jpnn.com - JAKARTA - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (DPDTT), Marwan Jafar menegaskan pentingnya upaya peningkatan nilai tambah terhadap produk yang dihasilkan masyarakat desa.
Caranya, dengan memanfaatkan teknologi produksi, pengolahan atau pengemasan modern.
BACA JUGA: Urus Hak Cipta UKM di Malang Kini Kelar Sehari
"Jadi produk yang dijual ke pasar bukan barang hasil panen, tetapi dalam bentuk produk olahan yang sehat, halal dan enak dalam suatu kemasan yang menarik, tujuannya agar nilai penjualan yang diterima masyarakat desa lebih meningkat, dibanding produk dijual secara tradisional dalam bentuk barang hasil panen," ujarnya, Minggu (8/3).
Ia mencontohkan, buah-buahan hasil tanaman masyarakat desa seperti pisang. Jika dijual apa adanya, harga satu tandan paling mahal Rp 25 ribu di pasar tradisional.
BACA JUGA: Indosat Pastikan Miliki Audit Sistem Keamanan
Harga tersebut akan jauh lebih mahal jika diolah menjadi keripik pisang dengan standar kehalalan dan kesehatan yang baik, diperkaya dengan menu rasa yang bervariasi, lalu dikemas secara menarik dengan merek tertentu.
"Produktivitas berbentuk nilai tambah semacam inilah yang penting dikembangkan di desa-desa, supaya produk desa lebih dihargai dan meningkat harga jualnya, bisa memberikan penghasilan yang lebih besar bagi masyarakat maupun income kas desa," ujarnya.
BACA JUGA: Beras OP di Lumbung Spekulan, di Pasaran Jadi Oplosan
Untuk melakukan hal tersebut, menurut Marwan, di sinilah pentingnya desa membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Sehingga dana desa yang diperkirakan turun April mendatang, benar-benar maksimal pemanfaatannya. Apalagi jumlahnya tidak sedikit. Setiap desa rata-rata akan menerima Rp 750 juta yang meliputi Dana Desa (DD) dari pemerintah pusat dan Alokasi Dana Desa (ADD) di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.
"Kita ingin dana tersebut menjadikan desa lebih produktif, indikasinya kegiatan ekonomi di desa meningkat, masyarakat yang bekerja dan memiliki usaha bertambah, demikian pula pelayanan sosial desa juga makin berkualitas" ujarnya.
Namun tokoh asli desa ini mengingatkan, aspek dana bukan faktor utama atau satu-satunya dalam proses peningkatan produktivitas maupun nilai tambah. Tapi sifatnya saling memperkuat dengan faktor-faktor lain.
Seperti manajemen, teknik produksi, pengolahan dan pengemasan, teknik pembukuan dan pemasaran. Yang paling utama dan menjadi kuncinya tetaplah faktor sumberdaya manusia karena manusia yang menjalankan, yang menentukan maju tidaknya suatu kegiatan usaha.
"Karena itu saya selalu mendorong desa untuk serius meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pelatihan-pelatihan, juga melalui penyediaan media informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan masyarakat desa" ujarnya. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tips Transaksi Aman Batu Akik ala Bos Bukalapak
Redaktur : Tim Redaksi