AS ke Final, Brasil Bersiap

BLOEMFONTEIN - Hasil mengejutkan muncul dari pertandingan semifinal pertama Piala Konfederasi 2009 di Afrika Selatan (Afsel)Bermain Rabu (24/6) malam waktu setempat, atau Kamis (25/6) dinihari, Spanyol yang di penyisihan grup meraih nilai sempurna (9) dan malah tak kebobolan, harus menyerah dari lawannya, Amerika Serikat (AS), yang notabene 'hanyalah' runner-up grup B

BACA JUGA: Kritik Rekannya, Buffon Harapkan Regenerasi Italia

Tak tanggung-tanggung, skornya cukup telak, 2-0 untuk AS.

Bintang AS dalam pertandingan semalam itu cukup banyakTiga di antaranya adalah Jozy Altidore dan Clint Dempsey (kedua pencetak gol), serta kiper Tim Howard

BACA JUGA: Formula 1 Diambang Perpecahan

Namun secara resmi, yang terpilih sebagai Man of The Match adalah Dempsey.

Bagaimana dengan Spanyol? Meski sudah berusaha keras dan membuka cukup banyak peluang, termasuk lewat upaya Fernando Torres dan David Villa (dua pemain yang kini masih di puncak daftar pencetak gol terbanyak, Red), 'keberuntungan' tetap tak menjadi milik merekaTim Matador harus rela keluar lapangan dengan perasaan kecewa, serta kini hanya bisa berharap meraih gelar peringkat III.

Sementara itu, partai semifinal lain pun siap digelar Kamis (25/6) malam ini, atau Jumat (26/6) dinihari WIB

BACA JUGA: Yunus Alamsyah Lawan Lu Yin Asal China

Favorit lain, Brasil, kali ini akan menghadapi tuan rumah AfselJelas tidak mudah bagi Selecao (julukan Brasil, Red), karena selain harus menghadapi tuan rumah dengan segala dukungannya, sejumlah faktor teknis pendukung juga dimiliki Afsel.

Pertama, pelatih Afsel adalah Joel Santana, mantan pemain liga domestik Brasil yang meski tak pernah memperkuat timnas namun cukup dikenal sebagai pelatihBahkan pelatih Brasil saat ini, Carlos Dunga, pun pernah berada di bawah kepelatihan Santana"Dia tahu apa yang dikerjakannya," puji Dunga, mengomentari hasil kerja Santana di Afsel saat ini, seperti ditulis AFP dan dikutip FIFA.com.

"Selalu sulit menghadapi tim tuan rumah, (sebab) mereka akan termotivasi secara khusus, yang akan menambah dukungan emosional," ujar Dunga"Afsel terus membaik dari pertandingan ke pertandingantapi kami siap untuk (menghadapi) tantangan itu," tambahnya.

Sementara sebaliknya, Santana sendiri tak mau sesumbar duluan"Mustahil datang ke lapangan dan bertahan selama 90 menit melawan BrasilKami akan menghadirkan permainan (menyerang) kepada merekaKami mungkin saja kalah, tapi kami lebih baik kalah sambil memainkan sepakbola menyerang," komentarnya pula, sembari memberi ancar-ancar rencananya.

Faktor kedua adalah, Afsel sendiri memiliki gaya permainan yang khas dan lumayan cepat, serta bisa menjadi ancaman bagi siapa sajaTambahan pula, mereka punya sejumlah bintang - serta calon bintang - berkemampuan tinggiSalah satunya adalah Siboniso Gaxa.

"Aku punya firasat kuat bahwa kami akan bermain bagus melawan BrasilKami harus menetralisir gaya permainan dan pemain-pemain berbahaya mereka," ucap Gaxa berkomentar.

Akan halnya faktor dukungan, selain suporter Afsel yang bakal memenuhi Stadion Ellis Park di Johannesburg dalam pertandingan ini, tokoh kharismatik Nelson Mandela pun bahkan sudah memberikan tambahan semangat, dengan menjumpai langsung tim Bafana-bafana, Rabu (24/6), di atas kursi rodanya.

"Itu adalah momen spesial, bertemu dengan beliau (Mandela)Beliau mendoakan kami agar suksesKehadiran dan ketenangannya luar biasaIni yang harus kami bawa ke pertandingan nantiSebagai pemain, anda bisa gugup menghadapi pertandingan seperti ini, namun ketenangan beliau akan banyak membantu," tutur kapten Afsel, Aaron Mokoena pula, seusai pertemuan itu.

Jadi, siapakah yang akan menjadi lawan AS di final? Tinggal kurang dari sehari lagi waktu untuk memastikannya(ito/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Spanyol Permalukan Azerbaijan 6-0