jpnn.com - Melalui kantor beritanya, KCNA, pemimpin Korut Kim Jong-un boleh berkoar-koar akan menyerang Guam, wilayah AS yang berada di kawasan Pasifik. Tapi, AS yakin serangan tersebut hanya gertak sambal.
Setidaknya itulah yang diungkapkan Menlu AS Rex Tillerson yang mendadak mampir ke Guam setelah mengunjungi Malaysia kemarin (9/8).
BACA JUGA: Trump Galak di Twitter, Tapi Takut Bertemu Media
’’Semua orang bisa tidur tenang nanti malam,’’ katanya.
Soal pernyataan Presiden AS Donald Trump yang dianggap terlalu kasar dan bisa memprovokasi Korut, Tillerson berdalih bahwa kata-kata vulgar itu dipilih karena menyesuaikan gaya Jong-un.
BACA JUGA: 16 Negara Masuk Nominasi Tim Kuat WSDC 2017, Korea Tantang AS, Indonesia?
”Karena sepertinya dia (Jong-un) tidak memahami bahasa diplomatik,” lanjutnya.
Hal senada diungkapkan Gubernur Guam Eddie Calvo. Dia meminta penduduknya untuk tenang dan menikmati kehidupan di Guam seperti biasanya. Calvo yakin AS bakal melindungi Guam. Sebab, pulau seluas 541 kilometer persegi itu juga merupakan wilayah AS meski tidak termasuk menjadi negara bagian.
BACA JUGA: Ngeri! Korut: Amerika Akan Membayar Ribuan Kali Lipat
Keyakinan serupa diungkapkan penasihat keamanan Guam George Charfauros. Dia menegaskan, peluang serangan Korut benar-benar sampai di Guam hanya 0,000001 persen.
Sabtu (5/8) DK PBB menyepakati paket sanksi ekonomi untuk Korut karena berkali-kali melakukan uji coba misil meski mendapat peringatan dari negara-negara di sekitarnya.
Resolusi itu direspons Jong-un dengan ancaman serangan ke AS. Selasa (8/8) Trump lantas bereaksi dan menyebut akan menghadapi Korut dengan fire and fury alias kemarahan luar biasa.
Pyongyang kembali terpicu. Kemarin (9/8) mereka mengklaim akan meluncurkan senjata misil jarak menengahnya, Hwasong-12, ke Guam. Pulau yang masuk teritorial AS tersebut menjadi lokasi dua pangkalan militer AS. Yaitu, Andersen Air Force Base dan Naval Base Guam.
”AS harus ingat, jika ada tanda-tanda AS memulai perang, pasukan militer DPRK akan menjadikan AS sebagai pertunjukan perang nuklir,” bunyi pernyataan yang dilansir KCNA.
Beberapa analis menyatakan, dua negara mungkin bakal menahan diri. Korut harus berpikir dua kali jika menyerang AS. Sebab, jika dibalas habis-habisan, mereka bakal hancur.
Di lain pihak, Washington juga bakal berupaya agar ancaman Korut tidak menjadi kenyataan. Sebab, tidak ada yang tahu sampai di mana sebenarnya kemampuan misil dan nuklir Pyongyang. Yang jelas, daya jangkau Hwasong-12 itu memang bisa sampai ke Guam.
Sementara itu, dua pemimpin negara perang berkomentar, tidak ada kepanikan di Guam setelah ancaman dari Korut. Penduduk tetap melakukan kegiatan seperti biasa. Meski begitu, sebagian di antara mereka tetap waswas.
”Saya harus memastikan barang-barang untuk situasi darurat sudah siap jika saja Departemen Keamanan Dalam Negeri AS menyatakan kami harus bersiap (diserang Korut). Saya memonitor situasi,” ujar Chuck Hambley, salah seorang penduduk. (Reuters/CNN/Aljazeera/USAtoday/sha/c6/any)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tebak, Mengapa Trump Diam saat Masjid di Minnesota Dibom
Redaktur & Reporter : Adil