Aprindo Beber Kunci Utama Agar Industri Ritel Tetap Bertahan

Sabtu, 29 Juni 2019 – 05:44 WIB
Ilustrasi masyarakat sedang berbelanja di Matahari Department Store. Foto: Kaltim Post/JPNN

jpnn.com, SURABAYA - Koordinator Wilayah Indonesia Bagian Timur Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Abraham Ibnu mengatakan, kunci utama agar industri ritel bisa tetap survive adalah rutin melakukan inovasi demi terus menarik minat konsumen untuk berbelanja.

Ibnu menambahkan, secara nasional, total grocery yang terdiri dari modern market dan traditional market pada kuartal pertama 2019 masih menunjukkan catatan positif.

BACA JUGA: Persaingan Industri Ritel Kian Ketat, Laba Semakin Kecil

Menurut dia, faktor yang memengaruhi antara lain ada peningkatan dari segi konsumsi mayarakat, pembelanjaan pemerintah, hingga pembelanjaan investor.

BACA JUGA: Penjualan Properti Harga Rp 1 Miliar Laris Manis

BACA JUGA: 6 Gerai Giant Tutup, Industri Ritel Terpukul Penurunan Daya Beli

"Jika diperinci berdasar wilayah, penjualan grocery di Jakarta minus 1,4 persen. Namun, Jatim tumbuh 3,8 persen dan mampu berkontribusi sekitar 14,9 persen terhadap kinerja nasional," terangnya di Surabaya, Rabu (26/6).

Untuk area Kalimantan berhasil tumbuh 5,3 persen dan Sulawesi naik 3,8 persen. Ibnu menjelaskan, terkait modern trade, saat ini ada lima format yang cukup berkembang di tanah air.

BACA JUGA: Laba Bersih Naik, Kenapa Giant Tutup 6 Gerai?

Yaitu hipermarket, supermarket, minimarket, departemen store, dan pusat perbelanjaan.

Dari seluruh format tersebut, rata-rata pertumbuhannya sekitar 6,6 persen secara nasional.

"Kalau dipilah lagi, khusus yang hipermarket dan supermarket ternyata mengalami minus 6,8 persen. Memang mereka ada ekspansi. Namun, faktanya toko yang jumlahnya tutup itu lebih banyak daripada yang dibuka," tegasnya.

Menurut Ibnu, penyebab hal tersebut bermacam-macam. Mulai ada yang memang performance-nya negatif sehingga harus ditutup.

Ada juga yang menutup gerainya sementara karena sedang memikirkan strategi yang pas untuk memenangi pasar.

"Namun, mayoritas mereka menutup tokonya karena ingin mengubah konsep, seperti ingin mengecilkan space. Dari yang awalnya lima ribu meter persegi diperkecil jadi dua ribu meter persegi agar lebih fleksibel dan efisien," tuturnya. (sb/cin/jay/nur/jpr/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Surabaya Jadi Primadona Ritel Fashion Asing


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler