AS Bantu Jakarta Atasi Polusi

Selasa, 26 Juli 2011 – 04:14 WIB

JAKARTA - Sebagai dampak tidak maksimalnya mengatasi persoalan polusi udara, Inisiasi Environmental Protection Agency (EPA) atau Badan Perlindungan Lingkungan Hidup Amerika Serikat menawarkan kerja sama penanganan lingkungan hidupAdapun program yang ditawarkan adalah program bernafas lega atau Breathe Easy Jakarta

BACA JUGA: Layanan KRL Tak Kunjung Membaik

Program tersebut diiringi dengan bantuan dana 450 ribu dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 4,14 miliar.

Selama ini, Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI merupakan instansi yang seharusnya mampu mewujudkan kondisi udara bersih di ibu kota
Melalui berbagai kajian, mencari solusi atas permasalahan tersebut

BACA JUGA: Bandara Soetta Bakal Tambah Satu Landasan Pacu

Pemberian bantuan oleh EPA merupakan wujud keprihatinan


Menurut Gubernur Fauzi Bowo, kesepakatan tersebut pada dasarnya sudah ada sejak 1,5 tahun lalu

BACA JUGA: Pengadilan Kuatkan Tukang Sampah Pemilik Sah

Pada bulan Juni 2011, Kementerian Lingkungan Hidup telah menandatangani memorandum of understanding (MoU) tentang Kerjasama Lingkungan Hidup antara RI dengan Pemerintah Amerika Serikat

“MoU ini kita tindak lanjut dengan mewujudkan program Breathe Easy Jakarta,” ujar dia usai bertemu dengan Asisten Administratif Kantor EPA Bidang Internasional dan Kesukuan Michelle J Depass di Balaikota DKI, Senin (25/7)

Ia mengungkap, stakeholder group meeting merumuskan program dan langkah yang akan ditempuh guna menurunkan polusi udara di Indonesia dan menciptakan udara bersih di JakartaTerdapat lima agenda, yakni partisipasi dan komitmen stakeholder, pelatihan dan evaluasi persediaan emisi, pemantauan kualitas udara dan pengembangan quality modeling, serta pelatihan penilaian manfaat kesehatanKesemua agenda dilaksanakan dalam kurun waktu lima tahun.

Kini tengah dilaksanakan kegiatan review pemantauan kualitas udara dan membangun partisipasi stakeholder dalam peningkatan kualitas udaraMenurut Fauzi, salah satu upaya menurunkan pencemaran udara di DKI Jakarta secara dua dekade terus menerus, yaitu pemanfaatan bahan dan bakar gas (BBG) untuk transportasi sejak tahun 1987.

Juga terkait dengan penghapusan bensin bertimbel (2001), pengembangan angkutan umum massal melalui Bus Rapid Transit atau busway (2004), penetapan Perda Nomor 2 Tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara yang merupakan cikal bakal pengelolaan kualitas udara.

Asisten Administratif Kantor EPA Bidang Internasional dan Kesukuan Amerika Serikat Michelle J Depass mengatakan, EPA menyediakan bantuan teknis peningkatan kualitas lingkungan hidup dan kesehatan di Jakarta“Karena kota megapolitan seperti Jakarta memberikan banyak kesempatan kepada kami untuk mengeksplorasi masalah dan memikirkan jalan keluarnya, untuk menciptakan perlindungan lingkungan dan kesehatan yang optimal,” kata dia.

Bagi EPA, Jakarta merupakan kota strategis untuk mereplikasi program serupa di tempat dan daerah lainKarena Jakarta memiliki tata pemerintahan yang telah siap untuk melakukan pengelolaan kualitas udara, kebijakan yang dikembangkan di Jakarta sering dicontoh oleh kota-kota atau daerah lain, sekaligus kebijakan DKI Jakarta sering menginspirasi kebijakan nasionalSerta dengan segala peluangnya, DKI Jakarta akan mampu menjadi model untuk peningkatan kualitas udara di Asia Tenggara.

Menanggapi hal itu, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Sayogo Hendrosubroto menyambut baik kerja sama penanganan polusi udara tersebutSebab selama ini kualitas udara belum ditangani secara maksimalTerbukti Jakarta pada tahun ini tidak dapat Piala Adipura“Mungkin kajian-kajian EPA ini bisa menjadi referensi untuk mengatasi polusi udara di Jakarta ke depanNamun perlu diingat, latar belakang budaya masyarakat Jakarta dan tingkat disiplinnya berbeda dengan warga Amerika,” tukasnya(rul)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Khawatir Uang Melayang, Nasabah Serbu ATM


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler