AS Nyaris Perang Total dengan Iran, Untung Donald Trump Galau

Sabtu, 22 Juni 2019 – 14:43 WIB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandatangani proposal anggaran pemerintah federal yang menandai berakhirnya shutdown. Foto: EPA

jpnn.com, WASHINGTON - Presiden AS Donald Trump galau. The New York Times melaporkan bahwa dia memberikan perintah untuk menyerang Iran Kamis malam (20/6). Dia ingin membalas. Sebab, Iran menembak jatuh drone (pesawat pengintai tanpa awak) Global Hawk milik AS pagi harinya.

Namun, setelah berdiskusi panjang dengan para penasihat keamanannya, keputusan untuk menyerang Iran itu akhirnya dibatalkan.

BACA JUGA: Inilah Kontestan 16 Besar Piala Dunia Wantia 2019

"Pesawat sudah di udara dan kapal-kapal sudah di posisi. Tapi, tidak ada misil yang ditembakkan ketika ada perintah untuk mundur." Demikian bunyi laporan The New York Times yang mengutip salah seorang pejabat senior AS.

BACA JUGA: Donald Trump: Iran Pelakunya!

BACA JUGA: Israel Abadikan Nama Trump di Pemukiman Ilegal

Target serangannya, antara lain, radar dan sistem pertahanan udara milik Iran. Rencananya balasan itu dilakukan sebelum subuh kemarin, Jumat (21/6) untuk meminimalkan korban jiwa, baik dari kalangan militer maupun sipil.

Trump membatalkan perintah itu setelah salah seorang petinggi Pentagon memperingatkan bahwa serangan bakal mengakibatkan meningkatnya ketegangan. Risiko keamanan pasukan AS yang ditempatkan di wilayah Timur Tengah bakal meningkat.

BACA JUGA: Lihat Gol Pertama Thailand di Piala Dunia Wanita 2019, Mengharukan

Associated Press melaporkan hal serupa dengan detail berbeda. Versi AP, justru Pentagon yang memberikan saran untuk menyerang balik. Namun, Trump menolak setelah rapat dengan para petinggi kongres dan penasihat keamanan.

"AS tak punya keinginan untuk perang dengan Iran," ujar Kepala House of Representatives Nancy Pelosi yang tak mendukung serangan balik.

Sikap Trump juga terus berubah. Saat kali pertama mendengar Iran menembak jatuh pesawat pengintainya, dia berang. Menurut dia, Iran sudah membuat kesalahan besar.

Namun, setelah rapat, dia melunak. Pertempuran dengan Iran memang bukan opsi yang menguntungkan bagi AS. Sebab, itu bisa meningkatkan harga minyak mentah dunia.

"Saya sulit memercayai bahwa (serangan) itu disengaja," ujar presiden ke-45 AS itu. Sikap dia tersebut membuat publik sulit menebak langkah apa yang akan diambil Gedung Putih selanjutnya. Belum diketahui juga apakah pembatalan serangan itu bersifat sementara atau selamanya.

Meski tak lagi menyerang, AS tetap bersikukuh bahwa Iran sengaja menembak jatuh Global Hawk yang tengah berada di perairan internasional. Saat itu posisi pesawat tersebut 34 kilometer dari wilayah Iran.

Washington tak ingin kejadian serupa terulang dan menimbulkan korban jiwa. Administrasi Penerbangan Federal (FAA) AS Kamis malam melarang maskapai asal AS terbang di atas Teluk Persia dan Teluk Oman yang berada di dekat Iran sampai ada pemberitahuan selanjutnya.

Wakil Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyatakan bahwa Iran tak ingin terjadi perang dan konflik di Teluk Persia. Namun, mereka juga tidak akan diam saja. "Republik Islam Iran tidak akan ragu sedetik pun untuk membela wilayahnya dari semua agresi," tegas Araghchi seperti dikutip Agence France-Presse. (sha/c10/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Perang Dagang Lagi, India Naikkan Tarif Produk AS


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler