Pershing mengatakan bahwa AS tak bisa menjanjikan apa yang tidak bisa mereka lakukan menjelang 2020
BACA JUGA: Didakwa 29.000 Kali, Mantan Nazi Minta Diselamatkan
Seperti diketahui, negara-negara miskin pernah mengatakan bahwa dengan perkembangan sains terkini, negara-negara kaya mustinya bisa menurunkan emisi hingga 40 persen di level 1990, menjelang tahun 2020Pershing, Kepala Delegasi AS ini, sebelumnya telah bertahun-tahun mempromosikan energi bersih untuk Lembaga Energi Internasional atau International Energy Agency, dan bekerja di WRI (World Resource Institution) - lembaga think-thank-nya pemerintah AS.
Pershing sendiri mengatakan bahwa sejak jauh hari ia sudah sangat khawatir kalau bumi telah terlanjur memasuki era perubahan iklim yang berbahaya
BACA JUGA: Abdullah Badawi Resmi Mundur
Namun, ia pun mengatakan bahwa AS sendiri tidak bisa berjanji untuk 2020, jika itu tak akan bisa ditepati."Bukan soal target waktunya pada 2020 yang penting - yang jadi masalah adalah apakah sains (hingga masa itu) dapat mengatasi masalah emisi secara kumulatif," katanya.
"Presiden juga sudah mengumumkan rencananya untuk dapat mencapai 80 persen pengurangan (emisi) menjelang 2050," tambahnya.
"Jelas, bahwa semakin sedikit yang kita lakukan dalam jangka pendek, maka akan semakin banyak yang perlu kita harus perbuat dalam jangka panjang
"Kami (AS) ingin berada di dalam kelompok, ingin menjadi pragmatis
BACA JUGA: Korut Dilaporkan Mulai Isi Bahan Bakar Roketnya
Kami ingin berpatokan pada kemampuan sainsDan (memang) ada satu celah jendela kecil di sanaKami berharap menemukannya," tukasnya.Sekadar catatan, ini merupakan perubahan yang lumayan radikal, dalam hal nada maupun isi kebijakan AS soal perubahan iklimDi mana jika merujuk pada pemerintahan Bush yang lalu, AS hanya menggarisbawahi bahwa emisi akan terus berkembang hingga 2025(ito/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Draf Bocor, Prancis-Jerman Ancam Walkout dari KTT G-20
Redaktur : Tim Redaksi