Arus Barang di JICT Lambat, Pelayaran Harus Dapat Kompensasi

Kamis, 11 Januari 2018 – 10:36 WIB
Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta Utara yang menjadi salah satu gerbang ekspor dan impor. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) menyoroti lambatnya pelayanan PT Jakarta International Container Terminal (JICT) di Pelabuhan Tanjung Priok yang mengganggu pelayanan arus barang.

Ketua Umum DPP INSA Carmelita Hartoto menyayangkan pelambatan kinerja JICT yang menyebabkan pelayanan terhadap kapal-kapal di pelabuhan terlambat cukup lama, dari empat jam hingga 44 jam.

BACA JUGA: 2018, Sektor Pelayaran Diprediksi Tumbuh Stabil

Imbasnya kata Carmelita, perusahaan pelayaran dan pengguna jasa terkait lainnya menanggung kerugian yang tidak sedikit.

"Semestinya ada kompensasi yang sesuai untuk perusahaan pelayaran yang alami kerugian akibat lambannya kinerja JICT," ucap Carmelita lewat siaran persnya, Kamis (11/1),

BACA JUGA: JICT Raih Penghargaan Emas BUMN Branding & Marketing Award

Pelambatan kinerja ini juga akan membuat pelayaran internasional memberikan catatan minus bagi kinerja JICT. Lambannya produktifitas JICT terjadi berlarut-larut tentunya akan berdampak besar pada kelancaran rantai pasok.

Adapun keterlambatan produktifitas di JICT sebagai dampak dari peralihan tenaga outsourcing operator peralatan bongkar muat jenis Rubber Tyred Gantry Crane (RTGCC) dari PT. Emco Logistic menjadi PT. Multi Tally Indonesia (MTI).

BACA JUGA: Menhub: Tanjung Priok Harus jadi Pelabuhan Percontohan

Menurut Carmelita, sebelum dilakukan peralihan operator alat berat, JICT semestinya melakukan persiapan matang baik dari sisi SDM bongkar muat yang mumpuni, maupun persiapan teknis lainnya.

Persiapan itu misalnya, pengalihan operator alat bongkar muat kepada operator baru dilakukan bertahap dan melibatkan operator dengan SDM yang berpengalaman.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perhubungan ini juga mempertanyakan peralihan operator bongkar muat di JICT yang dilakukan pada saat hari kerja atau pada saat arus barang cukup tinggi.

"Jika peralihan operator di JICT dilakukan secara bertahap dengan SDM berpengalaman dan dilakukan pada saat arus barang tidak terlalu tinggi, tentunya keterlambatan pelayanan di JICT akan dapat dihindari," serunya.

Karena itu Carmelita berharap perbaikan produktifitas di JICT dapat dilakukan secepatnya untuk menghindari kondisi yang lebih buruk.

Perbaikan produktifitas juga perlu secepatnya dilakukan di JICT, mengingat PT Indonesia Port Corporation (IPC) selaku operator Pelabuhan Tanjung Priok dan Kementerian Perhubungan tengah berupaya mendatangkan pelayaran internasional untuk melakukan pelayaran melalui Tanjung Priok.(chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... SP JICT Pertanyakan Kesiapan MTI Mengoperasikan RTGC


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler