AS dan Iran Kompak Mengecam Operasi Militer Turki di Syria

Selasa, 23 Januari 2018 – 10:43 WIB
Tank Turki di wilayah Syria. Foto: AP

jpnn.com, HASSA - Aksi militer Turki di Provinsi Afrin masih berlanjut. Pada hari ketiga Operasi Ranting Zaitun, Senin (22/1), bentrokan antara Turki dan YPG (Yekineyen Parastina Gel) kian sengit.

Militer Turki mengklaim berhasil menduduki tujuh desa di provinsi yang dikuasai Kurdi tersebut. Tapi, YPG lantas sukses merebut kembali dua desa.

BACA JUGA: Tak Ada Lagi Tempat Aman, Semua Mengarah ke Kematian

YPG, yang oleh Turki dianggap sebagai kelompok teroris, kembali menghujani perbatasan dengan roket kemarin. Kota Kilis dan Reyhanli menjadi dua target utama.

Kelompok paramiliter Kurdi yang menjadi mitra Amerika Serikat (AS) dalam mengamankan perbatasan Turki dan Syria itu bertekad untuk membalas setiap serangan yang dilancarkan ke Afrin.

BACA JUGA: Operasi Ranting Zaitun, Awal Perang AS Vs Turki?

Associated Press melaporkan bahwa delapan tank dan lima kendaraan lapis baja Turki telah memasuki Syria. Saat ini ada sekitar 25.000 personel oposisi bersenjata Syria yang terlibat dalam aksi militer Turki di Afrin.

Sementara itu, jumlah tentara Turki yang dikerahkan dalam operasi besar-besaran tersebut diduga jauh lebih banyak. Kendati demikian, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengaku tidak akan segan mengerahkan lebih banyak personel ke Afrin. 

BACA JUGA: Perang Amerika Serikat Vs Turki di Depan Mata

’’Kami akan mengalahkan musuh dengan sangat cepat,’’ sumbarnya sebagaimana dilansir Reuters. Dia yakin YPG segera menyerah.

Dari Washington, pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengimbau Turki untuk menahan diri. Iran dan Mesir yang bersekutu dengan Presiden Syria Bashar Al Assad langsung mengecam ofensif Turki. 

Sedangkan Prancis mengajak Dewan Keamanan (DK) PBB membahas konflik tersebut dalam sidang darurat. (hep/c19/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ngebet Sikat Kurdi, Erdogan Gandeng Pemberontak Syria


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler