Arswendo Atmowiloto Tetap Semangat meski Diserang Kanker Prostat

Selasa, 02 Juli 2019 – 08:16 WIB
Arswendo Atmowiloto. Foto: MUHAMAD ALI/JAWA POS

jpnn.com - Arswendo Atmowiloto tetap bersemangat membahas karyanya yang akan difilmkan, meskipun kondisi kesehatannya mulai menurun akibat terserang kanker prostat.

Produktivitasnya dalam menulis tak pernah bisa dihentikan apa pun, termasuk saat dulu dipenjara.

BACA JUGA: Arswendo Atmowiloto Dorong Anak Muda Pimpin PSSI

DEBORA DANISA-GLANDY BURNAMA, Jakarta

KESEHATAN Arswendo Atmowiloto sudah agak menurun ketika itu. Tapi, Gina S. Noer masih ingat betul betapa bersemangatnya penulis senior tersebut membahas produksi film Keluarga Cemara.

BACA JUGA: Waspadai Kanker Prostat, Cek Gejalanya Sejak Dini

”Saking semangatnya, Mas Wendo hanya berhenti ketika sudah merasa lemas,” kata Gina tentang kejadian dua tahun silam itu.

Keluarga Cemara adalah cerita bersambung karya penulis sekaligus mantan jurnalis tersebut. Yang sudah diadaptasi ke dalam bentuk sinetron. Dan kemudian diangkat ke layar lebar oleh duet Gina sebagai produser dan penulis naskah serta Yandy Laurens sebagai sutradara.

BACA JUGA: Jangan Abaikan Tanda-tanda Kanker Prostat Ini

Wendo, sapaan seniman dan sastrawan serbabisa yang juga pernah lama berkiprah sebagai jurnalis itu, masuk ke Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta pada Senin (24/6) sore lalu. Tapi, Minggu sore (30/6) penulis novel Canting tersebut sudah diperbolehkan pulang.

Beberapa hari setelah dirawat di RS, sempat muncul kabar mengejutkan bahwa Wendo meninggal dunia. Kabar itu berseliweran di berbagai platform media sosial dan grup percakapan.

Keluarga pun memutuskan untuk mengambil tindakan. Anak ketiga mantan pemimpin redaksi tabloid Monitor tersebut, Caecilia Tiara, lewat akun Twitter @tiararesti, membantah kabar bahwa sang ayah sudah berpulang. ”Saat ini bapak masih dalam perawatan dan butuh istirahat,” tulisnya pada Jumat (28/6) lalu.

BACA JUGA: Satu Lagi Perusahaan di Batam Tutup, Ribuan Buruh Bakal Kena PHK

Dilahirkan di Solo, Jawa Tengah, dengan nama Sarwendo, karir kepenulisan Wendo terentang panjang. Pernah berkiprah di sejumlah media, dia juga menelurkan karya berupa cerpen, novel, serta naskah drama dan film. Selain itu, Wendo menulis biografi dan karya nonfiksi lainnya.

Kisah silat Senopati Pamungkas dan drama keluarga Canting merupakan novel-novelnya yang termasuk paling laris. Meski banyak dipengaruhi latar belakang kebudayaan Jawa, tema karya-karya Arswendo Atmowiloto beragam. Beberapa di antaranya diangkat ke layar lebar.

Pada hari yang sama saat sang anak mengeluarkan bantahan, Jawa Pos mendatangi RSPP. Sebelumnya Jawa Pos mencoba menghubungi pihak keluarga melalui nomor maupun akun yang berhasil dihimpun. Namun, tidak ada respons.

Kepala Manajemen Bisnis RSPP Agus Dwi Susetyo mengatakan, atas permintaan keluarga, informasi mengenai Arswendo hanya keluar dari satu pintu, yakni pihak RS. ”Itu pun yang disampaikan hanya bersifat umum,” ucapnya.

Dari kabar yang beredar, Arswendo Atmowiloto disebutkan menderita kanker prostat. Namun, Agus menyarankan agar menunggu keterangan dari keluarga.

Kabar penyakit kanker prostat itu dibenarkan rekan Arswendo, Eros Djarot. Penulis, jurnalis, musikus, sekaligus politikus tersebut sempat menjenguk Arswendo di RSPP Senin pekan lalu.

Tak lama setelah kondisi Arswendo drop dan dilarikan ke RS. ”Iya memang benar penyakitnya kanker prostat,” ujar Eros saat dihubungi Jawa Pos.

Eros menerangkan, kondisi Arswendo menurun lantaran penyakit itu beberapa bulan terakhir. ”Baru beberapa bulan terakhir ini semakin parah dan akhirnya kemarin drop,” lanjut penulis lagu yang juga adik aktor Slamet Rahardjo tersebut.

Kabar baiknya, ketika dikonfirmasi lagi, pihak Humas RSPP menyatakan bahwa Minggu sore Wendo sudah pulang. Namun, pihak keluarga masih belum bisa dikonfirmasi hingga berita ini selesai ditulis tadi malam.

Sementara itu, Gina mengaku sudah menjenguk Wendo di rumahnya di kawasan Petukangan, Jakarta, sebelum dibawa ke RS.

Bagi dia, yang terpenting, dalam kondisi bagaimanapun, Arswendo selalu penuh semangat. ”Mas Wendo sangat bersemangat memberikan karyanya untuk kami rawat,” ungkap Gina.

Januari lalu Wendo turut menghadiri perhelatan Piala Maya. Di acara itu OST (original soundtrack) Keluarga Cemara yang bertajuk Harta Berharga ciptaan Arswendo dan Harry Tjahjono menyabet gelar ”Lagu Tema Terpilih”.

Arswendo, kata Gina, juga berkali-kali mengingatnya dan Yandy atau siapa pun yang ditemuinya agar terus bersyukur dalam menjalani hidup. Dan, yang pasti, pertambahan usia dan dalam kondisi bagaimanapun, dia tak pernah berhenti berkarya.

BACA JUGA: Dua Malam Gergaji Teralis Sel Tahanan Demi Tengok Mama di RS

Sebuah tulisan lama dari Agus Sopiaan juga mengisahkan bagaimana selama dipenjara karena kasus angket tabloid Monitor pada 1990-an, Wendo tetap menulis.

”Selama di sel, Wendo sekurang-kurangnya mengarang tujuh novel. Belum lagi puluhan artikel, tiga naskah skenario, dan beberapa cerita bersambung,” tulis Agus.

Sebagian di antaranya, lanjut Agus dalam tulisannya, dia kirimkan ke berbagai redaksi media. Tentu saja dengan alamat gadungan dan identitas palsu. ”Sampai tahun 1995 saya belum pakai nama sendiri. Saya cuma ingin membuktikan bahwa saya profesional di bidang ini,” ungkapnya seperti dikutip Agus.

Salah satu nama samaran yang digunakannya adalah Sukmo Sasmito. Di kesempatan lain dia memakai nama Lani Biki. Atau Said Saat dan B.M.D. Harahap.  Menghitung Hari juga karya Arswendo yang kemudian diangkat ke layar kaca dengan judul sama.

Gina juga menyebutkan bahwa masih akan ada karya-karya yang bakal dikerjakannya bersama Arswendo Atmowiloto. ”Insya Allah bakal ada (proyek) lagi,” katanya. (*/c9/ttg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sebelum Meninggal, Rudy Wowor Mengidap Kanker Prostat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler