WASHINGTON - Krisis politik yang belum kunjung berhenti menerpa Syria membuat pemerintah Amerika Serikat (AS) bersikap tegasKemarin (24/10), Washington menyatakan telah menarik pulang Duta Besar AS untuk Syria Robert Ford
BACA JUGA: Gempa Turki Tewaskan 1.000 Orang
Kebijakan itu ditempuh setelah AS menerima ancaman serius terkait keselamatan diplomat-diplomatnya di SyriaKarena alasan keamanan itu, Ford meninggalkan Syria akhir pekan lalu
BACA JUGA: Banjir Landa Myanmar, 100 Orang Tewas
"Kami menerima ancaman serius yang kredibel tentang keselamatan seluruh staf dan diplomat AS di SyriaBACA JUGA: Obama Tarik Semua Tentara AS dari Iraq Akhir Tahun Ini
Apalagi, rezim Presiden Bashar al-Assad dinilai sudah tak mampu lagi melindungi keselamatan warga asing di Syria.Menurut Toner, ancaman terhadap Ford bukan baru sekali ini dilontarkanSebelumnya, diplomat 53 tahun itu juga menjadi target serangan dan intimidasi kelompok pro-pemerintahPasalnya, Washington berkali-kali mendesak agar Assad mundur dari kursi presiden
Suara yang sama dengan oposisi itu membuat massa pro-Assad menganggap Ford sebagai musuh"Kami berharap rezim Syria (Assad) segera mengakhiri aksi tak menyenangkan terhadap Dubes Ford," kata Toner
Dia juga menambahkan, tanpa jaminan keamanan, Ford tidak akan kembali ke SyriaUntuk sementara, tugas-tugas dubes diambil alih oleh para staf senior kedutaanSejauh ini ancaman-ancaman keamanan hanya ditujukan pada Ford yang merupakan pucuk pimpinan kedubes AS di Syria
Hingga kemarin Washington tetap mengoperasikan kedubesnya di Kota DamaskusMenurut Toner, pemerintah AS tidak akan menutup kedutaanApalagi, selama ini hanya Ford yang menjadi target serangan"Tetapi, kami akan terus pantau perkembangan di lapangan," ucapnya
Dia menjamin pemerintah AS tak akan mengusir duta besar Syria di Washington sebagai tindakan balasanFord merupakan diplomat AS pertama yang bertugas di Syria sejak 2005Sebelumnya, mantan Presiden George WBush menarik seluruh diplomat AS di Damaskus karena menganggap pemerintah negara tersebut terlibat dalam aksi bom Valentine yang menewaskan Perdana Menteri (PM) Lebanon Rafik Hariri
Sebagai mantan dubes AS untuk Aljazair, Ford tercatat sebagai diplomat paling senior yang paling mengetahui seluk beluk tentang SyriaSaat krisis bergolak di Syria, Ford sempat melontarkan kritik pedas terhadap rezim Assad
Pada Juli lalu, dia juga melawat ke Kota Hama yang menjadi basis perlawanan massa antipemerintah serta ajang represi militer terhadap oposisi dan warga sipilBahkan, dia juga berkunjung ke wilayah selatan Provinsi Daraa meski pemerintahan Assad melarang diplomat Barat menginjakkan kaki di sanaSejak saat itu, Ford terus menerima ancaman pembunuhan(AP/RTR/hep/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ramal Umur Chavez, Dokter Menghilang
Redaktur : Tim Redaksi