Aplikasi SpiceUp, Khusus Membantu Kemajuan Petani Lada di Indonesia

Sabtu, 03 April 2021 – 23:21 WIB
Peluncuran Aplikasi SpiceUp. Foto: dok SpiceUp

jpnn.com - Tercatat sebagai negara eksportir lada terbesar kedua di dunia, Indonesia patut berbangga dengan pencapaian suplai hingga 78.000 ton per tahun untuk pasar domestik dan global.

Seiring naiknya permintaan pasar terhadap biji lada, diprediksi komoditas ini akan terus menjadi salah satu sektor perekonomian dengan volume ekspor yang signifikan.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: PNS Selingkuh Kena 3 Sanksi, Mahfud MD Bakal Gelar Pertemuan Besar, Pengakuan Pengacara Rizieq

Namun, peluang emas ini bukan tanpa tantangan tersendiri. Hal- hal seperti cuaca, irigasi, penyakit hama, dan tanaman hingga Good Agricultural Practice (GAP) masih harus disosialisasikan ke komunitas bisnis lada, khususnya para petani lada.

Ini sebabnya, dibutuhkan solusi berbasis teknologi yang komprehensif seperti yang dipaparkan di event peluncuran aplikasi SpiceUp pada 1 April 2021.

BACA JUGA: 7 Manfaat Sehat Lada Hitam yang Perlu Anda Ketahui, Salah Satunya Baik untuk Jantung

Launching Event SpiceUp Application: Technology-Based Smart Agriculture for Pepper Cultivation” mengangkat masalah kualitas dan kuantitas yang erat kaitannya dengan kondisi sosial ekonomi petani, kapasitas produktif dan daya saing biji lada Indonesia

Selain itu, SpiceUp juga memberikan solusi inovatif berupa aplikasi geodata yang mudah diakses petani lada di lokasi perkebunan yang berbeda-beda.

BACA JUGA: 3 Khasiat Luar Biasa Lada Hitam yang Perlu Anda Ketahui

CEO dari Verstegen Spices & Sauces B.V., Michel Driessen optimistis SpiceUp menjadi terobosan yang bermanfaat bagi petani dan juga pemangku kepentingan lainnya, termasuk para kolektor dan pengusaha.

"Dengan kombinasi teknologi satelit, data lokasi dan survey lapangan, pengguna bisa mengandalkan SpiceUp untuk mengakses informasi spesifik seputar prediksi cuaca, saran pengelolaan air, tanah dan hama penyakit, rekomendasi GAP, traceability (keterlacakan) dan harga pasar yang menguntungkan posisi petani kecil," tutur Michel.

Selain dihadiri oleh partner konsorsium di Indonesia dan Belanda, acara ini disambut positif  pemerintah.

Beberapa perwakilan pemerintahan  hadir termasuk dari Kementerian Dalam Negeri Kementerian Pertanian, Kedubes RI untuk Uni Eropa, dan Kedubes RI untuk Kerajaan Belanda, serta Pemerintah Provinsi Bangka Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur.

Mewakili Kementerian Pertanian, Dr. Ir Fadjry Djufry, M.Si sebagai Kepala Badan Penelitian & Pengembangan menuturkan bahwa Indonesia masih tertinggal sekitar 150.000 hektare dan produksi/ ha dibandingkan Vietnam. Menurutnya, ini patut menjadi PR bagi segenap jajaran, termasuk pemerintah daerah.

“Kami telah merilis 10 varietas lada unggul yang sudah tersebar di beberapa propinsi dan menyambut gembira inisiatif SpiceUp sebagai salah satu upaya perbaikan produktivitas melalui berbagai program teknis, peningkatan ekspor dan inovasi untuk mengembalikan kejayaan rempah Indonesia," jelas Fadjry.

Sementara itu Dr. Drs. A. Fatoni Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dari Kementerian Dalam Negeri menegaskan pentingnya inovasi untuk meningkatkan daya saing komoditas, kesejahteraan petani dan kemajuan ekonomi sesuai visi dan misi Presiden Joko Widodo.

Selain itu, Fatoni juga menjelaskan pentingnya keberadaan inovasi yang selaras dengan PP No. 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah.

“Pemerintah daerah berkewajiban untuk menumbuhkankembangkan inovasi, memberi stimulasi dan menciptakan iklim kondusif di wilayahnya demi memfasilitasi SDM untuk menciptakan inovasi yang kolaboratif”, ungkapnya.

Hal ini yang menjadi dasar yang kokoh untuk mendorong aplikasi SpiceUp dalam pengembangan pertanian cerdas berbasis teknologi atau smart agriculture, khususnya untuk budi daya lada Indonesia.

Sebagai upaya tindak lanjut peluncuran aplikasi SpiceUp, kegiatan bimbingan teknis kepada petani di sentra penghasil lada utama di Indonesia akan dilaksanakan melalui koordinasi dengan pemerintah provinsi.

Harapannya, akan lebih banyak lagi petani lada yang mengetahui dan mengunduh aplikasi SpiceUp yang sudah tersedia di Google Play Store.

Selain itu, kebun percontohan skala kecil di lahan petani juga akan dikembangkan di beberapa wilayah di provinsi Bangka Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur sebagai media pembelajaran petani secara langsung mengenai penerapan saran dan rekomendasi yang diberikan oleh aplikasi SpiceUp. (flo/jpnn)

 

 


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler