Apel Amerika Berbakteri Banjiri Pasar Nunukan

Rabu, 28 Januari 2015 – 23:38 WIB
Apel Amerika Berbakteri Banjiri Pasar Nunukan. Foto: Ilustrasi

jpnn.com - NUNUKAN –  Apel jenis Granny Smith dan Gala produksi Bidart Bros dari California, Amerika Serikat yang diduga mengandung bakteri Listeria monocytogenes masih terdapat di beberapa pasar di Kabupaten Nunukan dan Kecamatan Sebatik.

Ditengarai ketidaktahuan pedagang buah serta instansi terkait membuat 2 jenis apel berwarna hijau dan merah itu masih dapat dijual bebas walau membawa ancaman serius kesehatan bagi pemakannya.  

BACA JUGA: Kondisi Bayi yang Dibuang di Tong Sampah Makin Membaik

Berdasarkan pengamatan Radar Nunukan (Grup JPNN.com) di Pasar Jamaker, buah apel yang didagangkan di Nunukan masih didominasi apel dari Tawau, Malaysia.  Bahri, 45 tahun, salah seorang pedagang mengaku memilih apel impor dibanding lokal karena pertimbangan jarak dan kualitas.

“Kalau apel impor, hari ini dipesan besok barangnya sudah datang,  berbeda dengan apel lokal yang harus pesan dari Surabaya yang pengirimannya mencapai satu minggu baru sampai. Apel impor tidak mudah membusuk sedangkan apel lokal sampai di sini (Nunukan Red) sudah ada yang membusuk,” tutur Bahri saat ditemui Selasa siang (27/1).

BACA JUGA: Dilaporkan Terima Suap, Ini Reaksi Wali Kota Tarakan

Di lapak jualan buah miliknya juga terlihat Granny Smith berdampingan dengan apel impor lainnya seperti dari Afrika dan Tiongkok.

Pedagang di Pasar Pagi, Aris juga mengatakan, dirinya juga menjajakan apel impor. Salah satunya pun jenis Gala. Dulu, Aris menjual apel Gala asal Afrika. Kini, Aris juga menjual apel asal Amerika, tepatnya Washington. Saat ditanya mengenai bakteri pada apel Gala, Haris kurang mengetahuinya.

BACA JUGA: Artis Ganteng Ini Dikerjain di Hari Pertama Ngantor sebagai CPNS?

“Saya tak mengetahui tentang itu (bakeri) pada apel,” kata Haris.

Apel Granny Smith juga beredar di sejumlah perbelanjaan Pulau Sebatik. Apel jenis ini didatangkan langsung dari Tawau, Malaysia lewat jalur dermaga Sei Nyamuk. Saat ditanya terkait isu larangan menjual-belikan buah apel jenis itu, para pemiliki toko tidak mengetahui info tentang larangan menjual apel jenis Granny Smith. Sebab tidak ada informasi yang sampai di telinga para pedagang buah dari pihak terkait manapun.

“Kami juga di sini tidak tahu, tapi kami akan pastikan di tempat saya selalu mengambil buah di Tawau. Apakah jenis buah apel yang saya jual ini mengandung bakteri,” kata Norma, pedagang buah Apel asal Tawau di Sei Nyamuk, Rabu (28/1).

Wanita yang setiap harinya memperdagangkan barang dari Tawau ini mengakui, apel asal Amerika memang sudah jarang diperjualbelikan, apalagi yang jenis kulitnya berwarna merah cerah dan hijau mudah.

“Buah dari Amerika jarang ada, tapi kebanyakannya dari Australia dan New Zealand yang sekarang ada,” beber Norma.

Apel warna hijau muda jenis Granny Smith berkode 4139 ini terjual bebas di supermarket di Sei Nyamuk, setiap buahnya dihargai Rp 4 ribu. Selain apel, sunkist asal Amerika dengan kode 4013 juga terjual bebas di tempat yang sama.

“Apel merah terang itu sekarang tidak terjual, yang ada warna hijaunya saja,” tambahnya.

Lanjut Norma, apel jenis Granny Smith jarang diperjual belikannya, sebab harganya lebih mahal dari apel-apel jenis lainnya yang lebih murah.

“Karena wilayah kami ini perbatasan, mau tidak mau kami harus mengambil barang di Tawau, selain mengeluarkan modal sedikit, biaya transportasinya juga murah dan dekat,” tuntas dia.

Pemerintah Indonesia sedianya  telah mengeluarkan keputusan pelarangan impor dua jenis apel tersebut melalui surat Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Badan Berbahaya Nomor SV.04.01.15,0301 tanggal 23 Januari 2015 perihal foodborne disease outbreak terkait konsumsi apel karamel asal AS. Selain itu, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) telah menerima Infosan Alert pada 17 Januari 2015 dan surat dari Kedutaan Besar AS di Jakarta 21 Januari 2015. (*/jab/oya/chm/asm)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Enaknya Jadi PNS di Daerah Ini, Hafal Pancasila Dapat Rp 500 Ribu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler