jpnn.com, BATAM - Polemik Upah Minimum Sektoral (UMS) terus berlanjut. Asosiasi pengusaha yang bernaung dibawa Apindo Kepri dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kepri segera menggugat putusan UMS ini ke Pengadilan Tata Usaha Niaga (PTUN).
"Ini bukan ukuran berapa kenaikannya, tapi mengenai keadilannya," jelas Dewan Kehormatan Apindo Kepri Abidin Hasibuan baru-baru ini.
BACA JUGA: PPDB: Orang Tua Siswa Kecewa Nama Anaknya Digantikan
Menurut Abidin, hanya di Batam yang menerapkan UMS untuk buruh perusahaan elektronik. "UMS untuk sektor elektro cuma ada di Batam. Ini diciptakan sendiri. Mengapa Gubernur tanda tangan dan mengapa Wali Kota memberikan rekomendasi," ungkapnya.
Abidin mengatakan dia menyetujui kenaikan, namun kenaikan tersebut hanya bisa diterapkan ke bidang usaha yang memiliki risiko tinggi saja.
BACA JUGA: Siswa tak Tertampung di Negeri Disarankan ke Sekolah Swasta
"Buruh di migas lepas pantai, peternakan, kuli bangunan itu bekerja dengan risiko tinggi. Kami setuju ada kenaikan. Tapi kalau di industri padat karya, tekstil dan elektronik, kerjanya di dalam AC dan dimana risikonya," paparnya.
Jika tidak segera bertindak, maka putusan UMS ini akan menjadi dasar bagi penentuan UMS Batam kedepannya. Termasuk juga pengikutsertaan sektor elektronik yang menerima kenaikan UMS juga."Tidak ada keadilan disitu, maka kami akan uji materi," katanya.
BACA JUGA: Penambangan Pasir Darat Ilegal Kian Marak di Batam
Hal serupa juga disampaikan oleh Ketua Kadin Kepri Achmad Makruf Maulana. Kenaikan UMS merupakan hambatan dalam menumbuhkan investasi di Batam.
"Kami pasti akan uji materi soal UMS ini," ujarnya singkat.
Jika tidak segera diperjelas, dia takut suatu saat upaya pemerintah dan pengusaha yang berupaya mendatangkan investasi sebanyak-banyaknya tidakbisa terealisasi.
"Di Kawasan Industri Wiraraja, sejumlah perusahaan yang masuk kesana akan membuka 2500 lowongan kerja," jelasnya.
Sebelumnya, Kadin Kepri memang sudah mendatangkan sejumlah investor dari China dan Jepang untuk ikut menanamkan modalnya di Batam. Sehingga ia juga optimis bahwa target pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan tumbuh 5 persen akan tercapai.
"Tapi jika begini caranya, siapa yang mau invesasi di Batam. Sekali lagi, ini bukan masalah angka tapi ini soal kepastian hukum dalam berinvestasi," pungkasnya.(leo)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mayat Pria Diikat ke Koper Ditemukan di Waduk Seiladi
Redaktur & Reporter : Budi