AS akan 'Pragmatis untuk Isu Iklim'

Jumat, 03 April 2009 – 09:29 WIB
EARTH HOUR - Suasana sudut kota New York saat program pemadaman listrik selama satu jam dalam rangka kampanye Earth Hour, Sabtu (28/3) pekan lalu, sebagai bagian dari himbauan global untuk beraksi mengatasi perubahan iklim. Foto: AFP.
BONN - Amerika Serikat (AS) harus menyeimbangkan antara (kemampuan) sains, dengan apa yang secara politis dan teknologi dapat dicapai, dalam isu perubahan iklimDemikian dikatakan oleh pimpinan negosiator AS, Jonathan Pershing, yang berbicara dalam pertemuan PBB di Bonn, Kamis (2/4) waktu setempat, seperti dikutip BBC, Jumat (3/4) pagi.

Pershing mengatakan bahwa AS tak bisa menjanjikan apa yang tidak bisa mereka lakukan menjelang 2020

BACA JUGA: Didakwa 29.000 Kali, Mantan Nazi Minta Diselamatkan

Seperti diketahui, negara-negara miskin pernah mengatakan bahwa dengan perkembangan sains terkini, negara-negara kaya mustinya bisa menurunkan emisi hingga 40 persen di level 1990, menjelang tahun 2020
Dalam hal ini, rencana Presiden AS Barack Obama yang hanya berniat menstabilkan gas rumah kaca di level 1990 menjelang 2020 dipandang tidak terlalu berambisi.

Pershing, Kepala Delegasi AS ini, sebelumnya telah bertahun-tahun mempromosikan energi bersih untuk Lembaga Energi Internasional atau International Energy Agency, dan bekerja di WRI (World Resource Institution) - lembaga think-thank-nya pemerintah AS.

Pershing sendiri mengatakan bahwa sejak jauh hari ia sudah sangat khawatir kalau bumi telah terlanjur memasuki era perubahan iklim yang berbahaya

BACA JUGA: Abdullah Badawi Resmi Mundur

Namun, ia pun mengatakan bahwa AS sendiri tidak bisa berjanji untuk 2020, jika itu tak akan bisa ditepati.

"Bukan soal target waktunya pada 2020 yang penting - yang jadi masalah adalah apakah sains (hingga masa itu) dapat mengatasi masalah emisi secara kumulatif," katanya.

"Presiden juga sudah mengumumkan rencananya untuk dapat mencapai 80 persen pengurangan (emisi) menjelang 2050," tambahnya.

"Jelas, bahwa semakin sedikit yang kita lakukan dalam jangka pendek, maka akan semakin banyak yang perlu kita harus perbuat dalam jangka panjang
Namun, jika kita memasang target yang tak mungkin dicapai secara teknis, atau kita tak bisa mencapainya secara politis, maka kita akan berada pada posisi yang sama saja denga sekarang, saat di mana dunia memandang kepada kita dan kita berada di luar kelompok," jelas Pershing pula.

"Kami (AS) ingin berada di dalam kelompok, ingin menjadi pragmatis

BACA JUGA: Korut Dilaporkan Mulai Isi Bahan Bakar Roketnya

Kami ingin berpatokan pada kemampuan sainsDan (memang) ada satu celah jendela kecil di sanaKami berharap menemukannya," tukasnya.

Sekadar catatan, ini merupakan perubahan yang lumayan radikal, dalam hal nada maupun isi kebijakan AS soal perubahan iklimDi mana jika merujuk pada pemerintahan Bush yang lalu, AS hanya menggarisbawahi bahwa emisi akan terus berkembang hingga 2025(ito/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Draf Bocor, Prancis-Jerman Ancam Walkout dari KTT G-20


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler