jpnn.com, JAKARTA - Artopologi hadir dengan membangun platform untuk menjembatani karya seni dan hak kekayaan intelektual bagi karya kolektor. Lantas apa itu Artopologi?
CEO Artopologi, Intan Wibisono mengatakan, artologi merupakan lokapasar yang terkurasi integrasi bersama blockchain.
BACA JUGA: Tingkatkan Fasilitas, SIG Berkolaborasi dengan Bank Mandiri, BRI, BNI, Telkomsel dan LinkAja
"Yang ditransaksikan atau yang ditampilkan di situ karya seni fisik. Jadi transaksinya di rupiah dan tidak menggunakan Cryptocurency apapun. Jadi connect wallet-nya itu untuk proses transfer sertifikat keasliannya (COA)," kata Intan dalam media workshop, di Museum Nasional Indonesia, Kamis (27/10).
Menurutnya, setiap seniman harus punya wallet untuk bisa connect ke Aetopologi, di mana prosesnya ada dua hal.
BACA JUGA: 3 Tahun Pimpin Kementerian BUMN, Erick Thohir Dinilai Berhasil Perbaiki Perekonomian
Pertama, karya fisiknya akan diantarkan ke rumah, ke kantor atau kemanapun ke buyer, kemudian akan ditransfer via crypto wallet.
"Di web Artopologi kebanyakan sih pakai metamask melihatnya. Jadi dengan user menjual karyanya di Artologi lebih ke mengamankan value-nya itu. Dari situ bisa berkembang kalau misal mau diwarisi, dijual lagi atau gimana itu bisa berjalan terus," ujar Intan.
BACA JUGA: Tanam 1.000 Bibit Pohon di Lahan Gersang Blora, Ganjar: Ini Jadi Tempat Pariwisata yang Bagus
Sementara, Rain Rosidi, Kuator Pameran Seni Terintegrasi Blockchain menjelaskan, Artopologi merupakan marketplace karya seni yang terintegrasi dengan blockchain.
Setiap karya seni fisik, seperti lukisan, patung, instalasi seni yang dipamerkan dan diperjualbelikan di Artopologi.com disertai dengan sertifikat keaslian digital yang terdaftar di blockchain.
"Artopologi membuka pintu sebesar-besarnya untuk berbagai tipe karya, mulai dari lukisan, patung, video, hingga instalasi, yang bersifat unik atau hanya ada satu edisi yang diciptakan," tutur Rain.
Artopologi memiliki misi besar untuk meregenerasi kolektor seni dan menghubungkan ekosistem seni di Indonesia.
Sehingga platform Artopologi dilengkapi berbagai fitur, produk dan layanan yang sesuai untuk pecinta seni.
Ada beberapa kelebihan Artopologi, mulai dari terverifikasi, terkurasi, fokus pada karya seni fisik, bukan karya seni digital, merekam jejak pengkaryaan dan karir seniman, terintegrasi dengan blockchain, menghubungkan ekosistem, serta tim Art Advisory.
Ada beberapa keuntungan yang didapat dengan mensertifikasi karya di Artopologi, di antaranya proses pendaftaran karya dan pembuatan sertifikat mudah, serta tidak perlu menggunakan cryptocurrency, sehingga tetap mematuhi regulasi dan peraturan pemerintah Indonesia.
Nilai karya seni yang didaftarkan di Artopologi bisa dijaga, bahkan bisa bertambah, dengan jaminan sertifikat keaslian dan jejak kepemilikan yang jelas, serta seniman pencipta bisa mendapatkan royalti atas nilai transaksi di pasar sekunder yang dilakukan di Artopologi.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada