AS dan Jepang Latihan Gabungan, Tiongkok Sewot

Kamis, 17 Agustus 2017 – 06:56 WIB
Latihan gabungan AS dan Jepang di Takashima. Foto: China Daily

jpnn.com, TOKYO - Pesawat tempur milik Amerika Serikat (AS) dan Jepang bermanuver beberapa kali di wilayah barat daya Semenanjung Korea, Rabu (16/8). Dua negara yang bersekutu itu tengah menggelar latihan gabungan.

AS meluncurkan dua pesawat pengebom B-1B yang diterbangkan langsung dari Andersen Air Force Base di Guam. Sedangkan Jepang menggunakan dua pesawat jet tempur F-15.

BACA JUGA: Begini Cara Korsel Memempersiapkan Warganya Menghadapi Serangan Korut

Pemerintah Jepang menampik tudingan bahwa latihan itu merupakan unjuk kekuatan dan berkaitan dengan ancaman serangan Korea Utara (Korut) ke Guam beberapa hari lalu.

Jika Korut menembakkan misil, beberapa prefektur di Jepang akan dilewati. Menurut juru bicara kementerian ketahanan Jepang, itu hanya bagian dari latihan gabungan selama 19 hari yang diberi nama Northern Viper 2017.

BACA JUGA: Warga Guam Mulai Resah, Salahkan Gaya Sok Jagoan Trump

Latihan tersebut dimulai pada Kamis (10/8). Total ada 1.300 pasukan militer Jepang atau Ground Self-Defence Force (GSDF) dan 2 ribu Marinir AS yang terlibat.

”Latihan ini tidak ditujukan untuk negara atau wilayah tertentu,” tegas juru bicara tersebut.

BACA JUGA: AS Remehkan Ancaman Korut

Meski begitu, latihan kemarin cukup mencuri perhatian. Sebab, AS menggunakan pesawat pengebom yang didesain untuk meluncurkan bom nuklir.

Di darat, GSDF dan marinir AS menggelar latihan menembakkan artileri sungguhan di prefektur Hokkaido. Itu adalah kali pertama pasukan AS berlatih di prefektur terbesar di Jepang tersebut.

Biasanya, Korut selalu menganggap latihan militer AS dengan Jepang maupun Korsel sebagai ancaman. Negara yang dipimpin Kim Jong-un itu kerap berpikir bahwa latihan tersebut merupakan persiapan untuk menginvasi Pyongyang.

Sejauh ini, belum ada tanggapan dari Korut terkait latihan gabungan itu. Namun, bukan berarti Kim tak akan berulah lagi. Selasa (15/8) dia menegaskan menunda peluncuran empat misil ke Guam dan menunggu sikap AS. Bisa jadi, latihan serangan darat dan udara yang digelar Jepang-AS itu dianggap sebagai provokasi.

”Latihan terbang dengan Jepang ini untuk menunjukkan solidaritas dan tekad yang kami bagi dengan para sekutu kami untuk menjaga perdamaian dan keamanan di Indo-Asia-Pasifik,” bunyi pernyataan dari angkatan udara AS.

Tiongkok yang merupakan sekutu utama Korut tidak senang dengan latihan gabungan yang dianggap membuat situasi tetap memanas tersebut. Terlebih, lokasi latihan itu dekat dengan Pulau Senkaku alias Diayou yang menjadi rebutan Jepang dan Tiongkok.

Kemarin, Kementerian Pertahanan Tiongkok menegaskan bahwa pejabat militer senior mereka bertemu dengan Pemimpin Kepala Staf Gabungan AS Joseph Dunford. Pertemuan itu dilakukan untuk menegaskan sikap Tiongkok dalam menjaga stabilitas dan keamanan.

”Masalah nuklir Korut harus diselesaikan secara politik melalui dialog,” ujar Komandan Northern Theatre Command Tiongkok Song Puxuan seperti dilansir Kementerian Pertahanan.

Komando itu bertanggung jawab untuk wilayah utara Tiongkok, termasuk yang berbatasan dengan Korut.

Sehari sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson menegaskan bahwa negeri Paman Sam tetap menawarkan opsi untuk berunding. Namun, semua keputusan berada di tangan Kim.

Sebab, AS memberikan syarat sebelum dialog berlangsung. Yaitu, menghentikan program nuklir. ”Korut tahu dengan pasti apa yang harus mereka lakukan,” tegas Tillerson seperti diungkapkan juru bicaranya, Heather Nauert. (Reuters/AFP/sha/c21/any)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Good News, Angka Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Atas AS dan Singapura


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler