Archandra Tahar Dinilai Lebih Layak Jadi Wakomut Pertamina Dibanding...

Selasa, 29 November 2016 – 14:31 WIB
Ilustrasi. Foto dok JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Kalangan DPR mengapresiasi penunjukkan Wakil Menteri ESDM Archandra Tahar sebagai wakil komisaris utama (wakomut) PT Pertamina.

Archandra menggantikan Edwin Hidayat Abdullah, yang kini menjabat sebagai komisaris biasa.

BACA JUGA: Hermawan Kertajaya: Pariwisata Menemukan Momentumnya!

Wakil Ketua Komisi VII DPR Satya Widya Yudha mengatakan, selama tidak ada undang-undang yang dilanggar dan bisa memberikan nilai tambah bagi Pertamina sesuai bidang yang dikuasai Archandra, hal itu tidak ada masalah.

“Keberadaan Archandra bisa lebih mewarnai Pertamina. Tidak ada masalah. Dia layak menjadi wakomut Pertamina. Lagi pula Kementerian ESDM merupakan kementerian teknis yang mengawasi kinerja Pertamina,” kata Satya di Jakarta, Rabu (29/11).

BACA JUGA: Efisiensi Energi, Phapros Hemat Rp 1,3 Triliun Per Tahun

Sebelumnya, Satya termasuk pihak yang menolak rencana akuisisi anak usaha Pertamina, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), oleh PT PLN.

Menurutnya, kebijakan itu dirasa kurang tepat.

BACA JUGA: Waskita Karya Target Kantongi Laba Bersih Rp 2,8 Triliun

“Bisnis inti dari PLN itu adalah untuk melistriki rakyat, bagaimana untuk membuat listrik itu terus menyala. Itu harusnya menjadi utama. Jangan ambisius untuk mengakuisisi bisnis di bidang upstream,” sindirnya.

Edwin sebagai deputi bidang Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN diduga justru malah mendorong penjualan PGE kepada PLN.

Dalam paparan pada seminar Prospek Akuisisi PGE oleh PLN, beberapa waktu lalu Edwin tetap berkukuh rencana akuisisi tersebut.

Versi Edwin saat itu, langkah PLN bukanlah akuisisi PGE melainkan hanya merupakan sinergi kegiatan usaha.

Sementara, Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Abadi Purnomo menyangsikan bahkan menolak rencana pengambilalihan PGE oleh PLN.

Pemerintah, terutama Kementerian BUMN, kata dia, harus menjelaksan secara rinci tujuan rencana tersebut dan dampak positifnya.

Sebab, yang terlihat rencana tersebut sejauh ini menimbulkan dampak negatif.(chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cukai Naik, Produksi Rokok Turun Jadi 340,22 Miliar Batang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler