jpnn.com, BATAM - Proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) pada sekolah negeri di Kota Batam telah ditutup pada 5 Juli lalu.
Masing-masing sekolah telah mendapatkan siswa akan menempati kuota yang mereka sediakan.
BACA JUGA: Penambangan Pasir Darat Ilegal Kian Marak di Batam
Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Pendidikan Batam, Hendri Arulan mengakui tidak semua pendaftar tertampung di sekolah negeri.
Dari data kelulusan tahun ini untuk tingkat TK yang lulus mencapai 252 ribu anak, sedangkan yang lulus sekolah dasar (SD) negeri hanya 15 ribu siswa.
BACA JUGA: Ombusdman Turunkan Tim Investigasi PPDB
Hal ini juga berdampak di penerimaan siswa di tingkat SMPN yang daya tampungnya hanya 11 ribu.
"Solusinya tetap ke swasta. Mau tidak mau," tegasnya.
BACA JUGA: Mayat Pria Diikat ke Koper Ditemukan di Waduk Seiladi
Mengenai penambahan rombongan belajar, pihaknya belum ada rencana. Sebab kuota sudah disesuaikan dengan kemampuan sekolah.
"Kalaupun ada tentu kami lapor kepada pimpinan terlebih dahulu. Tidak bisa ambil keputusan sendiri karena ini menyangkut kepentingan masyarakat," lanjutnya.
Dia melanjutkan, permasalahan penambahan rombel ini tentu juga akan berdampak terhadap kebutuhan guru yang ada di masing-masing sekolah.
"Kalau kami paksakan nanti tidak efektif proses belajar mereka," ujarnya.
Saat ini tiap kelas SD dan SMP diisi 36 siswa. Jumlah ini sudah maksimal untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar.
Berkaca dari tahun lalu satu kelas banyak sekolah yang memaksakan hingga 45 siswa. Jumlah ini sangat tidak efektif sehingga siswa tidak bisa menyerap ilmu dengan baik. "Semua aspek harus diperhatikan sebelum menambah rombel,"sebutnya.
Kepala SDN 005 Sekupang, Sri Ningsih mengakui hingga saat ini belum ada informasi penambahan rombel di sekolah yang dikepalainya tersebut.
"Kami bekerja sesuai juknis saja. Ini saja sudah lebih dari 100 orang yang tersisih proses seleksi PPDB," kata dia.
Setiap tahunnya sekolah memang selalu menghadapi kondisi seperti ini. Orang tua yang kecewa anaknya tak diterima pasti ada. Hanya saja bagaimana pihak sekolah meluruskan hal ini kepada mereka.
"Pasti mereka mengerti karena kita tak bisa memaksakan semua dengan kondisi saat ini," tambahnya.
Di SDN 02 Batuaji misalkan, dari 212 calon siswa yang mendaftar, pihak sekolah sudah mengantongi 180 nama siswa yang diterima di sekolah yang berada di Kecamatan Batuaji
tersebut .
"Besok (hari ini, red) pengumumannya. Nama-nama murid akan ditempel di sekolah," ujar Kepala Sekolah SDN 02 Batuaji, Rohani, Jumat (6/7).
Dia mengatakan 180 nama tersebut sudah pasti akan menempati lima ruangan yang disiapkan sekolah. "Murid yang lulus ini sudah melalui tahap penyeleksian," katanya.
Rohani menyebutkan murid yang diterima 70 persen diambil dari jalur zonasi atau sebanyak 126 murid, 15 persen dari jalur bina lingkungan atau 27 murid, 10 persen dari jalur miskin atau 18 murid dan 5 persen untuk jalur luar zonasi.
"Jalur luar zonasi kuotanya sebanyak 9 orang, tapi karena yang mendaftar melalui jalur ini hanya empat orang, maka sisanya kami alihkan ke jalur bina lingkungan," jelas Rohani.
Perempuan berkacamata ini juga memastikan tidak akan menambah jumlah murid yang diterima. Sebab, selain kuota siswa sudah ditentukan sesuai kemampuan sekolah, juga karena jumlah guru yang minim.
"Tak ada penambahan. Kalaupun ada intruksi dari Disdik itu tergantung dari laporan sekolah," katanya.
Saat ini jumlah murid di SDN 02 Batuaji sebanyak 1281 orang. Jumlah itu kata Rohani sebenarnya sudah over kapasitas. Pasalnya ruangan belajar yang tersedia hanya 23 rombel.
"Kita punya 35 rombel, ruangan hanya 23. Tak cukuplah. Makanya kami menerapkan dua shift," jelasnya.(ska/une)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PPDB Online Sepi, Orang Tua Siswa Pilih Mengantre di Sekolah
Redaktur & Reporter : Budi