dari target APBN-P sebesar Rp183,6 triliun

BACA JUGA: Bandara Kualanamu Kurang Rp2 T

Namun subsidi BBM dan LPG pada periode yang sama mencapai Rp33 triliun atau sekitar 64 persen dari pagu APBN-P.

"Rendahnya realisasi penerimaan migas dan penggunaan anggaran subsidi BBM dan LPG ini merupakan akibat dari rendahnya harga minyak pada awal tahun dan penguatan nilai tukar rupiah akhir-akhir ini," imbuhnya.

Sementara itu, dalam mengungkapkan perkiraan situasi pasar minyak tahun 2010 mendatang, Darwin mengatakan bahwa suplai minyak non OPEC dan kapasitas produksi OPEC masih akan meningkat dan jika dilihat dari sisi pasokan untuk tahun 2010 - 2012 diperkirakan masih akan aman
"Stok minyak dunia masih di atas rata-rata 5 tahun sehingga sisi pasokan masih aman," tukasnya.

Sekadar infomasi, Darwin sempat menyebutkan bahwa harga minyak 2010 akan berafa pada kisaran USD 65-70 per barel dan sekitar USD 75-85 per barel pada tahun 2012

BACA JUGA: Bekas Penghasil Harus Dapat Dana Pemulihan

"Nilai tersebut tentunya tergantung kepada kecepatan pemulihan ekonomi dunia, dan tidak menutup kemungkinan tingkat harga ini akan lebih tinggi apabila dollar masih terus melemah," tandasnya
(cha/JPNN)

BACA JUGA: Kadin: Restrukturisasi Industri Elektronika

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelayanan Satu Pintu Masuk Program 100 Hari


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler