Aplikasi Penerjemah Tangis Bayi, Akurasi Nyaris 100 Persen

Rabu, 14 November 2018 – 00:45 WIB
Dosen IPB Medhanita Dewi Renanti menunjukkan aplikasi penerjemah tangis bayi. Foto: Fikri Habibullah/Radar Bogor/JPNN.com

jpnn.com - Menangis merupakan komunikasi verbal pertama yang dikuasai bayi. Meski sesuatu yang jamak, masih banyak ibu yang gusar ketika buah hatinya menangis.

Mereka hanya bisa menebak-nebak apa yang diinginkan si kecil. Dosen IPB Medhanita Dewi Renanti pun menciptakan platform (aplikasi) yang mampu menerjemahkan tangis bayi.

BACA JUGA: Menjajal Jalan Terjal Perhutanan Sosial

Laporan : Fikri Habibullah Muharram

Madsaz atau aplikasi penerjemah tangis bayi sebenarnya bukan sesuatu yang baru. Sebelumnya 2013 lalu, Medha panggilan Medhanita Dewi Renanti sudah merilis temuan tersebut. Namun dengan sistem operasi yang masih jadul dan belum kekinian. Sebab masih dalam bentuk software.

BACA JUGA: Pernikahan Mubarakah: Detik-detik Arifin Cium Kening Karima

Nah, baru tahun ini bersama dengan sekolah vokasi IPB, Medha meluncurkan aplikasi penerjemah tangis bayi di platform android. Aplikasi ini bisa menerjemahkan tangis bayi yang berumur 0-3 bulan secara universal.

“Maksudnya suara tangisan bayi dari luar Indonesia sekali pun bisa dideteksi dengan aplikasi Madsaz,” ujarnya kepada Radar Bogor (Jawa Pos Group).

BACA JUGA: Tony Togar Mengalami Titik Balik saat di Penjara Mako Brimob

Pada usia 0-3 bulan bayi memang kerap rewel. Orang tua sering dibuat gusar, cemas, hingga takut karena tidak tahu apa yang diinginkan si bayi. Kadang sang ibu salah mengidentifikasi kemauan buah hatinya itu. Mau pipis, malah diteteki ASI (air susu ibu).

Akibatnya, si bayi bukan menghentikan tangisnya, tetapi tangis itu justru semakin kencang. "Banyak ibu yang punya pengalaman seperti itu. Saya juga mengalami," kata perempuan yang lahir pada 12 Mei 1983 tersebut.

Medha menuturkan, ide awal pembuatan aplikasi ini keluar di pengujung 2010. Ketika itu dia sedang mengandung enam bulan anak pertamanya. Kala itu bersama suaminya, Soni Trison, Medha mengikuti seminar tentang anak-anak dan bayi yang diselenggarakan kampus IPB. Dia sangat terkesan dengan narasumber dr Adhiatma Gunawan yang menerangkan topik secara detail dan gamblang.

Adhiatma mengatakan, sejatinya suara bayi berumur 0-3 bulan mengandung arti. Ada pesan yang ingin disampaikan si jabang bayi. Metode itu biasa dikenal dengan istilah dunstan baby language (DBL). Ada lima bahasa bayi versi DBL.

Yaitu, "neh" berarti lapar, "owh" berarti lelah dan mulai mengantuk, "eh" berarti ingin bersendawa, "eairh" berarti nyeri (ada angin) di perut, serta "heh" berarti tidak nyaman (bisa karena popok basah, udara terlalu panas atau dingin, maupun hal lain).

"Kondisi itu sama, berlaku universal untuk bayi di mana saja. Apakah itu bayi Indonesia, Arab, Amerika Serikat, atau Tiongkok," jelasnya

Berbekal ilmu komputer yang diperoleh saat kuliah, Medha lantas tertarik untuk mengaplikasikan teori kedokteran tersebut dalam program komputer. Kebetulan saat itu dia sedang menyusun tesis S-2 di bidang ilmu komunikasi.

Setelah fondasinya terbangun, Medha mengumpulkan ratusan suara bayi sebagai data latih yang nanti ditimbun sebagai database di aplikasinya. Seluruh suara bayi untuk data latih itu terbagi rata untuk lima jenis bahasa bayi tersebut.

Setelah data dipotong-potong dan melalui pemrograman, dia akhirnya mendapatkan codebook untuk tiap-tiap jenis tangis bayi. Setelah data-data suara tersebut terkumpul rapi, Medha mengujinya. Hasilnya, tingkat akurasi aplikasi penerjemah tangis bayi karyanya nyaris 100 persen.

“Akurasinya 94 persen. Sudah mendekatki 100 persen. Insya Allah akan kita kembangkan lagi menjadi lebih baik. Kekurangan lainnya kadang kalau ada suara noise, jadi kurang akurasi,” jelas wanita yang juga Dosen Sekolah Vokasi IPB itu.

Untuk menggunakan aplikasi Madsaz terbilang mudah. Setelah mengunduhnya di play store anda tinggal membukanya. Di sana akan ada tampilan “Rekam (IN)” atau “Record (EN)”. Untuk mendeteksi tangisan bayi tekan rekam (IN).

Dalam waktu dua puluh detik, terjemahan tangisan itu langsung muncul di layar. “Usai direkam langsung muncul suara tangisannya. Bukan hanya mendeteksi, aplikasi juga menampilkan solusi-solusi yang dilakukan oleh orang dewasa kepada bayi,” jelasnya,

Radar Bogor pun mencoba aplikasi yang memiliki ukuran 2 MB itu. Saat sebuah tangisan bayi diperdengarkan, seketika aplikasi memunculkan notifikasi “eairh” yang berarti masuk angin. Sejurus itu muncul beberapa opsi dan saran.

Di sana dijelaskan beberapa teknik untuk membantu meringankan bayi yang kembung dan masuk angin seperti dengan melakukan pijatan ringan dari perut bayi. Sementara posisi pengasuh bayi dengan cara bersila sambil memposisikan bayi ke atas paha. Beberapa metode lain pun ikut ditampilkan. (*/d)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cerita Stenly Hanyut di Lautan Lepas, Masuk Mikronesia


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler