jpnn.com, TARAKAN - Komoditas ikan beku dan manufaktur di Kalimantan Utara menjadi bidikan konsumen asing.
Berdasarkan catatan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi (Disperindagkop) dan UKM Kaltara, tahun lalu ekspor ikan beku sebesar USD 791.147.
BACA JUGA: Dampak Sosial Besar, Permen KLHK P.17/2017 Bisa Digugat
Sedangkan ekspor manufaktur mencapai USD 899.6771.
“Kedua komoditas ini sangat diminati beberapa negara, yakni Arab Saudi, Tiongkok, Rusia serta Malaysia,” sebut Kabid Perdagangan Luar Negeri Robby Hatman kepada Bulungan Post beberapa waktu lalu.
BACA JUGA: Regulasi Baru Gambut Bisa Lahirkan Efek Domino
Secara umum, nilai ekspor di Kaltara menurun dari USD 773.261.888.14 menjadi USD 689.690.914.63.
Hal itu terjadi karena komoditas yang memiliki skala besar seperti batu bara dan CPO kelapa sawit mengalami penurunan.
BACA JUGA: Tak Gentar, Amran Minta Stop Ekspor Sawit ke Eropa
Sedangkan komoditas lainnya seperti udang beku dan kayu olahan mengalami peningkatan.
Ekspor udang beku dari USD 71.668.054.79 menjadi USD 78.663.719.02. Sementara kayu olahan dari USD 9.413.276.87 menjadi USD 10.773,669,87.d
“Dari komoditas yang mengalami penurunan memang berada di batu bara dan CPO. Namun untuk komoditas lainnya mengalami peningkatan,” kata dia.
Dia mengakui, harga batu bara dan CPO kelapa sawit belum stabil.
“Namun, bagaimana upaya untuk meningkatkan, kami kembali kepada kebijakan masing-masing eksportir itu sendiri,” katanya. (san/har)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Permen KLHK P.17/2017 Dinilai Hambat Dunia Usaha
Redaktur & Reporter : Ragil