Arema FC Jeblok, Bagian Anomali Liga 1

Selasa, 14 November 2017 – 10:11 WIB
Aremania. Salam Satu Jiwa. Foto: Jawa Pos Group/dok.JPNN.com

jpnn.com, MALANG - Arema FC sedang mengalami masalah berat. Mulai dari prestasi di kompetisi Liga 1 musim ini yang jeblok hingga sepinya penonton di stadion.

Seperti diketahui, Arema FC mengakhiri musim Liga 1 di peringkat sembilan klasemen akhir. Arema FC mengumpulkan 49 poin, hasil dari 13 kemenangan, 10 seri, dan 11 kekalahan.

BACA JUGA: Dapat Tawaran dari Sriwijaya FC, Evan: Saya Pikir-Pikir Dulu

Presiden Kehormatan Arema FC Rendra Kresna menyatakan, soal prestasi, Arema FC memang tidak selalu berada di atas. ”Bahkan, Arema itu pernah terdegradasi,” ujar dia.

Bahkan, bila dibandingkan dengan Indonesia Super League musim 2011/2012, apa yang dicapai Arema FC di Liga 1 masih lebih baik. Kala itu, Arema finish di posisi 13 dan mengumpulkan 38 poin.

BACA JUGA: Ponaryo Astaman Gantung Sepatu

Namun, ketika jebloknya prestasi juga diiringi dengan makin rendahnya animo suporter, hal itu mengundang pertanyaan besar.

”Saya lihat Arema pernah hanya didukung 3.000 penonton, pasti ada sesuatu,” kata pria yang juga menjabat sebagai bupati Malang ini.

BACA JUGA: Ini Klub Liga 1 yang Wakili Indonesia ke Kompetisi Asia

Dia pun berharap, semua pihak yang terkait dengan Arema FC harus segera duduk bersama.

”Baik itu jajaran direksi, Aremania, maupun tokoh-tokoh sepak bola. Banyak hal yang harus kita bicarakan,” ujar dia.

Rendra memang enggan berbicara mendetail soal apa saja kekurangan dari Arema FC. Tapi, berbicara soal Liga 1 musim ini, masalahnya bisa jadi amat kompleks.

Anda mungkin sepakat bila terjadi anomali di Liga 1. Tim-tim besar yang sebelumnya punya tradisi juara, atau setidaknya stabil di papan atas malah jeblok.

Persib Bandung, juara Indonesia Super League (ISL) 2014 (kompetisi resmi terakhir yang digelar di Indonesia sebelum turunnya sanksi dari FIFA) malah babak belur di Liga 1. Persib hanya mampu finish di posisi 13.

Nasib lebih tragis di alami Semen Padang. Tim yang masuk babak delapan besar ISL 2014 itu malah terdegradasi dan harus bermain di Liga 2 musim depan.

Sebaliknya, tim-tim ”jaman now” macam Bhayangkara FC, Bali United, dan Madura United malah mampu menembus papan atas. Bhayangkara FC bahkan mengakhiri musim dengan menjadi juara Liga 1.

Selain soal anomali, kebijakan transfer pemain Arema FC juga bisa menjadi penyebab jebloknya prestasi. Terutama soal transfer pemain asing.

Arema FC terlalu tergesa-gesa saat merekrut Juan Pablo Pino. Demi mengisi slot marquee player, Pino pun direkrut ketika kompetisi sudah mulai berjalan.

Meski pernah memperkuat klub elite Eropa seperti AS Monaco dan Galatasaray, kontribusi Pino buat Arema FC belum maksimal. Dia hanya tampil dalam 18 laga bersama Arema FC.

Selebihnya, Pino lebih banyak berkutat dengan cedera dan masalah kebugaran. Bahkan, pada laga terakhir melawan Borneo FC Jumat lalu (10/11), Pino absen.

Karena itu, Rendra berharap, lewat evaluasi itu, Arema FC bisa menemukan solusi. Semua pihak harus menemukan kata sepakat ”Mau Dibawa ke Mana Arema” musim depan.

Itu juga menyangkut target apa yang ingin dicapai musim depan. Yang jelas, Arema FC harus meraih prestasi lebih baik ketimbang musim ini.

”Moga-moga ke depan tidak hanya menjadi kebanggaan Aremania. Tapi, juga kebanggaan persepakbolaan nasional,” pungkas dia. (gg/c2/muf)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Terdegradasi, Semen Padang Berharap Liga 1 Berubah Format


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Arema FC   Liga 1  

Terpopuler